Zulkifli Hasan : Jejak Sejarah Tidak Bisa Dihapuskan

oleh -

BANDUNG – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menjadi keynote speaker pada gelaran Seminar Nasional “Mosi Integral M. Natsir Upaya Pemersatu Bangsa” yang dilaksanakan di Gedung Merdeka Jl. Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (5/8/2017).

Pada kesempatannya tersebut, Zulkifli Hasan mengingatkan bahwa jejak sejarah tidak bisa dihapuskan.

“Mosi Integral Muhammad Natsir ini hampir dilupakan. Padahal inilah yang sering disebut sebagai Proklamasi Kedua untuk menyelamatkan Proklamasi 17 Agustus 1945 tanpa darah yang tumpah dan tanpa pelanggaran konstitusi,” ujarnya.

Disebutkan oleh Zulkifli, saat ini Indonesia seakan terjadi distorsi kebangsaan, pergulatan politik adalah masalah persepsi. “Ini yang harus kita luruskan,” cetusnya. “Ditangan orang jahat politik bisa di bolak balik, tetapi sejarah tidak bisa dihapuskan,” tegas Zulkifli Hasan yang juga merupakan Ketua Umum Partai Amanah Nasional (PAN).

“Kita sudah sepakat dalam keberagaman, hentikan saling fitnah dan menyakiti. Persatuan bangsa harus kita jaga bersama” ucapnya, kembali mengingatkan.

Zulkifli Hasan Duduk di Lantai

Setelah Zulkifli Hasan memukul gong sebagai tanda dibukanya seminar, Teuku Abdullah Sanny (Sekertaris Dewan Pakar ICMI) yang bertindak sebagai moderator mengajak peserta muda yang hadir untuk maju kedepan untuk duduk didepan (lantai) berhadapan dekat dengan narasumber.

Tak disangka Ketua MPR RI Zulkifli Hasan berdiri dari kursinya dan ikut bergabung duduk dilantai bersama dengan yang lainnya. Hal ini tentunya menjadi perhatian tersendiri bagi peserta seminar.

Zulkifli Hasan duduk bersama peserta seminar lainnya di lantai.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan duduk bersama dengan peserta Seminar Nasional di lantai Gedung Merdeka, Sabtu (5/8/2017).

Hadir sebagai narasumber pada seminar nasional tersebut :
1. Mohammad Siddik, MA (ketua Umum DDII),
2. Prof. Dr. Dadan Wildan Anas, M.Hum (Persis)
3. H. Usep Fathuddien (Mathlaul Anwar)
4. Prof. Dr. Sanusi Uwes, M.Pd (Muhamadiyah)
5. Achmad Fauzie Natsir (Putra M. Natsir).

Pada acara tersebut, peserta yang hadir mendapatkan buku setebal 108 halaman yang dibagikan gratis berjudul M. Natsir Tauladan Kenegaraan Sang Begawan Bangsa yang ditulis oleh Deni R. Sagara dan Zulkfli Hasan sebagai pengantar. (*)

 

Comments

comments