CIMAHI – Komandan Sektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf T Bayu Wahyu Murwanto dan Kepala DLH Kota Cimahi Huzen Rachmadi bersama jajaran melaksanakan giat pengecekan ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) PT Aswindo Jaya Sentosa, perusahaan produk tekstil yang berlokasi di Jl. Cibaligo, Kota Cimahi, Jumat (10/3/2023).
Pengecekan ini dilaksanakan setelah malam sebelumnya dilakukan pemeriksaan di outfall yang menuju badan air buntut dari adanya informasi perusahaan tersebut diduga telah membuang limbah cairnya dengan kondisi tidak maksimal ke aliran Sungai Cibaligo, yakni berwarna kuning dan berbusa serta mengandung sludge.
Pantauan awak media, tim dari DLH Kota Cimahi mengambil sampel di sejumlah titik untuk diuji dan pemeriksaan kondisi IPAL.
Manajemen PT Aswindo, Aswin, dan staf manajemen Andi, pada kegiatan tersebut tampak mencermati pertanyaan dan arahan dari DLH Kota Cimahi dan Satgas Citarum Harum Sektor 21.
Usai pengecekan IPAL dari inlet hingga ke outlet, dilanjutkan kemudian dengan penyampaian hasil pemeriksaan dan penyerahan berita acara.
Dikonfirmasi terkait dengan informasi temuan dugaan pembuangan limbah dengan kondisi tidak maksimal oleh perusahaannya ke Sungai Cibaligo pada tanggal 8 Maret 2023, Andi mewakili perusahaan membenarkan adanya busa yang muncul di outfall IPAL yang menuju badan air.
“Kalau menurut saya, temuan dari warga di outfall kita ada busa, memang demikian. Kenyataannya seperti yang kita hadapi sekarang saat pemeriksaan air yang ada di outlet memang busa. Cuma yang disampaikan kepada masyarakat, itu busa yang timbul bisa akibat turbulensi yang seharusnya ada kajian secara teknis dan tidak hanya sepihak menyatakan ini salah. Begitupun kalau menyatakan ada lumpur, paling tidak sampel yang ditunjukan kepada saya itu ada lumpur juga,” kata Andi kepada awak media.
Namun demikian, Andi juga menghormati dan menerima hasil pemeriksaan hari ini yang dilaporkan oleh tim DLH Kota Cimahi.
“Ini tadi pihak instansi LH Cimahi menyebutkan memang ada TSS (Total Susppended Solid) atau sludge yang ikut. Disampaikan PT Aswindo untuk memperbaiki itu. Ya, kita akan terima semua konsekuensi yang disampaikan dari pihak LH Cimahi dan Sektor 21 Satgas Citarum yang memberikan waktu selama satu bulan untuk kita optimalkan. Mudah-mudahan tidak sampai satu bulan kita akan upayakan, dan kita akan saling kolaborasi dan koordinasi dengan pihak LH maupun Satgas Citarum untuk perbaikan semuanya,” terangnya.
IPAL PT Aswindo sendiri saat ini memiliki kapasitas 1500 m3 dengan menggunakan metode fisika kimia dan telah melakukan recycle air limbah untuk keperluan tertentu sebesar 30 persen.
Sedangkan Kepala DLH Kota Cimahi, Huzen Rachmadi, menjelaskan kepada awak media terkait kegiatan pengecekan dan hasil pemeriksaan IPAL PT Aswindo bahwa ada catatan-catatan yang harus dilaksanakan perusahaan tersebut.
“Kami hari ini hadir berkolaborasi dengan Satgas Citarum Sektor 21 terkait dengan adanya informasi yang menyatakan ada busa melimpah dari PT Aswindo yang mengandung lumpur limbah cair. Sehingga kami tindaklanjuti,” jelas Huzen Rachmadi megawali.
Dijelaskan bahwa pihaknya selain melakukan pemeriksaan IPAL, juga dokumen yang dimiliki PT Aswindo.
“Kami disini memeriksa dokumentasinya, dan berdasarkan dokumen yang ada, PT Aswindo ini memiliki UKL UPL. Kemudian kami sampaikan dari fakta lapangan terkait dengan pengolahan IPAL dari PT Aswindo ini, adalah menggunakan metode fisika kimia. Kami telah melakukan pengambilan sampel di titik oulet air limbah oleh UPT Laboratorium Lingkungan Hidup DLH Kota Cimahi dengan hasil pengukuran suhunya 29o C, sedangkan suhu udara disini 28o C, lalu pengukuran pH-nya 6,26 dan 6,27 sehingga masih kategori normal,” ungkapnya.
