Kolonel Yusep Sudrajat : Air Limbah Bening Belum Tentu Aman Bagi Ekosistem Sungai

oleh -
Kolonel Yusep Sudrajat : Air Limbah Bening Belum Tentu Aman Bagi Ekosistem Sungai
Dansektor 21 Satgas Citarum Harum Kolonel Inf Yusep Sudrajat saat diwawancarai wartawan seusai pengecekan IPAL PT Benang Warna Indonusa, Cimahi, Selasa (30/7/2019).

CIMAHI, sorotindonesia.com,- Satgas Citarum menerapkan standar yang terbilang ketat untuk industri yang membuang hasil olahan limbahnya ke aliran sungai untuk mengendalikan pencemaran dan kerusakan DAS Citarum sesuai dengan Perpres No.15 tahun 2018, yang salasatunya bertujuan untuk mengembalikan dan menumbuhkan kembali ekosistem di daerah aliran sungai.

Seperti halnya di Sektor 21, Dansektor 21 Kolonel Yusep Sudrajat memotivasi para pelaku industri yang berpotensi membuang hasil olahan limbahnya ke sungai agar konsisten mengikuti aturan baku mutu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, serta air hasil olahan limbah yang dibuang ke sungai berwarna bening, juga ada ikan koi atau ikan mas hidup di bak indikator outlet (outfall) IPAL.

“Jika dibuang dalam kondisi masih berwarna, berpotensi membawa endapan berbahaya di badan sungai, yang menjadi salasatu faktor rusaknya ekosistem,” ujar Kolonel Yusep dibanyak kesempatan sosialisasi.

“Bening juga bukan berarti hasil olahan limbah itu sudah aman,” tambahnya.

Hal tersebut terbukti saat Dansektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat, S.IP, M.Si., melaksanakan giat pengecekan IPAL perusahaan produk tekstil PT BWI, Kota Cimahi, Selasa (30/7/2019).

Perusahaan yang saluran pembuangan limbahnya dilokalisir oleh jajaran Satgas Citarum Subsektor 21-13 pada beberapa waktu lalu karena ditemukan membuang limbah dalam kondisi kotor, saat dilakukan cek ulang oleh Kolonel Yusep serta disaksikan oleh awak media dan elemen masyarakat, belum bisa menunjukan limbahnya aman bagi ekosistem. Beragam jenis ikan seperti nila, mujair dan ikan koi, yang berada di bak indikator outlet IPAL ternyata dalam hitungan menit sebagian besar mabuk dan kemudian mati setelah dialiri air hasil olahan limbah produksi PT BWI yang sebetulnya sudah berwarna bening.

Baca Juga:  Serka Erik : Tugas Rutin Kami Adalah Patroli Sungai Dari Sampah Dan Limbah Industri

“Hari ini Sektor 21, mengecek IPAL PT Benang Warna, kurang lebih dua minggu yang lalu kita mendapatkan perusahaan ini membuang limbah yang kurang baik, sehingga kita tutup salurannya, setelah kita cek ternyata antara saluran pembuangan olahan limbah dari IPAL dengan saluran air lainnya menyatu,” jelas Kolonel Yusep saat memberikan keterangan seusai pengecekan.

DPSP

“Solusinya, kita arahkan untuk dipisah antara pembuangan hasil olahan limbah produksi dengan aliran air lainnya,” ujar Dansektor 21 ini.

“Itu kita lihat sudah dikerjakan, sudah dibuat, seyogyanya hari ini kita akan membuka lokalisirnya itu, akan tetapi saya cek di IPAL, di outlet akhir ada bak dan ada ikannya disitu lalu kita juga lihat airnya sudah cukup bening, namun saya tunggu dan amati sampai beberapa menit ternyata ikannya tidak bertahan lama. Ada ikan mujair dan ikan koi semuanya kolaps,” terangnya.

Baca Juga:  Tagih Janji Air Sungai Citarum Bisa Diminum Tahun 2018, Elemen Masyarakat Dari LSM PMPRI Unjuk Rasa Ke Gedung Sate

Diterangkan lebih lanjut oleh Kolonel Yusep, “Artinya, air (limbah) bening pun belum tentu aman untuk dibuang ke luar (sungai),” tegasnya.

Satgas jelas sudah membuat batasan, tambah Kolonel Yusep, bahwa Perpres No.15 tahun 2018 itu memerintahkan kita untuk revitalisasi DAS Citarum, sungainya menjadi nyaman dan airnya tidak berbahaya lagi untuk ekosistem dan bisa lagi dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kehidupan sehari-hari, rekreasi dan sebagainya.

“Jadi apa yang kita lihat barusan bahwa ikan yang tidak bertahan hidup meski kondisi air hasil olahan limbahnya cukup bening, artinya air tersebut masih berbahaya, sehingga saya tidak jadi membuka lokalisirnya hari ini. Saya beri waktu lagi bagi PT Benang Warna untuk mengelolanya. Nanti kedepan kalau sudah bisa ikan hidup didalamnya dan air sudah bening, baru cor-corannya kita akan buka,” tutur Kolonel Yusep.[St]

Kondisi ikan yang kolaps di bak indikator outlet IPAL ketika dialiri air hasil olahan limbah sebelum dibuang ke aliran sungai.

Comments

comments