LSM PMPR Indonesia Gandeng Mitratel dan LIPI untuk Pelatihan Pupuk Organik di Subang

oleh -

SUBANG – LSM PMPR Indonesia menggandeng Mitratel (PT Dayamitra Telekomunikasi) dengan dukungan dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) untuk menggelar pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan pestisida organik di Desa Bojongloa Kasomalang – Kab. Subang, pada hari Sabtu (12/8/2017).

Pelaksanaan pelatihan yang digulirkan ini berlangsung sampai dengan bulan Desember 2017. LSM PMPR Indonesia pada kegiatan kerjasamanya tersebut bertujuan menjalankan program edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Kegiatan ini disesuaikan dengan implementasi Program Nawacita Kementerian Pertanian RI (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BBPSDMP), yang memiliki 3 (tiga) poin besar, yakni Peningkatan Kemampuan Petani, Organisasi Petani dan Pola Hubungan Pemerintah, Pelibatan Perempuan Petani Pekerja, Penciptaan Daya tarik Pertanian bagi tenaga kerja muda.

Dijelaskan oleh Ketua Umum LSM PMPR Indonesia Rohimat Joker beserta Sekjen Fajar Budhi Wibowo, mengacu pada data survey dan investigasi serta fakta dilapangan di Desa Bojongloa Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat, disini memiliki nilai yang tinggi atas ketergantungan para petani pada penggunaan Pupuk dan Pestisida Kimia, kenyataan seperti itu mengakibatkan lahan produktif menjadi berkurang kesuburannya sehingga kualitas hasil pertanian mengalami penurunan.

“Maka dari itu perlu adanya solusi yang memiliki nilai ganda yang digulirkan, adapun solusi berupa program yang akan kami gulirkan adalah Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Pestisida Cair dan Mitratel menyalurkan bantuan sarana dan prasarana penunjang berupa seperangkat mesin produksi dan perlengkapan lainnya kepada masyarakat sebagai bentuk perhatian serius terhadap para petani, dengan harapan masyarakat dapat memanfaatkan program dan fasilitas yang diberikan dalam perguliran program ini,” urainya.

Diterangkan oleh Fajar, Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Pestisida Cair yang berbasis dari tanaman gulma dilaksanakan menggunakan Demplot dengan waktu 1 (satu) kali masa panen (lebih kurang 4 – 6 Bulan), yang berlokasi di Desa Bojongloa. Latar belakang dari program ini terkait dengan program pertanian di Indonesia yang telah diformulasi oleh Kementan dalam wujud “Empat Sukses Program Pembangunan Pertanian” yaitu Pencapaian Swasembada dan Swasembada berkelanjutan, Peningkatan Diversifikasi Pangan, Peningkatan Nilai Tambah Daya Saing dan Ekspor serta Peningkatan Kesejahteraan Petani Pertanian.

Baca Juga:  LSM PMPRI Bersama Pertamina Gelar FGD, Bahas Pencegahan Penyelewengan Dan Penyalahgunaan BBM Subsidi

Pengembangan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan herbal di lingkungan sekitar area pertanian. Ini merupakan aktivitas yang relevan dengan empat sukses program pembangunan pertanian diatas, terutama pada empat sukses yang pertama (swasembada berkelanjutan) dan empat sukses yang ke tiga (peningkatan nilai tambah dan daya saing ekspor) serta empat sukses yang ke empat ( peningkatan kesejahteraan petani).

Lebih jauh di terangkan lagi oleh Fajar, Undang-undang SP3K nomor 16 tahun 2006 juga mengamanahkan bahwa kegiatan penyuluhan harus memperhatikan kondisi lingkungan, agar lingkungan pertanian tetap terjaga, lestari dan semakin meningkat kualitasnya, setelah di hujani pupuk dan bahan kimia lainnya yang menyebabkan degradasi lahan.

Selanjutnya, LSM PMPR INDONESIA, yang merupakan komponen dari masyarakat di Indonesia juga merasa tertantang untuk memberi kontribusi demi tercapainya empat sukses program pertanian tersebut serta berusaha mengembangkan inovasi dalam memanfaatkan tumbuhan yang berdaya guna dalam mendukung pertanian Indonesia yang berkelanjutan (Sustainable Agriculture of Indonesia).

Oleh sebab itu, berdasarkan pemikiran tersebut LSM PMPR Indonesia mengajak Mitratel dan LIPI untuk melaksanakan Pelatihan Pertanian Berkelanjutan yang bertemakan Optimalisasi Pertanian Berbasis Sumber Daya Alam secara berkelanjutan, dengan sasaran para pengurus kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan penyuluh pertanian serta masyarakat yang berprofesi tani secara individu.

“Tujuan dilaksanakannya pelatihan pertanian berkelanjutan ini adalah petani dapat memiliki kesadaran pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pertanian, diharapkan juga para petani dapat memanfaatkan tumbuhan di lingkungan sekitar usaha taninya menjadi pupuk organik. Selain itu semoga petani mendapatkan nilai tambah yang lebih baik melalui peningkatan penghasilan tambahan, dan disisi lain agar para penyuluh pertanian yang ada dapat memiliki semangat untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan dan mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.

Baca Juga:  Terkait Tower Telekomunikasi Ilegal, DPRD Kota Cimahi Akan Panggil Pemkot Dan PT Bali Towerindo

Penekanan untuk mengembangkan pengetahuan juga dilakukan agar pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional diiringi dengan pengembangan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama secara tim dan kelompok kerja.

Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan ini diikuti oleh para pengurus kelompok tani, penyuluh pertanian, masyarakat tani dan pejabat desa serta tokoh masyarakat maupun tokoh pemuda setempat dengan total peserta berjumlah 30 Orang.

Peserta pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida cair dari LSM PMPR Indonesia

Para peserta selain mendapatkan pelatihan materi teoritis, mereka juga diberikan materi praktikum sampai ke pengaplikasian pada lahan percontohan (Demonstration Plot/Demplot).

Outcome atau hasil dari pelaksanaan kegiatan pelatihan ini adalah dapat menghasilkan Petani inovator sebanyak 1 orang yang bergerak dalam pengembangan pertanian berkelanjutan terutama dalam memanfaatkan gulma menjadi komoditas bernilai tambah, menghasilkan 5 orang petani yang terampil dalam pemanfaatan tumbuhan herbal menjadi pupuk organik cair dan pestisida organik dan menghasilkan 1 orang penyuluh yang aktif dalam pengembangan sistem pertanian berkelanjutan serta mendapat dukungan dari 2 tokoh masyarakat utama desa dalam pengembangan usaha tani berbasis pertanian berkelanjutan.

Adapun dampak positif yang diharapkan setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan ini adalah adanya peralihan petani di desa Bojongloa dari pelaksanaan usaha tani konvensional menuju usaha tani yang ramah lingkungan dan meningkatnya pendapatan petani melalui produksi pupuk organik cair dan pestisida organik serta diharapkan dapat berkurangnya ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.

Dalam kegiatan ini, LSM PMPR Indonesia dan Mitratel menggunakan instruktur atau tutor yang berkompeten dan berpengalaman dalam memaparkan materi yang disajikan sehingga mereka juga mampu menjadi motivator, katalisator dan dinamisator untuk masyarakat tani. (*)

LSM PMPR Indonesia di Pelatihan Pupuk Organik Bojongloa Kasomalang Kabupaten Subang

Comments

comments