Ormas Adat Kabasaran Gelar Aksi dan Laporkan Rocky Gerung ke Polda Sulut

oleh -
Ormas Adat Kabasaran Laporkan Rocky Gerung Ke Polda Sulut
Ketua Umum AKSI, Stephen 'Kabasaran' Liow, saat menyampaikan keterngan kepada awak media usai melaporkan Rocky Gerung ke Polda Sulut, Jumat (4/8/2023).

MANADO, sorotindonesia.com – Ormas adat dari Aliasi Kabasaran Seluruh Indonesia (AKSI) bersama elemen masyarakat serta jaringan aktifis Sulut melaporkan Rocky Gerung ke Polda Sulut, Jumat (4/8/2023), atas perbuatannya yang dianggap telah menyerang dan menghina Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan kata-kata kasar di salasatu acara yang dihadiri sejumlah organisasi buruh yang ditayangkan oleh kanal YouTube Refly Harun beberapa hari lalu yang videonya kini telah beredar luas ke sejumlah portal media sosial.

“Kami tentunya sangat kecewa karena dia (Rocky Gerung) telah menghina presiden kita, Bapak Joko Widodo, yang sama-sama kita sangat hormati. Intinya, kami elemen masyarakat dan Aliansi Kabasaran berharap laporan kami di Polda Sulut ini dapat diterima dan diproses,” kata Ketua Umum AKSI, Stephen Liow dihadapan awak media.

Lebih lanjut ia meminta penegak hukum menemukan celah hukum yang bisa menjerat Rocky Gerung ke penjara.

“Bila penegak hukum menemukan unsur dan pasalnya sesuai aturan dan kaidah hukum yang berlaku, segera proses,” harapnya, tegas.

Usai membuat laporan di Polda Sulut, Stephen Liow dan pasukan adat Kabasaran beserta elemen masyarakat lainnya dari jaringan aktifis melaksanakan aksi damai di Taman Patung Wolter Monginsidi dan Pierre Tendean, yang lokasinya antara Jalan Bethesda dan Jalan Pierre Tendean, Kota Manado.

Pada salasatu orasinya, Stephen menyatakan dengan tegas perang melawan Rocky Gerung.

Baca Juga:  Gaduh Rocky Gerung Dianggap Hina Presiden Jokowi, Pendeta Gilbert Lumoindong Tanggapi Begini

“Kita menyuarakan keresahan kita agar Rocky Gerung segera ditangkap. Sekarang, perang kita mulai, perang melawan Rocky Gerung,” kata Stephen dihadapan massa aksi yang disambut teriakan khas Kabasaran, i yayat u santi, dilanjutkan dengan tarian adat perang Kabasaran.

DPSP

Orasi kemudian disampaikan oleh Jas Merah (Jaringan Aktifis Sulut Merah) dan elemen masyarakat, “Rocky Gerung menyebut presiden kita bajingan dan tolol, itu adalah suatu yang tidak masuk akal. Untuk memproses hukum Rocky Gerung apakah Bapak Jokowi sendiri yang harus melapor? Presiden harus kita hormati karena merupakan marwah dan martabat Bangsa Indonesia yang harus kita jaga,” kata seorang aktifis.

“Kita masih memiliki akhlak dan moral. Oleh karena itu, kita tidak boleh hanya diam melawan bacotan Rocky Gerung,” tambahnya dalam orasi.

Kesempatan terpisah kepada sorotindonesia.com, Stephen ‘Kabasaran’ Liow atau akrab dipanggil dengan sebutan babe, pelaporan dan aksi yang dilaksanakannya tersebut karena pihaknya sudah merasa gerah dengan kiprah Rocky Gerung yang kerap memamerkan kepintaran cara berbicaranya dengan melompati batas norma dan kebiasaan umum di masyarakat Indonesia.

“Saat dia (Rocky Gerung) menyebut Presiden Jokowi dengan sebutan tolol dan bajingan, tentunya kami sangat mengecam. Siapapun presiden Bangsa Indonesia, harus kita hormati, kita support. Kritik membangun juga diperlukan dan disampaikan, namun harus disampaikan dengan norma umum kita di Indonesia. Ingat, negara kita adalah negara demokrasi yang bukan berarti demokrasi kita melemahkan budaya dan kebiasaan baik yang sudah terbangun susah payah oleh para leluhur kita,” urainya.

Baca Juga:  Bandara Internasional Silangit Menjadi Ikon Batak Raya dan Promosi Danau Toba

“Apa yang bisa kita serap dan teladani dari seorang Rocky Gerung? kita berharap anak bangsa ini banyak belajar dari akademisi yang tidak hanya membagikan ilmu, akan tetapi juga adab dan budaya. Kita harus mewariskan segala yang baik untuk generasi kita kedepannya. Jadi, cukup, sudahi saling mencaci dan menghina yang justru menimbulkan kegaduhan,” cetus Stephen.

Ditambahkannya lagi, bajingan tolol yang disebutkan oleh Rocky Gerung, faktanya sudah membawa pembangunan di Indonesia, khususnya di Indonesia timur semakin maju.

“Ayo, kita lihat sekarang pembangunan yang telah dilaksanakan pemerintah. Saat ini pembangunan tidak hanya fokus di pusat atau Jawa, tetapi juga terjadi pemerataan pembangunan di Indonesia timur dan wilayah lain yang sebelumnya jarang mendapat perhatian dari pusat,” ujarnya.

Menyikapi kegiatannya hari ini, Stephen juga mengungkapkan akan ada aksi lanjutan, yakni menggelar ritual adat.

“Ya, kita berencana akan melanjutkan kegiatan dengan menggelar ritual adat. Intinya, memohon agar NKRI semakin kuat dalam kebhinekaan serta aman, tentram juga kondusif, dijauhkan dari segala bencana. Selain itu memohon untuk kemakmuran masyarakat,” pungkas Stephen.***

[st]

Comments

comments