sorotindonesia.com, CIMAHI,- Satgas Citarum Sektor 21 bersikap tegas terhadap perusahaan yang membuang sisa hasil olahan produksinya ke saluran air masyarakat atau sungai tanpa melalui proses saringan terlebih dahulu.
Sikap tersebut ditunjukkan saat melaksanakan pengecekan ke salasatu perusahaan produk makanan ringan yang diantaranya berbahan baku coklat, PT Cipta Aneka Pangan Prima, di Kelurahan Melong, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Selasa (01/9/2020).
Kegiatan pengecekan yang turut dihadiri oleh staf manajemen perusahaan serta perwakilan DLH Provinsi Jabar dan DLH Kota Cimahi, diawali dengan diskusi terkait dengan keluhan masyarakat tentang suara bising dan bau atau harum coklat serta cairan berwarna yang kerap keluar dari pabrik tersebut ke saluran air masyarakat.
Hasilnya, Satgas Citarum mengambil sikap untuk menutup sementara lubang saluran pembuangan air dari pabrik yang keluar ke saluran masyarakat hingga perusahaan PT Cipta Aneka Pangan Prima membuat saringan atau IPAL.
Dijelaskan oleh Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf Yusep Sudrajat, kepada awak media usai kegiatan, “Sektor 21 hari ini, Selasa tanggal 1 September 2020, melaksanakan pengecekan ke PT Cipta Aneka Pangan Prima di Kelurahan Melong, Kota Cimahi. Di mana sekitar satu minggu yang lalu kita menerima keluhan masyarakat tentang perusahaan ini,” jelasnya.

“Pertama, terkait bau atau harum coklat, tadi kita sudah berbicara dengan dinas LH untuk mencari solusinya. Kedua, tentang kebisingan dari mesin kompresor yang mendengung hingga ke warga. Ini juga sudah kita komunikasikan dengan staf disini, nantinya akan dibuat peredam, sehingga diharapkan kedepannya tidak ada lagi suara dengungan itu terdengar oleh masyarakat sekitar,” urainya.
Ketiga, lanjut Dansektor 21, “Berkaitan dengan Citarum Harum, kita cek langsung masalah pengolahan limbah sisa hasil produksinya. Memang benar perusahaan ini berbeda dengan perusahaan tekstil (yang memproduksi limbah cair), tetapi masih ada air bekas cucian alat dan perlengkapan, serta bahan makanannya itu sendiri yang masih berwarna coklat keluar ke saluran air masyarakat,” ungkapnya.
“Nah, seharusnya pabrik ini sudah memiliki IPAL, kita cek tadi belum memiliki IPAL. Sehingga saran saya kepada staf disini untuk disampaikan kepada pemilik pabriknya agar segera membuat IPAL. Sambil menunggu itu, sementara lubang pembuangannya kita tutup atau cor, ada di dua titik,” ungkap Kolonel Yusep lagi.
Menanggapi itu, Kepala Produksi PT Cipta Aneka Pangan Prima, Nanang Wahyu, memahami tindakan yang dilakukan oleh Satgas Citarum.
“Perusahaan kami tidak memproduksi limbah seperti pencelupan tekstil, tapi dari alat-alat pencucian. Secepatnya kita akan perbaiki sesuai yang diarahkan,” ujar Nanang.
[St]