Angkat UMKM, Direktur Lazada Indonesia Sebut Seller Online Meningkat 3 Kali Lipat

oleh -
oleh
Direktur Eksekutif Lazada Indonesia, Fery Kusnowo saat memaparkan program di hadapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam pembukan program Akselerasi Karya Rakyat (Akar) Digital Indonesia di Omah Pinter Petani, Desa Kandri, Gunungpati, Kota Semarang (rq)

Semarang | SOROTINDONESIA.COM , Direktur Eksekutif Lazada Indonesia, Fery Kusnowo mengatakan jumlah penjual online meningkat pesat di masa pandemi, namun belum bisa memenuhi kebutuhan pasar.

“Sedikit gambaran mengenai Jawa Tengah, dari data yang Lazada punya, jumlah seller di seluruh Indonesia selama masa pandemi itu naik 3 kali lipat,” kata Fery di hadapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memaparkan program Akselerasi Karya Rakyat (Akar) Digital Indonesia di Omah Pinter Petani, Desa Kandri, Gunungpati, Kota Semarang, Selasa (20/9/2022).

Program ‘Gerakan Akar Digital Indonesia Lazada untuk UMKM’ merupakan sebuah program kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Hetero Space dengan Lazada. Melalui program ini, sekitar 150 orang yang terdiri dari 100 pelaku UMKM dari desa di seluruh Jawa Tengah dan 50 pemuda penggerak ekonomi yang terpilih mengikuti bootcamp untuk mendapatkan bimbingan dan pelatihan tentang market online.

Fery melanjutkan, seller di Jawa Tengah yang bergerak untuk menjadi penjual online satu tahun terakhir naik 130 persen. Sejalan dengan hal tersebut penjualan online di Lazada juga naik pada kisaran 70 persen. Hanya saja orderan dari Jawa Tengah hanya 15 persen yang dipenuhi oleh seller dari Jawa Tengah, artinya 85 persen kebutuhan pasar dipenuhi oleh seller dari luar Jawa Tengah.

“Nah ini masih PR buat kita semua. Karena kebutuhannya belum bisa dipenuhi penjual di Jawa Tengah,” ucapnya.

Menurutnya, Lazada berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan mendukung penjual dari sektor UMKM, “Selain itu salahsatu yang kami pentingkan adalah bagaimana caranya pilar dari penjual online di Indonesia itu dari UMKM,” ujarnya.

Fery lantas mengungkapkan beberapa terobosan pasar online yang diinisiasi oleh Lazada, “Kami juga telah memberikan banyak sekali inovasi dan kepeloporan. Salah satunya mungkin kalau kita kenal dengan hari belanja online nasional yang biasa dilakukan tanggal 12 bulan 12. Itu dipelopori oleh Lazada 10 tahun yang lalu,” ungkapnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat membuka acara Bothcamp Gerakan Akar Digital Lazada untuk UMKM di Omah Pinter Petani, Kandri, Gunungpati, Semarang (rq)

Gerakan Akar Digital Indonesia Lazada untuk UMKM mendapat sambutan baik dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut Ganjar pelatihan tersebut menjadi cara untuk mengedukasi sehingga UMKM di Jawa Tengah dapat naik kelas.

“Ini cara kita mengedukasi mereka sehingga kalaulah UKM kita itu mau berkembang, jadi harus naik kelas. Tadi sudah disampaikan cara jualan online seperti apa, kredibilitas diuji, pemesan itu harus bisa mendapatkan pesanannya sesuai dengan yang diharapkan dengan waktu yang oke. Maka tadi terima kasih mereka sudah diajari memotret mereka, memfoto produknya diajari bagaimana onboard, bagaimana packaging, bagaimana memanage. Saya kira mereka perlu tahu. Itu yang paling penting,” kata Ganjar usai membuka acara bootcamp Gerakan Akar Digital Indonesia.

Ganjar menjelaskan, pelatihan-pelatihan kepada pelaku UMKM juga terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Koperasi dan UMKM. Ruang-ruang yang menjadi meeting point untun berbagi pengalaman dan belajar tentang digital marketing seperti Hetero Space juga telah disediakan. Tinggal kemauan dari pelaku UMKM untuk mengaksesnya.

“Harus berlatih terus. Kita punya Hetero Space punya Dinas Koperasi UMKM, mereka itu mendampingi dengan gaya kekinian mereka bisa chatting melalui medsos datang ketemu kopi darat, bisa bareng-bareng, dan kita keliling-keliling. Kita punya di Semarang, di Solo, sekarang lagi dibangun di Banyumas, dan nanti kita siapkan di Pantura agar itu menjadi meeting point mereka,” jelasnya.

Berdasarkan pengalaman yang didapat dari pertemuan-pertemuan dengan pelaku UMKM. Masalah pertama yang dihadapi para pelaku adalah product knowledge. Hal ini terkait apakah produk mereka bagus atau tidak. Menurut Ganjar itu membutuhkan penilaian yang adil dan objektif.

“Makanya tadi saya tes, menurutmu produkmu bagus apa enggak, ayo dinilai, harus fair. Apakah ini bagus, ini nggak bagus, harus berani ngomong, berani koreksi untuk bercermin,” ujar Ganjar yang sempat berdialog dengan peserta mengenai produk masing-masing.

Masalah berikutnya adalah permodalan. Untuk hal ini Pemprov telah mencoba membuka dan mempermudah akses permodalan bagi pelaku UMKM. Perbankan digandeng untuk dapat memberikan pinjaman dengan suku bunga rendah untuk menyelesaikan masalah ini. Termasuk menggandeng BAZNAS dan CSR untuk memberikan pelatihan dan akses modal.

“Terakhir, ini tidak boleh ditinggalkan, harus ada yang mendampingi. Kalau kemudian yang nggak ngerti ya didampingi. Kenapa produk saya nggak laku kan mereka ngerti, jangan-jangan ada yang kurang dari yang kalian punya. Inilah pendampingan yang musti diberikan,” katanya.

Untuk pengembangan digital marketing ini, Ganjar juga menggandeng anak-anak muda melalui Hetero Space. Anak-anak muda ini memiliki kreativitas dan dapat memberikan review produk dengan sangat bagus.

“Tadi juga ada masukan dari Lazada agar penjual atau pelaku UMKM memperhatikan betul produk yang dijual di marketplace. Jangan sampai pembeli atau konsumen kecewa ketika sudah menerima barang. Juga jangan sampai telat kirim. Inilah peran swata apalagi yang sudah memiliki pasar,” ungkapnya. (rq)

Comments

comments