Seminar Nasional Advokasi Pertanian Faperta Unwahas Hadirkan Wagub Jateng

oleh -
oleh
Wakil Gubernur Jawa Tengah, H. Taj Yasin Maimoen saat menerima cinderamata dari BEM Faperta Unwahas seusai seminar (foto: dok)

Semarang | SOROTINDONESIA.COM , BEM Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) menghadirkan Wakil Gubernur Jawa Tengah, H. Taj Yasin Maimoen dalam Seminar Nasional Advokasi dan Jurnalistik bertema ‘Mewujudkan Pola Pikir Kritis Guna Membuat Perubahan yang Sistematis’ di Balaikota Semarang, Selasa (04/10/2022).

Gus Yasin, sapaan Wagub Jateng dalam kesempataj tersebut menuturkan, pertanian merupakan sektor strategis. Kestabilan harga maupun ketersediaan komoditas pertanian dipengaruhi banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Salah satu contoh faktor eksternal yang mempengaruhi adalah kondisi perang di suatu negara, seperti yang saat ini terjadi antara Rusia dan Ukraina.

“Salah satu ketahanan kita adalah ya pertanian, dan itu menjadi pondasi bagaimana kekuatan negara itu diuji,” tutur Gus Yasin.

Menurut Gus Yasin, Perang Rusia – Ukraina menimbulkan krisis pangan di negara-negara yang biasa mendapatkan pasokan komoditas pertanian, dari kedua negara yang berperang. Wagub pun menceritakan pengalamannya saat lawatan ke Jerman belum lama ini.

Ketua Dewan Kehormatan PMI Jawa Tengah ini mendapati masyarakat Jerman yang kesulitan mendapatkan bahan pangan, lantaran mereka tidak memberikan perhatian pada soal tanaman pertanian. Mereka berfokus pada peternakan.

“Setelah itu saya mengunjungi di beberapa negara Eropa. Ternyata dampaknya juga luar biasa. Selain harga minyak naik, bahan baku pokok makanan juga mereka berkurang. Utamanya ada di negara Jerman yang notabenenya negara Jerman ini, masyarakatnya untuk pertanian ndak dipikirkan,” ungkapnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, H. Taj Yasin Maimoen saat menerima cinderamata dari BEM Faperta Unwahas seusai seminar (foto: dok)

Gus Yasin pun mengajak para mahasiswa pertanian untuk terus membangun sektor pertanian di negeri sendiri. Pertanian tidak selalu identik dengan kebutuhan lahan yang luas, lanjutnya. Di pekarangan pun, bisa menjadi tempat bertani.

“Banyak lho saat ini yang berbisnis memulai pertanian-pertanian di lahan-lahan pekarangan. Dindingnya dibikin sap-sap an. Ada kubis, macam-macam. Itu juga bisa buat cadangan makanan untuk keluarga. Bahkan bukan hanya untuk cadangan makanan keluarga, tapi bisa juga menjadi income keluarga dan harganya ini lebih mahal (karena bebas dari pupuk dan pestisida kimia),” terangnya.

Gus Yasin pun meminta mahasiswa untuk berpikir kritis memecahkan berbagai persoalan pertanian. Misalnya, cara mensiasati agar tidak terjadi anjloknya harga pertanian saat panen raya dan membangun jejaring dengan stakeholder bidang pertanian.

Sementara, Ketua BEM Faperta Unwahas, Al Mahdi mengatakan potensi pertanian di Indonesia perlu mendapatkan perlindungan, utamanya dari pemerintah selaku pemangku kebijakan di suatu daerah atau negara.

“Potensi industri modern akan berjalan baik di Indonesia apabila pemerintah ikut andil dalam memberikan fasilitas pertanian modern, karena kekurangan dukungan dari pemerintah di sektor pertanian yang menjadikan warga atau petani malas mengolah lahannya dan lebih memilih bekerja yang instan,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya telah berusaha melakukan advokasi terhadap kasus struktural maupun individual dalam bidang pertanian, “Kita sering melakukan aksi pengawalan gugatan kasus bersama mahasiswa dari universitas se kota Semarang,” akunya.

Oleh karena itu, para pegiat BEM Faperta Unwahas juga ingin memberikan pengajaran kepada masyarakat luas bahwasanya advokasi dan jurnalistik di bidang pertanian itu sangat penting bagi perkembangan pertanian di Indonesia.

“Juga bertujuan untuk membangun jiwa jiwa nasionalis mahasiswa, pada khususnya mahasiswa pertanian supaya dapat membantu para petani lewat advokasi serta menyadarkan betapa pentingnya kepedulian kita terhadap permasalahan pertanian yang ada,” urainya.

“Inisiatif ini datang dari Departemen Sosial dan Advokasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian,” pungkasnya. (rq)

Comments

comments