Kabupaten Bandung Barat, sorotindonesia.com,- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (Disparbud KBB) sukses mengadakan Gelar Tari Inovatif Bandung Barat 2020 yang tahapannya telah dilaksanakan mulai dari 16 November 2020 hingga 18 Desember 2020. Pada event ini terpilih 10 karya tari terbaik yang secara permanen ditampilkan dalam kanal YouTube Disparbud KBB.
Dijelaskan oleh Kepala Disparbud KBB, Sri Dustirawati, Bidang Budaya memiliki program Pengelolaan Keragaman Budaya dengan kegiatan penyelenggaraan Festival Budaya Daerah.
“Salasatu kegiatan rutin gelaran di Bandung Barat yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Jadi Bandung Barat yang jatuh pada bulan Juni. Namun sehubungan dengan adanya pandemi Covid-19, sehingga kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan dalam format peragaan dan pementasan yang disaksikan secara langsung oleh penonton sebagaimana biasanya,” jelasnya.
“Oleh karena itu, penyelenggaraan peragaan dan pementasan seni budaya kali ini dengan memperhatikan physical distancing melalui media virtual,” terang Sri Dustirawati.
Gelar Tari Inovatif Bandung Barat 2020 merupakan sebuah wadah penyajian karya tari dalam bentuk video pertunjukan tari. Koreografi sebagai subjek (fokus utama) ditampilkan secara utuh dari awal hingga akhir dalam satu ruangan yang direkam dalam format video (audio-visual).
“Diharapkan kegiatan ini tetap menjaga semangat kreatifitas para seniman, pekerja seni, pelaku seni dan budaya juga untuk berkontribusi pada penanggulangan dampak pandemi Covid-19,” harap Kadisbudpar KBB, Sri Dustirawati.
Dewan juri atau kurator pada Gelar Tari Inovatif Bandung Barat 2020 ini, antara lain adalah Iwan Gunawan (Dosen Pendidikan Seni Musik UPI), Ayo Sunaryo (Dosen Pendidikan Seni Tari UPI), dan Alfiyanto (Dosen Prodi Jurusan Tari ISBI Bandung).
Pada event tersebut, tampil sebagai juara I, Novi Sustiani dari Sanggar Vidya Astari yang membawakan karya tari berjudul Nihmata Lendo, Juara II, Amara Patricia Meru dari Kurawa Merdeka Entertainment dengan karya tari berjudul Wengku Waktu, serta Juara III, Tresna Herdiyanti dari Padepokan Kalang Kamuning dengan karya tari berjudul Laga Raga.
Ada 10 video karya seni tari inovatif yang terpilih oleh dewan juri yang bisa kita lihat di kanal youtube Budaya Bandung Barat, urutannya antara lain,
01. Novi Sustiani “Nihmata Lendo” – Vidya Astari ( Parongpong )
02. Amara Patricia Meru “Wengku Waktu” – Kurawa Merdeka Entertainment ( Cisarua )
03. Tresna Herdiyanti “Laga Raga” – Padepokan Kalang Kamuning ( Parongpong )
04. Sigit Febrianto “Amitsun” – Kerincing Pura ( Saguling )
05. Sandra Akbar “Kancah Nangkub” – Na Rak Art ( Ngamprah )
06. Reza Sri Rahayu “Hanjuang Lemah Suci Kaputihan” – Padepokan Surya Medal Putera Wirahma ( Parongpong )
07. Shinta Triana Munandar “Panen Raya” – Sanggar Putri Sunda ( Lembang )
08. Ayu Marchella “Gandrung Liwung” – Mojang Gensar ( Parongpong )
09. Rahayu Cahyaning Tyas “Kidung Nyalindung” – Langgeng Asri ( Batujajar )
10. Silvana Rachmalia “Larasumbi” – Jakasmara ( Padalarang ).
Evaluasi yang disampaikan oleh dewan juri usai gelaran, mengapresiasi dengan festival yang telah dibangun di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini serta antusiasme dan keseriusan para peserta.
Salaseorang dewan juri, Alfiyanto mengungkapkan, “Dari semua video karya tari yang mengikuti Gelar Tari Inovatif 2020 ini, ada beberapa catatan yang rasanya perlu untuk kami sampaikan yang mungkin kedepannya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi teman-teman koreografer di Bandung Barat. Karena event ini bertajuk Gelar Tari Inovatif yang disajikan secara virtual, sehingga yang paling kami amati adalah tentang inovasi dari karya tari yang direkam dalam bentuk video, serta kualitas video dan pengemasan dari video karya tari tersebut,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut Alfiyanto juga memberikan masukannya kepada para peserta agar bisa mengeksplor karya seni tari yang ditampilkan dengan mengacu kepada juklak dan juknis yang telah ditentukan oleh panitia.
“Sebenarnya sangat banyak kesempatan teman-teman koreografer untuk melakukan kreatifitas dan perbaikan-perbaikan melalui media digital. Karena di juklak dan juknis sudah diizinkan untuk melakukan pengeditan atau rekayasa ulang. Di masa pandemi ini tidak membatasi kreatifitas, tetapi membuat diri kita menjadi lentur, bisa beradaptasi dan mencari solusi-solusi yang cerdas termasuk dalam membuat karya koreografi. Koreografer berkarya dalam keterbatasan, mungkin kita seniman atau koreografer bisa untuk meningkatkan semangat literasi dan apresiasi kita, seperti Gelar Tari Inovasi ini, kita membaca juklak dan juknis sehingga kreatifitas yang kita lakukan semua sesuai dengan ketentuan yang disepakati. Sekarang ketentuan serba daring, virtual atau online, sangat banyak kesempatan kita untuk mencari pengalaman ataupun ilmu melalui media internet,” urainya.
“Jadi, kepada para koreografer Kabupaten Bandung Barat, mengikuti festival yang ada di Bandung Barat ini, itu merupakan sebuah apresiasi kepedulian terhadap kreatifitas. Harapan saya, gelaran ini menjadi sebuah motivasi dan pengalaman bagi semua, karena kita semua juga masih belajar pada kebiasaan-kebiasaan baru ini,” pungkasnya.
[st]