KPI Dorong Bankom Jadi Agen Literasi Media

oleh -
Asep Cuwantoro sebagai moderator kegiatan Literasi Media yang digelar di Majesty Convention Hall jalan Gajah Mada No. 74 – 76, Bangunharjo, Semarang Tengah, Kota Semarang, (12/04/2018).
Asep Cuwantoro sebagai moderator kegiatan Literasi Media yang digelar di Majesty Convention Hall jalan Gajah Mada No. 74 – 76, Bangunharjo, Semarang Tengah, Kota Semarang, (12/04/2018).

Semarang, [ Sorot Indonesia ] – Tak hanya melaporkan sebuah kejadian pada Polrestabes, Wakil Ketua KPID Jawa Tengah, Asep Cuwantoro berharap Bankom (Bantuan Komunikasi) Polrestabes Semarang menjadi agen literasi media. Hal tersebut dia ungkapkan saat membuka wacana dalam kegiatan Literasi Media yang digelar di Majesty Convention Hall jalan Gajah Mada No. 74 – 76, Bangunharjo, Semarang Tengah, Kota Semarang, (12/04/2018). Dikatakan, sejauh ini bankom memiliki peran dalam menyampaikan informasi bagi masyarakat luas dalam berbagai hal. Peran tambahan Bankom akan memberikan dampak positif di masyarakat.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua KPID Jateng, Budi Setyo Purnomo. Menurutnya, kecepatan Bankom dalam menyampaikan informasi bahkan telah melebihi polisi. Namun, tanpa dibekali literasi media akan berakibat kurang baik. Melalui adanya kegiatan tersebut ia berharap peran Bankom tak hanay menyampaikan informasi, namun juga mengedukasi dan menghasilkan jalinan kerjasama KPID dengan Bankom dalam pengawasan media berjalan dengan lancar.

Baca Juga:  Pelatihan Pertolongan Pertama, Usaha Masimalkan Tugas Bankom

Sementara, Komisioner KPI Pusat Mayong Suryo Leksono mengungkapkan bahwa modernisasi mampu membuat televisi kian banyak ditinggalkan oleh masyarakat, namun demikian KPI bertugas untuk menjaga kualitas siaran dan mengawasi serta mengontrol tayangan. Dinyatakan, secara kuantitas telrvisi mengalami penurunan jumlah penonton, namun sebagai media komunikasi televisi dinilai masih efektif dalam memberikan pengaruh pada pola pikir masyarakat. Dengan adanya literasi media dia mengajak masyarakat untuk melek media. Yakni, memahami bahwa tidak semua tayangan yang ada merupakan tontonan yang aman dan layak bagi masyarat.

Talk Show literasi media bertajuk ‘bijak menonton tayangan layar kaca di kalangan Bankom Polrestabes Semarang’ yang dilaksanakan oleh KPI bekerjasama dengan Bankom Polrestabes Semarang dimaksudkan untu mengawasi tayangan dan siaran yang tanpa norma-norma susila dan nilai-nilai budaya bangsa. Hal ini sesuai dengan tugas bankom polrestabes semarang sebagaimana dikatakan oleh Giri Purdyanto, Ketua Bankom Polrestabes Semarang. Menurutnya masyakarat harus tahu bagaimana tayangan yang layak ditonton dan mana yang tidak layak ditonton. Selain itu, disadari bahwa perkembangan teknologi yang luar biasa menuntut semua orang untuk melek media.

Baca Juga:  Bandung Tuan Rumah Konferensi Internasional “Media For World Harmony” Dan Annual Meeting IBRAF

Dikatakan oleh Direktur Dreamlight World Media, Eko Nugroho bahwa pengaruh media tidak dapat dibatasi oleh negara manapun, “dari negara yang paling maju sampai negara yang sedang berkembang tidak dapat membendung media” kata Eko, “karena media berkembang sangat cepat” lanjut pria yang banyak memproduksi tayangan edukatif. Menurutnya, media sangat memberikan pengaruh pada seseorang lebih dari keluarga dan berbagai latar belakang pendidikan yang dimiliki. Sebab, sejak kecil dan di mana pun manusia selalu mengakses media. (sorotindonesia.com/arh)

Direktur Dreamlight World Media, Eko Nugroho, di acara Talk Show literasi media Kota Semarang
Direktur Dreamlight World Media, Eko Nugroho, di acara Talk Show Literasi Media Kota Semarang.

Caption :
Asep Cuwantoro saat menjadi moderator membuka wacana tentang media
Ketua Bankom saat memberikan sambutan
Eko Nugroho saat memaparkan materi

Comments

comments