Dansektor 21 Satgas Citarum Tinjau Budidaya Cacing Tanah dan Pupuk Kascing di Desa Mekarmaju, Salasatu Solusi Pengentasan Limbah Kohe

oleh -
Dansektor 21 Satgas Citarum Tinjau Budidaya Cacing Tanah dan Pupuk Kascing di Desa Mekarmaju, Salasatu Solusi Pengentasan Limbah Kohe
Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf T. Bayu Wahyu Murwanto saat meninjau salasatu sarana budidaya cacing tanah di Desa Mekarmaju, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Selasa (23/5/2023).

KAB. BANDUNG, sorotindonesia.com – Komandan Sektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf T. Bayu Wahyu Murwanto melaksanakan kunjungan kerja ke Desa Mekarmaju, Kecamatan Pasirjambu, untuk meninjau secara langsung kegiatan masyarakat dalam mengolah limbah kotoran hewan (kohe) sapi dengan cara budidaya cacing tanah jenis ANC. Cacing ini umum dimanfaatkan sebagai pakan ternak, umpan pancing ikan, obat tradisional, hingga bahan kosmetik.

Kunjungan Dansektor 21 ke lokasi ini disambut antusias dan didampingi oleh Kepala Desa (Kades) Mekarmaju, Usep Bunyamin, para tokoh masyarakat, jajaran Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor Soreang, kelompok peternak dan warga.

Kades mengungkapkan, pihaknya terus berupaya agar wilayahnya tidak menjadi kontributor pencemar sungai. Oleh karena itu, dengan adanya Satgas Citarum sebagai pendorong dan kemauan masyarakat untuk terus berupaya berinovasi dalam sistem pengolahan kohe, pihaknya akan membantu.

“Kami berkeinginan penguraian kohe tersebut diupayakan di tiap kandang, bagi yang tidak ada lahan, kami akan coba bantu. Dan sekarang ada semangat warga untuk mengurai kohe melalui budidaya cacing tanah, kascing (pupuk organik – vermicompost) serta biogas untuk manfaat ekonomi warga dari limbah tersebut. Intinya, penguraian kohe lebih banyak, kita akan dukung. Diantaranya melalui anggaran Dana Desa untuk membangun tambahan sarana dan fasilitasnya,” ucap Usep Bunyamin.

Diakui oleh Kades dihadapan Dansektor 21 bahwa selama ini kohe yang dihasilkan dari peternakan sapi warganya, terserap menjadi pupuk kandang yang digunakan oleh masyarakat yang bertani. Namun masih ada yang terbuang ke sungai. Sehingga pihaknya mendukung inovasi yang kini sedang berjalan agar sisa kohe yang tidak terserap, tidak mengotori lingkungan sungai.

Baca Juga:  Sasakbeusi Jadi Sasaran Karya Bhakti Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 17

Dansektor 21 pada kesempatan silaturahminya bersama kepala desa dan warga tersebut, mengapresiasi langkah dan gagasan yang telah diambil kelompok masyarakat dan Pemerintah Desa Mekarmaju dan pembinaan dari personel Satgas Citarum Sektor 21, Serka Eri Krisyana, dalam mengatasi kohe sebagai salasatu permasalahan DAS Citarum.

“Alhamdulillah, disini masyarakatnya sudah memiliki kesadaran dan kemauan serta guyub untuk mengatasi kohe yang selama ini menjadi salasatu permasalahan DAS Citarum. Kami dari Satgas Citarum memiliki tugas dan tanggung jawab agar lingkungan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, saya apresiasi atas kolaborasi yang kini telah terbangun untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan melalui kohe ini,” kata Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf T. Bayu Wahyu Murwanto.

Dansektor 21 juga berpesan agar dalam pelaksanaannya, bisa meminimalisir adanya konflik atau pro kontra. Tetapi harus saling mendukung dan tak segan untuk saling koreksi agar kedepannya semakin baik dan maju.

“Sesuai nama desanya, Mekarmaju, insyaallah progresnya akan semakin maju,” ujar Dansektor 21.

“Intinya, mari kita budayakan bersih, rapih, indah, dan aman (BRIA) buat lingkungan kita. Dan untuk program budidaya cacing dan kascing ini, kita akan ketok tularkan ke wilayah tugas subsektor yang lain,” tandas Dansektor 21 Kolonel Inf T. Bayu Wahyu Murwanto.

Baca Juga:  72.500 Pemancing Meriahkan Gebyar Mancing Mania Ngabuburit Citarum Harum

Kesempatan terpisah, Ketua RW 06 Desa Mekarmaju, Utar Tarsidi optimis budidaya cacing dan kascing ini bisa berkembang.

“Disini sudah ada beberapa sarana dan media tanam cacing. Sekarang kita sedang menggalakan budidaya cacing tanah jenis ANC yang punya tingkat pertumbuhan dan perkembangbiakan yang lebih cepat. Untuk panennya, dari umur 7 hari hingga 3 bulan, tergantung pemesan. Harga cacing jenis ANC di pasaran berkisar antara Rp 10.000 – Rp 20.000 per kilogram,” beber Utar Tarsidi.

Ia pun berharap, untuk produk kascing, ada kajian khusus untuk komposisinya agar tepat guna bagi tanaman.

“Ya, sesuai juga dengan harapan Pak Kades Mekarmaju, mudah-mudahan ada pihak yang dapat membantu untuk menguji komposisi pupuk kascing kami untuk mengetahui kascing ini cocok digunakan untuk jenis tanaman apa saja. Rencananya kami akan kemas dan semoga bisa diterima oleh pasar,” harapnya.

Populasi hewan ternak sapi di RW 06 Desa Mekarmaju, lanjutnya, sekitar 430 ekor, namun berkurang kala ada wabah PMK. Sehingga yang ada saat ini sekitar 300-an ekor.*

Comments

comments