Terungkap, Tri Waluyo Sosok Dibalik Sukses Tim Penjangkauan Dinsos

oleh -
Terungkap, Tri Waluyo Sosok Dibalik Sukses Tim Penjangkauan Dinsos
Kabid Rehabsos, Tri Waluyo, SH, MH., saat memaparkan materi dalam kegiatan peningkatan kapasitas pelayanan dan profesionalitas kerja TPD di Gedung Juang 45 Kota Semarang. (qq)

SEMARANG – Kesuksesan Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) Kota Semarang membantu pemerintah melayani masyarakat tidak lepas dari sosok Tri Waluyo yang menjabat sebagai Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial (Rehabsos). Tri Waluyo adalah salah satu pendiri TPD pada tahun 2017 untuk menyukseskan program Indonesia bebas anak jalanan di Kota Semarang.

Sebagaimana diketahui, TPD sebagai relawan kemanusiaan yang secara khusus menangani anak jalanan dan orang telantar di Kota Lumpia menuai kesuksesan yang cemerlang. TPD benar-benar menjadi andalan Pemerintah Kota Semarang dalam memberikan pelayanan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan.

“Saya tidak ingin mendengar ada orang hidup telantar dan meninggal di jalan. Ini tekad saya sewaktu pindah ke Rehabsos,” kata Tri Waluyo saat menjadi narasumber kegiatan peningkatan kapasitas prlayanan dan profesionalitas kerja TPD di Gedung Juang 45 Kota Semarang, Sabtu (6/11/2021) pagi.

Ia lantas mengungkapkan kekuatan TPD dalam memberikan pelayanan sosial yang bahkan mendapat pengakuan dari rekan kerja, “Ambulans hebat tidak mau menangani kalau tidak didampingi TPD, pasti menghubungi TPD,” ungkapnya.

TPD selalu mengurus administrasi orang telantar yang dirawat di RSUD KMRT Wongsonegoro dengan baik. Juga melakukan monitoring berkala kepada pasien yang menjadi kelayan (istilah penerima manfaat Dinsos,-red) di Dinsos dan melakukan komunikasi dengan para petugas medis. Oleh karena itu, lanjutnya, para relawan TPD menjadi akrab dengan para petugas di rumah sakit.

Hanya saja, Tri Waluyo mengaku Pemkot belum bisa memberikan apresiasi yang sepantasnya, “Kami mohon maaf belum bisa memberikan apresiasi yang selayaknya, tidak ada honor tapi tetap jalan, jiwa relawan TPD ini luar biasa,” tuturnya.

Terkait kota Semarang bebas dari anak jalanan, Tri Waluyo mengakui hal itu belum dapat terealisasikan dengan baik, “Sebelum Covid sebenarnya sudah berkurang banyak, hampir tidak ada (anjal), tapi begitu Covid mulai bermunculan lagi,” ungkapnya.

Meski begitu, sambungnya, pihaknya tetap melakukan penjangkauan dan mendampingi keluarga anjal agar dapat pelatihan kerja.

Sekretaris Dinas Sosial Kota Semarang, Mada Gautama, mengakui bahwa tidak banyak orang yang mau mendedikasikan diri untuk kemanusiaan, “Manusia yang mau dan rela untuk kemanusiaan ya mung iku-iku tok (itu-itu saja),” ujarnya.

Sekretaris Dinas Sosial Kota Semarang, dr Mada Gautama, M.Kes., saat memberikan sambutan pembukaan kegiatan peningkatan kapasitas pelayanan dan profesionalitas kerja TPD di Gedung Juang 45 Kota Semarang. (qq)

Dokter yang baru-baru ini pindah tugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) tersebut menilai Dinsos belum punya perjanjian kerja sama (PKS) untuk mengatasi anak jalanan, orang telantar dan yang terbaru manusia silver yang marak belakangan ini sehingga ada razia oleh Satpol PP.

Menurutnya, kalau sudah ada perjanjian kerja sama, maka pelayanan yang diberikan akan lebih cepat dan maksimal, “Harapan saya, orang jalanan tidak ada di kota Semarang,” tuturnya.

“Masih banyak sekali yang harus dibenahi di Dinas Sosial, tapi kalau saya sendiri saya tidak bisa. Saya butuh bantuan dari internal Dinsos dan eksternal Dinsos. Jadi ini adalah momentum untuk kita bergerak bersama,” pungkasnya. (rif).

Comments

comments