Tokoh Ormas Adat Dukung Penolakan Lanjutan Proyek Reklamasi Pantai Manado

oleh -
Tokoh Ormas Adat Dukung Penolakan Lanjutan Proyek Reklamasi Pantai Manado

MANADO – Proyek pembangunan reklamasi berkelanjutan di sepanjang Pantai Manado mendapat tentangan dari sejumlah pihak, salasatunya dari ormas adat yang tergabung di Aliansi Kabasaran Seluruh Indonesia (AKSI).

“Sebaiknya reklamasi Boulevard II yang akan dibangun di sepanjang pantai Manado wilayah Tumumpa, Tuminting, perlu dipertimbangkan dan dikaji kembali. Kami sendiri tidak setuju untuk proyek reklamasi tersebut, karena akan sangat berdampak pada kelestarian lingkungan hidup dn ekosistem laut serta berpotensi mengubah tatanan sosial budaya masyarakat di wilayah terdampak reklamasi, termasuk diantaranya para nelayan,” kata Ketua Umum AKSI Stephen ‘Babe’ Liow dan Sekjen AKSI, Max Togas, Jumat (26/4/2024), di Manado.

Menurut Max Togas, keberadaan reklamasi di Pantai Manado ini, seperti halnya di Boulevard I, disinyalir hanya menguntungkan segelintir kelompok, diantaranya kaum pebisnis dan oknum di pemerintahan. Sedangkan masyarakat lainnya telah merasakan dampak buruknya, salasatunya adalah banjir.

Baca Juga:  Soal Proyek Reklamasi Pantai Manado Karangria Tumumpa, Ronny Sompie Tanggapi Begini

“Dulu Kota Manado jarang terjadi banjir, tapi ketika adanya reklamasi, Manado jadi sering banjir. Nah apalagi ini akan ada reklamasi lagi Boulevard 2 (Tuminting Tumumpa). Kami rasa selama ini perusahaan pengembang yang diuntungkan, apalagi pantai di sekitar Tuminting itu tofor (landai), harga tanahnya murah, dan siapa saja yang diuntungkan, selain pengembang, juga pasti ada oknum pejabat daerah lain yang menerima manfaat,” tegasnya.

Seperti yang sudah terjadi sebelumnya, lanjut Chiko yang merupakan panggilan akrab dari Max Togas, pembangunan reklamasi pada akhirnya hanya dimanfaatkan untuk menjadi pusat bisnis dan mall. Sedangkan nelayan dan masyarakat pesisir kehilangan tempat yang nyaman untuk beraktifitas.

Baca Juga:  Ratusan Umat Katolik Mengikuti Perayaan Ekaristi di Katedral Manado Yang Dipimpin Langsung Oleh Paus Fransiskus di GBK Jakarta

“Kenapa pembangunan mall dan pusat bisnis tidak dibangun di daratan saja? di Kota Manado dan sekitarnya masih banyak lahan yang memadai untuk itu. Jadi, kelihatan disini ada yang berkepentingan memainkan proyek, sedangkan nelayan sekitar Manado hanya dapat iming-iming keuntungan dapat lahan, hasilnya seperti daerah reklamasi lain di Manado para nelayannya tidak dapat tempat lagi,” tambahnya.

DPSP

Comments

comments