KAB. BANDUNG, sorotindonesia.com,- Komandan Sektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf Yusep Sudrajat beserta jajaran Subsektor 21-07 melaksanakan giat sidak ke IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) pabrik sepatu PT Feng Tay Enterprises di Desa Bojongmanggu, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Selasa (3/3/2020).
Kegiatan sidak (inspeksi mendadak) yang turut disaksikan awak media dan elemen masyarakat ini untuk melihat secara langsung fasilitas dan operasional IPAL pabrik sepatu merk ternama tersebut yang diketahui baru dioperasikan kurang lebih dua bulan, menggantikan fasilitas IPAL sebelumnya.
“IPAL kami sebelumnya berkapasitas 400 meter kubik, dengan adanya rencana penambahan produksi, sehingga kami membangun kapasitas IPAL 1.000 meter kubik dengan pengolahan air limbah perharinya antara 300 hingga 400 meter kubik yang efektif dioperasikan dari bulan Januari 2020,” terang Imam Lukmanul Hakim, Sustainable Manufacture Development Vice General Manager (SMD VGM) PT Feng Tay, saat awal perbincangannya dengan Kolonel Yusep beserta rombongan.
“Metode yang digunakan untuk mengolah limbah yakni proses biologi dan fisika dengan penambahan teknologi baru juga microfilter. Kami 100 persen recycle,” tambahnya.
Setelah mendengarkan beberapa penyampaian dari pihak manajemen terkait dengan IPAL, produksi dan jumlah tenaga kerja, kemudian Dansektor 21 beserta rombongan diantar untuk melihat fasilitas IPAL baru seluas kurang lebih 500 meter persegi.
Dansektor tampak memperhatikan proses mulai dari inlet hingga ke bak hasil pengolahan limbah.
Kepada wartawan usai pengecekan, dijelaskan oleh Dansektor 21 Kolonel Inf Yusep, “Hari ini, Selasa tanggal 3 Maret 2020, Sektor 21 melaksanakan pengecekan ke PT Feng Tay yang berada di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung,” jelasnya.
Diterangkannya lebih lanjut, “PT Feng Tay ini produksinya adalah sepatu. Karyawannya kurang lebih 14.000 orang, menghasilkan limbah cairnya sekitar 400 meter kubik, dan sudah berbenah, mulai awal 2019 sudah membuat IPAL baru yang kapasitasnya 1.000 meter kubik. Investasinya untuk IPAL dan kelengkapannya mencapai angka Rp 10 miliar,” terangnya.
“Jadi ini perlu menjadi contoh bagi pabrik yang lain, yang masih setengah-setengah berbenah untuk lingkungan. kita berharap semua berbenah dengan sungguh-sungguh,” ujar Kolonel Yusep.
“Ini hasil olahan limbahnya,” ucapnya sambil menunjukan contoh air dalam botol plastik dengan kondisi bening yang diambil dari bak hasil pengolahan limbah.
Lebih jauh dijelaskan oleh Kolonel Yusep, “Air disini sudah di-recycle semua, baik domestik maupun hasil printing. Diolah dan dipakai lagi semuanya untuk produksi, jadi tidak dibuang ke luar. Ini akan mengurangi beban, yang pertama beban pencemaran, kedua adalah air tanah, sehingga mengurangi menggunakan air tanah.” jelasnya sambil mengingatkan pihak perusahaan tidak lalai atau sengaja membuang limbah yang kotor ke luar.
“Saya berpesan, jika perusahaan membuang limbah kotor, yang akan marah itu pekerjanya dan masyarakat sekitar. Karena yang akan terdampak adalah masyarakat sekitar. Dengan adanya Satgas ini, kita sudah melihat kondisi sungai berangsur baik. Di Sektor 21 ada sekitar 300 pabrik, hasilnya sudah seperti ini,” pesan Kolonel Yusep sambil menunjukan lagi contoh air yang dipegangnya.
Ditambahkan kemudian oleh Imam. “Misi dan visi perusahaan kami adalah zero liquid discharge ke badan air, maka kami prinsipnya menuju ke 100 persen recycle, dan sejauh ini juga kita selalu recycle dan dikembalikan ke produksi dan tidak untuk yang sifatnya kontak dengan manusia. Jalur pipanya juga dipisahkan antara air yang sudah diolah dan dari sumber air bersih,” tambahnya.
[St]