Merespon pernyataan Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tetap melanjutkan proses reklamasi di Pulau G maka BEM SI (Seluruh Indonesia) menyatakan sikap Menolak dengan tegas reklamasi Teluk Jakarta.
Jakarta--Sejumlah mahasiswa dan nelayan melakukan aksi unjukrasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, 19 September 2016. Dalam aksinya mereka menolak dilanjutkannya proyek reklamasi Teluk Jakarta oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan (Senin, 19/9/2016). Sebelumnya aksi tolak reklamasi Teluk Jakarta juga digelar oleh gabungan mahasiswa BEM seluruh Indonesia, Koalisi Nelayan Tradisional, lembaga hukum dan masyarakat Jakarta yang yang menolak reklamasi dengan mengatas namakan ‘Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta’ dengan tujuan lokasi aksi di depan Istana Negara dan Menko Maritim. Aksi ini digelar dengan mengadakan teatrikal membuat jaring oleh mahasiswa dan beberapa nelayan Teluk Jakarta. Pada selasa (13/9/2016) Sekitar 100 orang yang terdiri dari mahasiswa UI dan nelayan berseru menolak reklamasi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberi pernyataan, tak ada yang salah dengan reklamasi Pulau G di pantai utara Jakarta. Oleh karena itu proses pembangunan di Pulau G tetap dilanjutkan. Pernyataan ini disampaikan Luhut di Istana Negara, Jumat (9/9/2016).
Merespon hal tersebut Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menerbitkan pernyataan sikap sebagai berikut:
Pengawalan isu reklamasi teluk Jakarta konsisten dilakukan oleh BEM Seluruh Indonesia, khususnya wilayah Jabodetabek-Banten. BEM Seluruh Indonesia (Selasa, 13/9/2016) bersama para nelayan dan rakyat Jakarta kembali menyuarakan kekecewaan. Hal ini disebabkan pernyataan Menko Maritim yang menyebutkan tidak ada kesalahan dalam reklamasi sehingga proyek tersebut dilanjutkan. Padahal pengadilan tata usaha negara telah mengabulkan tuntutan nelayan dan rakyat Jakarta, sehingga reklamasi di hentikan.
Konferensi pers yang dikabarkan digelar siang pun mengalami pengubahan jadwal berkali-kali, hingga akhirnya dilangsungkan malam. Hal ini menegaskan bahwa ada masalah besar dalam kasus reklamasi dan sikap yang diambil menko maritim adalah sikap pengecut.
Bagus Tito Wibisono dalam keterangan persnya menyatakan bahwa BEM Seluruh Indonesia menyatakan sikap:
- Menolak dengan tegas reklamasi teluk Jakarta, karena urgensi dan peruntukannya bukan untuk rakyat kecil
- Memberikan mosi tidak percaya kepada Luhut Binsar Panjaitan selaku Menko Maritim hasil reshuffle, karena terindikasi melakukan legalisasi proyek reklamasi yang telah di batalkan.
Demikian sikap Aliansi BEM Seluruh Indonesia, yang berdiri ditempat rakyat berdiri.
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Ttd
Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia
Ketua BEM UNJ
Bagus Tito Wibisono
(085692881993)
Aksi Penolakan Di Bali
Sebelumnya telah terjadi aksi serupa tentang penolakan reklamasi Teluk Benoa di Bali. Pertanyaan atas sumber dana gerakan tolak reklamasi di Bali muncul seiring dengan gencarnya hashtag #bongkardanaforbali di Twitter. Kemunculan hashtag itu salahsatunya dipicu pernyataan Gubernur Bali Made Mangku Pastika di sebuah media lokal. Menurut Pastika, Presiden Joko Widodo pernah menanyakan siapa yang ada di balik gerakan massa menolak reklamasi di Teluk Benoa. Aksi berlanjut pada akhir Juli 2016 hingga dilakukan pada 17/9/2016.
Pernyataan Sek Kabinet Pramono Anung
Sekretaris Kabinet RI Pramono Anung mengungkapkan, hasil kajian dari Kementerian Koordinator Bidang Kematiriman tersebut bukan sebagai landasan utama untuk melanjutkan proyek reklamasi Teluk Jakarta. Presiden Jokowi memiliki syarat-syarat lain yang cukup ketat untuk dipenuhi agar proyek tersebut tak batal.
“Mengenai reklamasi yang jelas semua peraturan perundangan dan tahapan prosesnya harus dipenuhi. Presiden memberikan arahan dalam dua kali rapat terbatas reklamasi, intinya program design besarnya harus ada, itu yang Garuda,” papar Pramono di kantornya, Kamis (15/9/2016).
(bhq)