SEMARANG , sorotindonesua.com – Perayaan penyembelihan hewan kurban kerap membuat repot panitia masjid, termasuk Masjid Darul Ulum yang terletak di Jalan Pamularsih Barat II Kelurahan Bojong Salaman, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah. Namun demikian, hal itu telah diantisipasi dengan baik sehingga apd hari Jumat (6/6/2025) ini tetap melaksanakan penyembelihan hewan kurban.
Dengan tenaga profesional dan kekompakan jamaah dalam gotong-royong, pada jam 10.00 WIB sebanyak 3 ekor sapi dan 16 ekor kambing/domba telah selesai dikuliti di masjid yang terletak di belakang kompleks Gereja Katolik St Theresi. Karena hari raya kurban bertepatan dengan hari Jumat, maka pada 11.00 semua kegiatan diselesaikan oleh perempuan.
Ketua Takmir Masjid Darul Ulum, Mirza Zuda Nur Fajri, ada 3 ekor sapi dan 16 ekor kambing/domba yang dikurbankan pada tahun 2025 ini. Jumlah tersebut terbilang stabil dalam setiap tahun.
“Secara jumlah masih stabil, Alhamdulillah masih sesuai dengan prediksi. Kalau tidak 4 sapi ya 3 sapi, kalau sapinya hanya 2 ekor biasanya kambing mencapai 20an,” ucapnya.
Dikatakan, pada pelaksanaan kurban dengan kisaran tersebut membutuhkan waktu sekitar 6 jam sampai pada pembagian. “Biasanya mulai jam 7 pagi, siang jam 2 sudah siap untuk dibagikan ke warga,” ujarnya.
Efektifitas waktu tersebut, kata dia, tidak lepas dari kepanitiaan yang melibatkan semua ketua Rukun Tetangga (RT) yang ada di wilayah Rukun Warga (RW) IX dan memperkuat peran remaja masjid. “Dari mulai pendataan penerima setiap RT sudah bisa dikondisikan untuk validasi ulang, jadi sudah ketahuan ada warga yang pindah atau tidak, ada keluarga baru atau tidak, jumlah penerima berkurang berapa atau tambah berapa,” paparnya.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa kegiatan penyembelihan hewan kurban tidak berjalan mulus-mulus saja. Ada beberapa kendala yang harus segera diantisipasi. “Dulu pernah ada larangan nyuci jeroan di sungai Kali Banjir Kanal Barat. Nah, ini kita awalnya membuat ulangan khusus, dan bisa digunakan tiap tahun,” bebernya.
“Mudah-mudahan bisa berjalan lebih baik tiap tahun, dan kurban dari warga bisa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” tuturnya.
Senada, Ketua panitia, Suyono menuturkan kegiatan penyembelihan hewan kurban merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun di hari raya Idul Adha atau hari raya kurban. Oleh karena itu, panitia hanya melakukan evaluasi dan perbaikan pelaksanaan kurban agar lebih efektif dan efisien.
“Ibadah kurban ini kegiatan rutin tahunan. Jadi, panitia setiap kali rapat hanya bicara teknis, bagaimana lebih cepat dan lebih baik,” ujarnya.
Ia melanjutkan, kegiatan berada di area masjid yang harus tetap dijaga kebersihannya, termasuk kandang sementara. Semua panitia juga sudah terbiasa membersihkan jika terpaksa ada darah hewan kurban yang menetes atau mengenai serambi. “Pokoknya selesai harus sudah bersih, tempat untuk salat juga sudah harus suci,” tandasnya.
Agar tidak banyak yang melintas di area, panitia telah menentukan tugas masing-masing dan dibuatkan aturan semacam standar operasional prosedur (SOP). “Dari bagian penyembelihan sampe bagian nimbang terus bagi, sudah diplot semua, dan ada bagian yang mengontrol masing-masing tugas,” urainya.
Terkait kemasan, ia mengatakan ada perbedaan untuk daging sapi, domba/kambing, tulang dan jeroan sudah dikemas secara terpisah dan dijadikan dalam satu kantong plastik. “Kita bedakan semuanya, warga yang menerima sudah paham,” ujarnya. (rf)