BANDUNG, Asisten Pemerintahan & Kesejahteraan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat Koesmayadi Tatang Padmadinata secara resmi membuka acara Deklarasi, Peluncuran Logo dan Seminar Forum Komunikasi Imunisasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2017 yang dilaksanakan di Hotel Harris Jl. Ciumbuleuit No. 50-58 Kota Bandung.
Acara deklarasi, peluncuran logo dan seminar Forum Komunikasi Imunisasi (Forkom Imunisasi)
Jawa Barat ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI, Ketua MUI Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, jajaran Pengurus Forum Komunikasi Imunisasi Jawa Barat, Tim PKK, Muslimat NU, Aisyah, Perdhaki, CSO / Organisasi masyarakat dan Perwakilan dari kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Jawa Barat, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran dan media.
Pada sambutan sekaligus laporannya, Ketua Forkom Imunisasi Jawa Barat Ella M Girikomala menyampaikan,
“Berawal dari perkembangan hasil imunisasi di Jawa Barat yang sudah mencakup 93%, akan tetapi ditingkat bawah masih belum merata sehingga dibutuhkan peningkatan. Dengan terbentuknya Forkom Imunisasi Jawa Barat yakni sebuah wadah untuk berkomunukasi dan memberikan informasi kepada masyarakat
tentang pentingnya arti imunisasi kepada masyarakat dan pentingnya memberikan imunisasi kepada
putra-putrinya dengan tujuan untuk membantu pemerintah dan seluruh masyarakat agar bisa tercapai cakupan imunisasi di Jabar secara khusus dengan cara menjalin komunikasi, mengembangkan informasi,
mengembangkan program imunisasi, menyebarluaskan informasi melalui media dan memperkuat komunikasi”.
Ditambahkan lebih lanjut oleh Ella, “Organisasi ini sudah terbentuk 2 (dua) tahun yang lalu tapi mengalami revitalisasi oleh Kemenkes pada tanggal 5 Juni 2017 lalu hingga sekarang ini dideklarasikan Forkom Imunisasi Jawa Barat yang bertujuan diantaranya ingin membantu dan mengupayakan sosialisasi pentingnya memberikan imunisasi kepada anak demi tercapainya generasi emas jawa barat”, terang Ella.
Pemahaman tentang imunisasi dimasyarakat ada yang berbeda bahkan menolak karena isu negatif dan belum paham, belum sepaham bahwa pentingnya arti dan manfaat imunisasi. Adanya kesepahaman pada masyarakat merupakan tantangan bagi Forkom untuk mengupayakannya.
Sementara pada sesi seminar, narasumber dari Kementerian Kesehatan, yakni Kepala Seksi Advokasi Direktorat Kesehatan, dr. Muhani,Skm,M.Kes., mengatakan bahwa Pemerintah wajib melindungi anak termasuk didalamnya kesehatan. Salah satu diantaranya dengan Imunisasi berdasarkan UU 23/Tahun 2002
dan cara pemberian imunisasi itu harus diawasi oleh Pemerintah dan masyarakat, maka dari itu imunisasi merupakan tanggung jawab bersama. Jawa Barat merupakan pilot project diantara tiga provinsi lain yakni Sulawesi Selatan dan Sumatera Barat.
Rachmat Syafei Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat, pada kesempatan itu memberikan
penjelasan tentang imunisasi menurut pandangan Agama Islam berdasarkan Undang-Undang RI
Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Hal tersebut dijelaskannya untuk menepis
keraguan tentang imunisasi sehingga MUI mengeluarkan Fatwa bahwa Imunisasi itu HALAL dan hukumya wajib dengan ihktiar untuk menjaga kesehatan.
Sedangkan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Barat, Rodman Tarigan mengatakan bahwa kewajiban negara adalah melindungi anak, salah satunya adalah wajib memberikan imunisasi untuk anak. Dengan tujuan Eradikasi Penyakit (final goal) menjadi bebas penyakit. Salah satunya penyakit yang dapat terjadi pada anak, seperti difteri yang bisa menyebabkan kematian karena gagal pernafasan dapat dicegah dengan memberi imunisasi lengkap.
Pada akhir paparannya, Rodman menyimpulkan bahwa anak yang diimunisasi disertai gizi yang baik
dan pola asuh yang baik akan tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat. Untuk itu dibutuhkan cakupan coverage yang lebih luas. Sehingga diharapkan Forkom Imunisasi Jawa Barat dapat melaksanakan tugasnya sesuai tujuan Forkom Imunisasi menciptakan generasi emas dapat
tercapai, sepenuhnya didukung oleh IDAI.
Dalam kata sambutannya, Kadis Kesehatan Jawa Barat, Dodo Suhendar mengatakan bahwa untuk daerah yang terpencil seperti Jawa Barat bagian Selatan akan di prioritaskan dalam pemberian imunisasi, bahkan kalau diperlukan jemput bola ke lokasi walaupun infrastruktur tidak mendukung bahkan sulit dijangkau tetap akan kita salurkan cakupan imunisasi sampai ke anak-anak di pedesaan.
Maka dari itu dibutuhkan partisipasi dan peran serta seluruh elemen yang ada dimasyarakat untuk mensukseskannya,” kata Dodo.
Imunisasi merupakan investasi yang hemat, terhindar dari penyakit (karena bersifat preventif
bukan kuratif) dan mendukung tumbuh kembang anak. Imunisasi memberikan hasil yang besar dengan investasi yang kecil. (St/FH)