KAB. BANDUNG – Komandan Sektor 21 Satgas Citarum Kolonel Arh Wahyu Jiantono melaksanakan giat kunjungan kerja ke kawasan industri Kaha Group yang berlokasi di Desa Solokanjeruk, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, Kamis (3/2/2022).
Pada awal kegiatannya, Kolonel Wahyu menggagas pertemuan dengan para manajemen perusahaan yang berada di kawasan industri Kaha Group, terutama perusahaan produk tekstil yang menghasilkan limbah cair.
Difasilitasi oleh penanggungjawab kawasan, Ibu Mona dan H. Hendri, pertemuan yang dilaksanakan di aula serbaguna kawasan industri Kaha Group ini dihadiri oleh 14 orang staf manajemen yang mewakili perusahaannya masing-masing.
Acara pertemuan ini, diisi oleh Kolonel Wahyu yang baru efektif sekitar dua minggu menjabat Dansektor 21 Satgas Citarum tersebut untuk menyampaikan perkenalannya serta progress program Citarum Harum, juga penekanan kepada pelaku industri untuk menaruh concern terhadap tata kelola limbah cairnya disesuaikan dengan aturan yang berlaku agar cita-cita Citarum Harum dapat segera terwujud.
“Hari ini saya meninjau kawasan Kaha Group, sekaligus memberikan pencerahan dan penekanan kepada unsur pimpinan masing-masing pelaku industri, bahwa keberadaannya adalah dalam rangka untuk mendukung program Citarum Harum, khususnya terkait limbah cair. Kita tekankan kepada mereka bahwa semua limbah cair harus diproses sesuai aturan yang berlaku,” jelasnya kepada awak media usai pertemuan.
Ditegaskan oleh Kolonel Wahyu bahwa pihaknya tidak segan untuk menindak industri yang mengelola limbah cairnya dengan tidak optimal yang berpotensi mencemari daerah aliran sungai.
“Tentunya kita tidak akan tolerir ketika proses pengolahan limbahnya itu dilakukan secara serampangan. Harus ikuti kaidah yang berlaku,” tegasnya.
Disamping itu, lanjut Kolonel Wahyu, pihaknya menerangkan kepada pelaku industri di kawasan Kaha Group untuk bisa membedakan antara personel Satgas Citarum Sektor 21 sesuai Perpres No.15 tahun 2018 dengan yang lainnya.
“Kita juga menyampaikan kepada mereka (pelaku industri) untuk bisa benar-benar membedakan mana yang termasuk personel Satgas Citarum dan mana yang bukan, sehingga jangan sampai kedepannya ada dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang ikut masuk ke wilayah IPAL. Ini agar pelaku industri juga paham,” terangnya.
Kesempatan terpisah, menanggapi pertemuan yang digagas oleh Dansektor 21 Satgas Citarum ini, salaseorang peserta, Mira Novianti yang mewakili manajemen PT Kahatex Solokanjeruk mengungkapkan apresiasinya.

“Kami apresiasi kegiatan sosialisasi hari ini oleh Komandan Sektor 21 Satgas Citarum yang baru, Bapak Kolonel Wahyu Jiantono bersama jajaran. Perusahaan kami sudah berkomitmen untuk mengelola IPAL kami dengan maksimal untuk turut menjaga dan mewujudkan lingkungan yang bersih,” ucapnya.
Dansektor 21 Satgas Citarum Laksanakan Sidak Ke IPAL PT Kiatex dan PT Kahatex
Usai pertemuan, Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Arh Wahyu Jiantono didampingi Dansubsektor 21-17 Serma Agus Sumarna beserta jajaran melaksanakan sidak (inspeksi mendadak) ke perusahaan yang ada di kawasan industri Kaha Group.
Sidak ini dilakukan untuk meninjau langsung proses IPAL di perusahaan yang dikunjungi serta melihat kelengkapan dokumen perizinan yang dimiliki, antara lain di PT Kiatex dan PT Kahatex.
Tampak pada kegiatan tersebut, Kolonel Wahyu memeriksa secara cermat dokumen perizinan serta surat laporan hasil uji baku mutu air. Termasuk saat peninjauannya ke IPAL, meski turun hujan.

“Kami menerima kunjungan Dansektor 21 yang baru, beliau menekankan kita harus komitmen dengan Citarum Harum sesuai peraturan presiden (Perpres No.15 tahun 2018),” kata Sari Wahyuni selaku wakil pimpinan dari PT Kiatex yang memproduksi kain grey dan menggunakan sistem WJL (Water Jet Loom).
Menurut Sari Wahyuni, IPAL di perusahaannya telah dibangun sebelum adanya Program Citarum Harum.
“IPAL perusahaan kami sudah ada sebelum Citarum Harum dimulai, dan terus kami sempurnakan,” pungkasnya.
Sementara itu, Mulyono, penanggungjawab IPAL PT Kahatex Solokanjeruk mengungkapkan terimakasihnya atas peninjauan Dansektor 21 Satgas Citarum beserta jajaran ke sarana dan fasilitas IPAL perusahaannya.
“Ya, kami berterimakasih atas kunjungan Dansektor 21 Satgas Citarum Harum,” ucapnya.
Diterangkan oleh Mulyono bahwa pihaknya mendampingi dan menjelaskan peninjauan Dansektor 21 ke IPAL mulai dari inlet hasil produksi hingga ke effluent. IPAL di PT Kahatex Solokanjeruk yang memproduksi kaos kaki dan sweater ini sendiri telah terbangun sejak tahun 2015 dengan kapasitas hariannya saat ini sekitar 30 M3.
“Kami menjelaskan kepada Dansektor 21 proses pengolahan limbah cair mulai dari pipa hasil produksi ke proses pengolahan menggunakan metode biologi, kimia, hingga ke bak effluent, dan sama-sama lihat disitu ada ikan koi dan ikan mas hidup sebelum airnya dibuang ke aliran Sungai Citarik,” terangnya.
Pantauan sorotindonesia.com, air yang dialirkan ke Sungai Citarik ini kondisinya bersih.
“Mudah-mudahan kita bersama-sama tetap menjaga lingkungan,” tutup Mulyono.
Sedangkan pada kesempatan terpisah, usai melaksanakan sidaknya, Kolonel Arh Wahyu Jiantono menjelaskan kepada awak media bahwa ia merasa puas dengan hasil olahan limbah yang sudah dilakukan oleh PT Kiatex dan PT Kahatex.

“Kita hari ini mengecek kondisi IPAL di PT Kiatex dan PT Kahatex, alhamdulillah, hasil olahan limbah keduanya sesuai baku mutu. Terkait kelengkapan dokumen perizinannya di PT Kiatex, memang masih ada yang diurus di tingkat pusat, Jakarta, tetapi minimal sudah ada iktikad baik untuk mengurusnya,” jelas Dansektor 21 Satgas Citarum tersebut.
“Kemudian kalau kita lihat baku mutu air dan pengolahannya di PT Kahatex ini sudah bagus, menggunakan proses biologi, kimia maupun fisika. Kita sama-sama lihat sendiri hasil airnya yang dibuang ke Sungai Citarik, kita ketemukan juga kondisi air di outletnya ada ikan koi dan ikan mas hidup, airnya juga jernih,” pungkas Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Arh Wahyu Jiantono.
[st]