MANADO – Sejumlah tokoh organisasi kemasyarakatan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelorakan dukungan kepada jajaran aparat penegak hukum untuk tak segan dan tak gentar dalam mengungkap dan memenjarakan para koruptor yang selama ini sudah merongrong tatanan di pemerintahan maupun tatanan di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretariat Bersatu Sulut (Sekber Sulut) seusai melaksanakan kegiatan silaturahmi yang dilaksanakan di Manado, tanggal 1 November 2024 kemarin.
“Korupsi sudah melukai hati rakyat, berantas korupsi sampai ke akar-akarnya, demi masa depan bersama, Indonesia maju menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Sekber Sulut dalam yel-yel yang dikomandoi oleh Max Togas, S.H.,M.A.
Seruan tersebut untuk menyikapi dan mendukung langkah dari aparat penegak hukum, antara lain yang dilakukan oleh Kapolda Sulut Irjen Pol Roycke Langie dan jajaran yang sedang getol menelusuri dan memeriksa sejumlah pejabat pemerintahan daerah dalam rangka mengungkap dugaan tindak pidana korupsi di Sulawesi Utara.
“Kami Sekretariat Bersatu Sulawesi Utara, mendukung penuh Polda Sulawesi Utara untuk melaksanakan program 100 hari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam mendukung Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. I yayat u santi!” pekik Max Togas yang diikuti oleh para anggota Sekber Sulut.
Kesempatan terpisah, Ketua DPP Aliansi Kabasaran Seluruh Indonesia (AKSI) Stephen Liow atau yang akrab disapa dengan panggilan babe, mengapresiasi gerakan-gerakan dukungan dari elemen masyarakat kepada Polda Sulut dalam upaya pemberantasan korupsi.
“Kami memberi hormat dengan apa yang sedang dilakukan oleh jajaran Polda Sulut ini dalam mengungkap dugaan tindak pidana korupsi. Terus terang, selama ini kami sebagai warga awalnya merasa tidak yakin jika persoalan korupsi di Sulawesi Utara ini akan bisa diselesaikan. Meski sering dilaksanakan kegiatan pencegahan dan pengawasan,” ucapnya.
Namun sambung Stephen, dengan langkah tegas yang kini sedang dilakukan Polda Sulut dengan memanggil dan memeriksa sejumlah pihak untuk dimintai keterangan, diharapkan menjadi pemicu untuk membongkar lebih luas kasus-kasus korupsi di Sulut.
“Dengan tindakan-tindakan yang kini sedang dilakukan oleh Polda Sulut dan jajaran, ya patut kita hormati, kita kawal, dan kita support penuh. Karena ini menjadi momen yang sangat penting untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih di Sulawesi Utara, juga meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah dan aparat penegak hukum, serta membuktikan bahwa di negara Indonesia tercinta ini khususnya di Provinsi Sulawesi Utara tidak ada yang kebal hukum,” papar Stephen.
Terkait dengan upaya-upaya yang dilakukan sejumlah pihak yang disinyalir untuk menggembosi tindakan penegakkan hukum terhadap para terduga koruptor yang kini sedang dalam pemeriksaan oleh jajaran Polda Sulut, Stephen menyebut upaya tersebut sebagai langkah panik.
“Ya, saya pikir itu hal yang wajar. Pro kontra itu biasa. Mungkin mereka sedang panik. Padahal negara kita adalah negara hukum yang tentunya menjunjung tinggi azas praduga tak bersalah. Jadi, tidak perlu melakukan manuver yang malah bisa menciptakan situasi yang kurang kondusif di tengah masyarakat. Tinggal nanti kita lihat saja bila kasus-kasus dugaan korupsi yang sedang dilakukan oleh Polda Sulut ini sampai di pengadilan melalui proses hukum acara yang benar, apakah hasilnya terbukti atau tidak,” kata Stephen.
Stephen pun menyayangkan bila kini ada beberapa tokoh agama maupun tokoh masyarakat yang ikut tergiring mengeluarkan pernyataan dalam pusaran urusan pengungkapan tindak pidana korupsi ini.
“Semoga para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang sama-sama kita hormati ini dapat melihat secara jernih persoalan yang kini sedang dihadapi. Sebaiknya tidak melemparkan statemen yang berpotensi memperkeruh situasi. Bijaksana dalam menyampaikan pendapat dan mendukung upaya aparat penegak hukum dalam mencari kebenaran hukum guna rasa keadilan masyarakat, jangan sangkut pautkan dengan aspek lain atau menindaklanjuti informasi yang belum tentu valid kebenarannya,” pungkas Stephen.*