SEMARANG , sorotindonesia.com – Pemerintah Kota Semarang membuktikan komitmen dalam meningkatkan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pemkot Semarang secara aktif melakukan monitoring ke sejumlah satuan pendidikan non formal melalui Bidang PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) Dinas Pendidikan Kota Semarang
Salah satu kegiatan monitoring dilakukan Dinas Pendidikan Kota Semarang di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Piwulang Becik, Semarang, pada Rabu (7/5/2025) pagi.
Sub Koordinator Kurikulum dan Penilaian PAUD PNF, Rifki Nugroho, S.Pd., M.Kom menuturkan, kunjungan tersebut menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memastikan implementasi kurikulum dan kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan visi misi pembangunan pendidikan Kota Semarang.
“Kami ingin memastikan seluruh satuan pendidikan non formal dapat bersinergi menyukseskan pendidikan wajib13 tahun sejak usia PAUD. Inilah bentuk komitmen kami dalam membangun fondasi pendidikan Kota Semarang yang kuat dan berkelanjutan,” ujar Rifki.
Ia juga berharap agar PKBM Piwulang Becik dapat menjadi percontohan bagi PKBM lainnya, terutama dalam menerapkan program 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang periode 2025–2030.
“Semua pihak harus bergerak bersama agar pendidikan setara PAUD bisa menjangkau lebih banyak anak dan keluarga di Kota Semarang,” ujarnya Rifki.
Tawarkan Pendidikan Vokasi dan Kemandirian
Kepala Sekolah PKBM Piwulang Becik, Arif Supriyanto, S.T., mengungkapkan bahwa lembaga yang ia pimpin mengusung pendekatan vokasional dalam sistem pembelajaran. PKBM ini tidak hanya menyelenggarakan pendidikan setara paket A, B, dan C, tetapi juga membekali peserta didik dengan keterampilan praktis.

“Model pembelajaran kami berbasis vokasi, dengan orientasi keterampilan. Peserta didik tidak hanya mengejar ijazah, tetapi juga lulus dengan skill siap kerja. Program kami telah menarik minat peserta tidak hanya dari Semarang, tetapi juga dari luar daerah seperti Salatiga,” jelas Arif.
Sebab, menurut dia, PKBM perlu terus berinovasi, terutama untuk menjangkau masyarakat yang tidak terakomodasi di sistem pendidikan formal karena berbagai alasan.