Polri akui Mayjen TNI Kivlan Zen berperan melakukan negosiasi pembebasan sandera 10 WNI
SII.Jakarta–Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar mengakui bahwa dalam pembebasan 10 anak buah kapal warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf ada peran mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen.
“Kalau yang saya tahu pak Kivlan Zen. Kan Purnawirawan TNI yang dulu ketika MILF (Front pembebasan Islam Moro) beberapa belas tahun lalu, termasuk tim yang dikirim pemerintah untuk ikut dalam proses perdamaian di sana (Filipina),” ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, Senin (2/5/2016).
Boy mengungkapkan, hal ini dijadikan modal saat negosiasi dengan otoritas Filipina.
Menurut dia, mustahil sandera dibebaskan tanpa adanya upaya negosiasi dan komunikasi yang baik antara Indonesia dan Filipina. Hasilnya, otoritas Filipina membuka akses komunikasi dengan pihak penyandera.
“Yang terpenting adalah kita bisa tembus kepada kelompok penyandera. Ini bukan sesuatu yang mudah sampai akhirnya mereka dukung upaya kita untuk bebaskan WNI,” kata Boy.
Setelah 10 WNI dibebaskan, masih ada empat WNI lagi yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf.
Boy mengatakan, upaya komunikasi tetap dilakukan dengan otoritas Filipina.
Ia berharap, upaya diplomasi masih terjalin baik sehingga membuka akses ke kelompok tersebut.
“Kerja sama ini belum selesai. Kita terus berupaya. Yang penting koordinasi kami dengan otoritas di sana berhasil,” pungkasnya.(yn)
Sosok Mayjen Kelahiran Langsa Pembebas Sandera Abu Sayyaf
Kivlan Zein dikenal sebagai karib Prabowo Subianto. Karir Kivlan dihabiskan di korps baret hijau Kostrad TNI AD.
Pria kelahiran Langsa Aceh tahun 1946 ini lulus Akademi Militer tahun 1971. Dia kenyang dengan pengalaman memimpin pasukan infanteri. Mulai dari komandan peleton hingga akhirnya menjabat Kepala Staf Kostrad saat Prabowo menjadi Panglima Kostrad.
Dia pernah disebut sebagai salah satu bintang terang di Akmil 1971. Karirnya mulus tanpa hambatan. Namun angin reformasi 1998 membalikkan nasibnya. Dia harus mengubur mimpinya untuk naik lebih tinggi lagi.
Kivlan banyak mengkritisi Panglima ABRI Jenderal Wiranto saat kerusuhan 1998. Dia menuding memang ada pihak yang seperti sengaja membiarkan Jakarta terbakar.
Soal Filipina, Kivlan pernah memimpin Pasukan Garuda XVII tahun 1995-1996. Saat itu Filipina memang meminta bantuan Presiden Soeharto untuk menyelesaikan konflik di Mindanau.
Tentu Mindanau sudah tak asing lagi bagi Kivlan. Tak heran dia diminta ikut menjadi negosiator pembebasan sandera mewakili perusahaan PT Patria Maritime Lines
“Pembebasan tersebut dilakukan tanpa uang tebusan, melainkan negosiasi atas kerja sama intelijen TNI dengan intelijen tentara Filipina,” kata Kivlan Zein melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Senin (2/5).
Dia telah melakukan negosiasi sejak 27 Maret 2016. Bantuan terutama diberikan oleh Gubernur Sulu Abdusakur Toto Tan II yang merupakan keponakan pimpinan Moro National Liberation Front (MNLF) Nur Misuari.
Sebab, penculiknya Al Habsyi Misa mantan supir dan pengawal saat menjadi Gubernur Otonomi Muslim in Mindanao atau ARMM pada 1996-2001.
“Maka, saya sebagai wakil perusahaan meminta bantuannya untuk membujuk sang penculik WNI, dan berhasil membujuknya,” kata Kivlan.
Lanjut dia, intel Badan Intelijen Strategis (Bais) dan intel Filipina melalui pendekatan ke kepala desa, camat, walikota dan gubernur Sulu membujuk penculik dan menekan dengan serangan militer dan pemboman. Oleh karena itu, akhirnya secara ikhlas sandera dilepas ke gubernur Sulu.
Dia menambahkan, pihaknya tengah melakukan proses pembebasan empat WNI awak kapal TB Henry yang juga di Filipina. “Jadi kita telah mengetahui letak posisi mereka di mana. Saya sudah kontak dengan yang pegang empat orang itu. Semoga bisa kita bebaskan,” jelasnya.
(teropongsenayan.com)