Pameran Foto Reformasi, Ganjar Kenang Selamatkan Wartawan Inggis Tertembak di Trisakti

oleh -
Pameran Foto Reformasi, Ganjar Kenang Selamatkan Wartawan Inggis Tertembak di Trisakti

JAKARTA – Puluhan aktivis 98 berkumpul di Graha Pena, Jakarta Pusat, Sabtu (13/5/2023). Bersama ratusan aktivis mahasiswa se Indonesia, mereka menggelar peringatan 25 tahun reformasi dengan pameran foto.

Sebanyak 250 foto yang menggambarkan aksi demonstrasi mahasiswa saat menggulingkan rezim orde baru dipamerkan di tempat itu. Foto-foto itu menggambarkan aksi heroik mahasiswa saat berhadapan dengan polisi dan tentara.

Tak hanya foto, ada juga sejumlah benda yang digunakan dalam aksi 98 itu. Diantaranya bom molotov, selongsong peluru yang diambil dari tempat kejadian serta helm dan tameng polisi.

Foto dan benda peninggalan aksi demonstrasi mahasiswa itu kembali mengingatkan puluhan aktivis 98 yang hadir di sana. Salah satunya adalah Ganjar Pranowo. Ganjar yang sedang beracara di Jakarta menyempatkan waktu menghadiri acara pameran foto peringatan 25 tahun reformasi itu.

“Foto-foto ini mengingatkan peristiwa 25 tahun silam. Dimana saat itu ada peristiwa tembak menembak, penculikan dan lainnya. Kejadian itu masih melekat di benak saya,” kata Ganjar.

Ada kejadian dramatis yang Ganjar alami sendiri. Saat peristiwa 98 itu, Ganjar berada di Jakarta. Saat ia hendak melayat di Trisakti, ternyata terjadi kerusuhan. Ada pembakaran di mana-mana.

“Saya ingat betul, jadi pagi menjelang siang saat ada kejadian penembakan itu, saya di Tanah Abang. Tadinya mau melayat di Trisakti, tidak tahunya ada peristiwa kebakaran di beberapa tempat. Flyover di depan Trisakti ditutup, ada teman-teman menghentikan mobil tangki, memasukkan kain ke dalamnya dan dibakar,” kenang calon presiden dari PDIP ini.

DPSP

Saat itu kenang Ganjar, ada seorang wartawan dari Inggris yang ingin memotret kejadian itu. Namun saat ia memotret, terjadi penembakan. Wartawan tersebut terkena tembakan tepat di depan Ganjar.

Baca Juga:  Kita Merah Putih, Semangat Dalam Komitmen Kebangsaan

“Dia terkena tembakan di depan saya, kemudian ambruk dan saya tangkap. Saya bawa ke Trisakti dan minta pertolongan. Baju saya penuh darah. Kejadian itu yang dramatis yang saya alami,” jelasnya.

Acara pameran foto 25 Tahun Reformasi dihadiri sejumlah aktivis 98. Diantaranya hadir Adian Napitupulu, Sofian, Nico Sitanggang, Ari Maulana, Arnold Tenu dan lainnya.

Tak hanya menggelar pameran foto, para aktivis 98 itu juga menggelar deklarasi. Mereka mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024.

“Terimakasih atas dukungannya, mudah-mudahan ini menjadi spirit karena kawan-kawan 98 itu betul-betul yang ada di lapangan, yang merasakan denyut nadi perjuangan, merasakan penderitaan. Beberapa merasakan siksaan dan tentu saja mereka perlu kita dengar,” kata Ganjar.

Para aktivis 98 itu lanjut Ganjar akan menjadi rujukan. Sehingga, dukungan itu diharapkan bisa menjadi bagian semangat untuk mengawal reformasi.

“Mudah-mudahan ini bagian dari semangat untuk mengawal reformasi itu. Jadi makasih untuk temen-temen dari 98 ya,” pungkasnya.

25 Tahun Reformasi, Ganjar; PR Mendesak Kita Pemberantasan Korupsi

Pemberantasan korupsi menjadi pekerjaan rumah yang mendesak diselesaikan pasca 25 tahun reformasi. Meski sudah menunjukkan effort yang lebih baik, namun pemberantasan korupsi hingga kini dinilai masih belum tuntas.

Hal itu disampaikan calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo saat menghadiri acara pameran foto Peringatan 25 Tahun Reformasi di Graha Pena.

Baca Juga:  Ganjar Pastikan Sendiri Kondisi Pekerja Migran Indonesia di Kamboja; Saya Video Call, Ada Satu yang Sakit

“Kan dulu masyarakat bilang pemerintahan harus bebas dari KKN. Hari ini effortnya mulai ada, tapi korupsi belum tuntas. Jadi ini PR yang hari ini harus kita selesaikan bersama,” ucapnya.

Cara yang harus dilakukan untuk pemberantasan korupsi lanjut Ganjar adalah penegakan hukum. Reformasi penegakan hukum harus dilakukan di Indonesia.

“Pemberantasan korupsi, ya penegakkan hukumnya. Jadi reformnya yang ada di sana. itu yang mesti jadi proritas untuk kita semuanya,” terangnya.

Selain penegakan hukum, pelanggaran HAM lanjut Ganjar juga masih perlu perhatian. Catatan-catatan pelanggaran HAM saat itu juga masih ada yang berlum terselesaikan. Sebab itu menurutnya, reformasi ini harus dituntaskan.

Meski begitu, ada banyak hasil perjuangan reformasi yang telah berjalan dengan baik. Misalnya soal otonomi daerah yang dulu dituntut, hari ini berjalan dan inovasi jauh lebih bagus.

“Tapi tentu saja semua akan melakukan evaluasi mana yang the best dan kemudian bisa diikuti. Reformasi birokrasi hari ini makin hari makin muncul di daerah dengan inovasi masing-masing. Saya kira itu juga bagian-bagian yang tidak bisa kita tinggalkan,” ucapnya.

Selain itu, banyak aktivis 98 yang saat ini duduk di pemerintahan. Mereka bisa melanjutkan perjuangan yang belum tuntas itu.

“Publik gantian ngontrol. Yang dulu aktif di 98 kan banyak yang akhirnya juga duduk di jabatan publik. Sekarang dia dikontrol sama rakyat, termasuk adik-adik mahasiswa yang hari ini juga akan mengontrol kakak-kakaknya,” ucapnya.***

Comments

comments