Kemudian Huzen Rachmadi menambahkan hasil pemeriksaan pihaknya di outlet titik buang menuju ke badan air pada malam sebelumnya.
“Kami juga sudah mengambil sampel air limbah di titik oulet Aswindo ini kemarin malam tanggal 9 Maret 2023 pukul 21.00 WIB, dan hasil pengukuran suhunya 31o C, sedangkan suhu normal di 25o C, pengukuran pH 6,58 dan 6,56. Artinya pH-nya aman,” tambahnya.
Catatan lainnya yang didapati oleh DLH Kota Cimahi dan dijelaskan oleh Huzen Rachmadi adalah masih ada sludge atau padatan yang terbawa ke saluran outlet, kemudian kondisi flow meter yang perlu distabilkan untuk penggunaannya, lalu pipa dari break tank yang masuk ke dalam kolam yang berisi ikan koi perlu ada pembenahan agar tidak terjadi penilaian lain. Kemudian bak lamella perlu dilakukan back wash karena banyak endapan di tube settler serta telah terjadi tumpukan sludge di saluran air limbah yang menuju ke inlet, proses, hingga ke outlet, juga perlu penambahan filter pada pipa sebelum outlet.
“Itu catatan-catatan yang harus dilakukan perbaikan segera untuk PT Aswindo ini dan kami berikan waktu satu bulan untuk menyelesaikannya. Konsekuensinya perusahaan ada bekerja dan berhenti kerja. Nah, di waktu berhenti itu dibersihkan semuanya dan kami wanti-wanti agar sludge-nya itu tidak mencemari sungai,” ujarnya.
Untuk proses pembenahan yang diarahkan oleh DLH Kota Cimahi ini, Huzen Rachmadi juga mengatakan bahwa pihaknya akan turut mendampingi dan melakukan monitoring.
“Tentunya kami nanti akan melakukan pendampingan, nanti diakhir bulan kami akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap PT Aswindo. Kami harap PT Aswindo ini bisa kooperatif dan bersinergi untuk membina lingkungan hidup di Kota Cimahi ini lebih baik,” tegasnya.
Namun ia juga memberikan penilaian positif kepada PT Aswindo yang telah melakukan sejumlah pembenahan di IPAL.
“Kami sudah melihat upaya oleh PT Aswindo ini terkait dengan pemasangan alat sentrifugal untuk mengeringkan sludge basah, pemasangan satu unit drying bed, menambah satu unit bak lamella, kemudian perbaikan tangki karbon filter, dan peningkatan unit-unit pada setiap proses IPAL,” bebernya.
Tidak ketinggalan, Huzen Rachmadi menyampaikan apresiasi terkait dengan kolaborasi selama ini dengan Sektor 21 Satgas Citarum Harum serta pelaku industri yang telah menjaga komitmennya untuk membangun lingkungan hidup di Kota Cimahi semakin baik.
“Kami juga ucapkan terimakasih kepada Dansektor 21 yang senantiasa membangun kolaborasi dan pelaku industri yang sudah kooperatif bersama-sama memperbaiki lingkungan hidup Kota Cimahi lebih baik,” pungkas Huzen Rachmadi.
Kesempatan yang sama, Dansektor 21 Satgas Citarum Harum Kolonel Inf T Bayu Wahyu Murwanto menyebut bahwa dalam program Citarum Harum ini harus mengedepankan pentahelix dan tidak menonjolkan ego sektoral, termasuk pada kegiatan pengecekan ke PT Aswindo.
“Kami tetap mengedepankan pentahelix pada kegiatan hari ini, kita berusaha mengecilkan ego sektoral. Kita tetap melakukan pembinaan sesuai regulasi yang ada, namun demikian kami ucapkan terimakasih kepada Kadis LH Kota Cimahi yang memang sudah berjalan bersama timnya dengan baik, dan terimakasih atas kerjasama PT Aswindo yang sudah memberikan data serta fakta apa adanya di lapangan,” ucapnya.
Ditambahkannya bahwa konsekuensi PT Aswindo Jaya Sentosa untuk pembenahan IPAL, harus dikawal bersama-sama.
“Konsekuensi-konsekuensi yang telah disampaikan oleh Kadis LH harus kita kawal bersama, agar PT Aswindo bisa melaksanakan tugas dalam usahanya dan tetap menjadikan ekonomi kerakyatan berjalan. Mudah-mudahan pembenahan selama satu bulan yang direkomendasikan bisa selesai secepatnya, sehingga bisa memberikan klarifikasi data yang valid terkait keberadaan kegiatan IPAL di Aswindo dan tidak merusak ekosistem dan lingkungan hidup.” tandas Kolonel Inf T Bayu Wahyu Murwanto.*