Grup Tari Kaesang Kabasaran Pukau Petinggi PSI

oleh -
Grup Tari Kaesang Kabasaran Pukau Para Petinggi PSI

MANADO, sorotindonesia.com – Kunjungan Ketua Umum PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Kaesang Pangarep ke Kota Manado, Jumat (13/10/2023), disambut tarian tradisional Kabasaran, tarian perang khas masyarakat Minahasa zaman dahulu yang kini lazim ditampilkan dalam rangka penyambutan tamu.

Tarian Kabasaran ini bisa dikatakan cukup ekstrem, karena para penari harus menunjukan wajah garang sambil membawa pedang atau parang dan tombak serta perisai diiringi alat musik tambur. Tarian Kabasaran ini dahulunya menggambarkan semangat patriot masyarakat Minahasa dalam membela dan mempertahankan wilayah Minahasa dari ancaman musuh.

Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, tari Kabasaran yang biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki, kini kaum perempuan sudah turut berpartisipasi. Diantaranya yang ditampilkan oleh Grup Tari Kaesang yang merupakan akronim dari Kabasaran Esa Genang (Esa Genang diartikan satu harapan, satu impian dan satu cita-cita) yang seluruh penarinya adalah perempuan muda.

Grup Tari Kaesang ini sukses pukau putra bungsu Presiden RI Joko Widodo yang juga suami dari Erina Gudono serta Sekjen PSI Raja Juli Antoni, juga jajaran Dewan Pembina PSI, diantaranya Grace Natalie, Isyana Bagoes Oka, dan Giring Ganesha. Betapa tidak, penampilan para penari kabasaran perempuan binaan Aliansi Kabasaran Seluruh Indonesia (AKSI) di acara Konsolidasi Bappilu PSI di Hotel The Sentra Manado, Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, hari Sabtu (14/10/2023) kemarin, tidak kalah trengginas dari penari laki-laki, lengkap dengan senjata di tangan.

“Grup Tari Kaesang ini terbentuk dari beberapa waktu lalu, terinspirasi saat Mas Kaesang Pangarep dan Ny. Erina Gudono Kaesang Pangarep menggunakan busana adat Kabasaran di upacara peringatan HUT ke-78 RI yang dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta,” jelas Ketua Umum AKSI, Stephen ‘Kabasaran’ Liow, Sabtu (15/10/2023).

Diterangkan lebih lanjut oleh Cliff Repi selaku Ketua Harian AKSI bahwa terpenting disini adalah bagaimana upaya untuk melestarikan eksistensi adat dan seni budaya Minahasa.

“Prinsipnya, kita semua mempunyai tanggung jawab yang sama untuk melestarikan adat dan seni budaya leluhur kita di nusantara, khususnya di Minahasa. Salasatunya dengan memperhatikan keberadaan grup dan sanggar seni di Sulawesi Utara agar generasi muda kita tidak lupa akan budayanya akibat tergerus oleh perkembangan zaman dan teknologi. Karena sekarang ini kan bukan lagi era digital, tetapi sudah masuk ke era Artificial Intelligence (AI). Oleh karena itu, selain di Sulawesi Utara, kami juga sudah berencana untuk membentuk sanggar seni budaya Kabasaran ini di seluruh Indonesia,” terang Cliff Repi.

Terkait keberadaan Grup Tari Kaesang yang melibatkan remaja putri dengan rentang usia 17 hingga 21 tahun ini, pendirinya antara lain Stephen ‘Kabasaran’ Liow, Max Togas, Cliff Repi dan Anna Pola.

Saat ditanya tanggapannya Grup Tari Kaesang berkesempatan tampil dihadapan Kaesang Pangarep, diungkapkan oleh Stephen bahwa pihaknya merasa senang dan bangga.

“Kami tentunya merasa senang dan bangga karena bisa tampil langsung dihadapan Ketua Umum PSI Mas Kaesang Pangarep. Terlebih lagi Mas Kaesang sudah menyatakan kesediaan untuk menjadi pembina (Grup Tari Kaesang),” ungkap Stephen.*

Comments

comments