Dengan demikian, Direktur Lembaga Bimbingan Belajar Airlangga Sosial Eksakta (ASE) Jawa Tengah ini menilai aksi corat-coret dan perusakan baliho bergambar Yoyok Sukawi sebagai calon wali kota Semarang tidak masuk dalam ekspresi cinta terhadap PSIS.
“Sekedar menaikkan tagar save PSIS di medsos tidak masalah, akan tetapi apa yang kita bisa perbuat untuk PSIS agar aman dari kekalahan dan degradasi, apalagi coretan itu mohon maaf ada gambar yang tidak senonoh,” ucapnya.
Oleh sebab itu, ia menilai kontestasi politik Pilwalkot Semarang yang diikuti oleh Yoyok Sukawi tidak terkait dengan hasil minor PSIS saat ini. Ia katakan area kontes bola diwarnai oleh pelatih, pemain dan suporter serta manajemen yang mendukung.
“Ada latihan, strategi dan dukungan moral atau psikolog dari suporter, ini faktor untuk bisa menang, tapi jangan lupa dengan kehendak Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa,” tuturnya.
Oleh sebab itu, ia meminta agar semua pihak bisa menahan diri sebagai wujud cinta terhadap sepak bola Indonesia, khususnya klub kebanggaan warga kota Semarang yakni PSIS.
“Kalau sudah berusaha maksimal kok kalah, yang kita ingat ada Allah yang berkuasa menentukan nasib, jangan sampai kemudian ada ekspresi kejengkelan. Saya yakin semua ingin PSIS menang, Mas Yoyok dan jajaran manajemen, suporter dan warga kota Semarang pada umumnya Ingin PSIS selalu menang terus juara, tidak ada yang ingin kalah,” tegasnya
“Kalau PSIS kalah, tentu manajemen juga jengkel, sudah mengelola, berusaha dengan keras dengan maksimal tapi kalah, tapi jengkelnya kepada siapa? Kalau diluapkan kepada pemain, pelatih dan ofisial tentu malah merugikan tim, karena merusak mental. Jadi kita harus bisa menahan diri, tetap optimis, berdoa dan berusaha, insya Allah PSIS segera bangkit dengan hasil-hasil yang positif,” pesannya.