Pemuda Muhammadiyah Temani Novel Baswedan

oleh -

Pasca Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan menjadi korban penyiraman air keras mengakibatkan yang bersangkutan dirawat di RS. Mitra Keluarga yang kemudian menjalani perawatan di RS Eye Center, kalangan aktivis dari Pemuda Muhammadiyah, Komnas HAM, dan Komisi Yudisial memberikan dukungan dengan menggelar konferensi pers bertajuk “Temani Novel Baswedan” sebagai wujud solidaritas atas kejadian teror yang menimpa Novel Baswedan.

Jakarta—Menyikapi peristiwa penyerangan air keras oleh orang tak dikenal  terhadap penyidik KPK  Novel Baswedan, sore harinya sekira Pukul 15.45 Wib  Pemuda Muhammadiyah  menyelenggarakan jumpa pers di auditorium  Gedung Pusat Dakwah, Jl. Menteng Raya No. 62 Menteng Jakarta Pusat Senin 11/4/2017 “Temani Novel Baswedan.

Hadir dalam jumpa pers ,Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnial Anzhar Simanjuntak, Komisioner Komnas HAM Manager Nasution dan Komisis Yudisial Farid Wadji.

 

Pernyataan Pemuda Muhammadiyah

 

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnial Anzhar Simanjuntak mengatakan,kebiasaan Novel  yang tidak bisa dilupakan salah satunya Shalat Subuh berjamaah di Masjid dekat dengan rumahnya. Sewaktu Novel  hendak pulang ia bertemu dengan 2 orang yang tidak dikenal, ketika mau disapa oleh NOVEL tiba-tiba ia disiram oleh cairan yang mengenai matanya yang kita ketahui bahwa yang disiramkan tersebut yaitu air keras. “Kejadian yang menimpa Penyidik KPK Novel Baswedan  merupakan tindakan nyata teror terhadap Pemberantasan Korupsi,” katanya. Dikatakannya  agenda pemberantasan Korupsi yang dilakukan oleh KPK tidak pernah sepi dari upaya pelemahan secara kelembagaan, kriminalisasi bahkan ancaman terhadap keselamatan.

Baca Juga:  Kami Tak Pakai Peluru Tajam untuk Lumpuhkan Amokrane

“Insiden yang menimpa Novel Baswedan  merupakan teror yang mematikan bagi upaya keras yang dilakukan Novel  untuk mengungkap kasus di KPK, ujarnya.

Lebih dijauh dikatakan Dahnial bahwa  apa yang dialami Novel saat ini merupakan bukan yang pertama kalinya, sebelumnya Novel  sudah mengaku sering diikuti oleh orang yang tidak dikenal dan rumahnya juga selalu diamati oleh orang yang tidak dikenal. “Bahkan sebelumnya mobil Novel juga pernah ditabrak oleh orang yang dikenal,”sergahnya.

Dahnial meminta kepada pemerintah dan Polri untuk segera menguatkan system keamanan bagi penyidik KPK. “ Oleh karena itu kami meminta kepada Presiden RI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk segera menguatkan sistem keamanan bagi Penyidik KPK RI, bila tidak maka pemberantasan Korupsi di Indonesia akan melemah. Negara tidak boleh kalah oleh elit politik yang berkolaborasi dengan para Koruptor untuk melemahkan KPK RI, Ungkapnya.

“ Kami memberikan waktu selama 1 minggu kepada Kepolisian Negara untuk menangkap dan memproses 2 Orang Pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan”, imbuhnya.

Komnas HAM dan Komisi Yudisial

Sementara itu  Komisioner Komnas HAM, Manager Nasution mengatakan, Komnas HAM  menyampaikan keprihatinan dan mengutuk kepada siapapun dengan alasan apapun atas tindakan penyerangan terhadap Novel Baswedan. “Sekelas Novel Baswedan yang notabene berlatar belakang Perwira Polisi Menengah tidak bisa dijamin keamanannya oleh Negara”, katanya.

Baca Juga:  Tahun 2022, BPH Migas dan Polri Amankan Lebih Dari Satu Juta Liter Penyalahgunaan BBM Subsidi

Manager menambahkan, Komnas  akan memastikan dan memberikan kepada pihak Kepolisian untuk segera menyelesaikan permasalahan ini. “ kami yakin Kepolisian akan bertindak profesional dan bukan alat kekuasaan. Kepolisian kita cukup diakui kinerjanya di dunia, masa hanya penyerangan terhadap Novel  tidak bisa diungkap,” ujarnya. Namun bukan hanya untuk menangkap saja melainkan mengungkap tuntas sampai akar-akarnya,” tambahnya.

 

Berita Terkait:Penyidik KPK, Novel Baswedan Disiram Air Panas

Sedangkan salah seorang anggota Komisi Yudisial Farid Wadji menyampaikan, pihaknya merasa prihatin atas kejadian tersebut karena siapapun bisa jadi akan mengalami hal serupa,. “Saya cukup prihatin akan kejadian ini, dikarenakan siapapun bisa terjadi dan dialami oleh siapa saja dikarenakan Koruptor selalu berkoordinasi”. Katanya.Dikatakannya, “Kita sudah jauh dengan hukum dan demokrasi saat ini, hukum hanya dijadikan sebagai alat untuk memperkokoh kekuasaan. Kejadian yang dialami oleh Novel  merupakan bukan sekedar permasalahan Novel  saja dan bukan sekedar kejahatan kriminal saja, seharusnya Presiden RI ikut terusik atas kejadian ini mengingat pemberantasan Korupsi merupakan Program Nawacita Presiden RI Jokowi,” Pungkasnya.

 

(Alams-Bhq)

Comments

comments