Ketua SETIA WS Tegaskan Kedudukan Semua Sarjana Sama

oleh -
oleh
Ketua STIA WS, KH. Muhlisin Bisri, SE, MM, MAg saat memberikan sambutan dalam acara pelepasan calon wisudawan di Hotel Muria Semarang (rq)

Semarang | SOROTINDONESIA.COM , Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (Setia) Wali Sembilan (WS) Semarang KH. Muhlisin Bisri, SE, MM, MAg menegaskan kedudukan semua sarjana sama sebab saat ini telah ada pwnyetaraan gelar akademik dari perguruan tinggi agama Islam dengan perguruan tinggi umum.

“Kedudukan Anda sama dengan para sarjana dari jurusan yang lain,” terang Muhlisin dalam acara pelepasan calon wisudawan yang digelar di Hotel Muria Semarang, Kamis (15/9/2022).

Wisuda 310 mahasiswa dari program studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI), Ahwalusy Syahsyiah (AS), dan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) akan digelar di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) pada 21 September 2022 mendatang.

Muhlisin melanjutkan, dirinya meminta kepada para calon sarjana Setia WS untuk segera pulang dan menyampaikan kepada orang tua dan keluarga bahwa saat ini telah menyelesaikan pendidikan strata 1 (S1) dan diwisuda sebagai sarjana.

Lebih jauh Muhlisin pun memberikan motivasi bahwa setiap wisudawan memiliki peluang yang sama dalam dunia kerja. Menurutnya, dunia kerja memberikan kesempatan yang luas bagi setiap orang dengan kompentensi yang telah dimiliki.

Dalam kesempatan itu, Muhlisin pun memastikan prosentase kehadiran dosen rata-rata 99 persen. Sehingga, menurut dia mahasiswa mendapatkan pelayanan pendidikan dan pelajaran dengan maksimal.

Untuk memastikan hal itu dirinya meminta kepada para wisudawan untuk memberikan testimoni secara langsung baik maupun buruk dalam proses pendidikan dan pembelajaran di Setia WS.

“Saya pastikan bahwa saudara-saudara akan berani dan sanggup untuk memberikan masukan berharga dan indah kepada almamater kita, adik-adik kita, karyawan dan dosen kita,” ujarnya.

Dia pun menegaskan, dirinya tidak alergi terhadap kritik mahasiswa. Menurutnya, kritik juga dibutuhkan untuk terus berbenah agar lebih baik lagi, “Kritik boleh, tapi yang konsisten. Kritik yang membangun untuk kebaikan kita Setia WS,” tuturnya.

“Kritik kami tidak ada, yang ada hanya terima kasih. Setia WS menjadi wasilah untuk berkiprah dalam pendidikan formal. Ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk selalu optimis,” ungkap salah satu wisudawan yang berlatar belakang santri Rembang. (rq)

Comments

comments