BANDUNG, sorotindonesia.com – Landscape Indonesia gelar diskusi Pilgub Jabar 2018 di Armor Kopi Piset Mall kota Bandung, (15/4). Mengambil Tema: “Memperkuat Identitas Politik Lokal Jawa Barat”.
Tahun 2018 ini adalah tahun politik bagi Jawa Barat. Pasalnya beberapa Kota/Kabupaten menggelar Pesta Demokrasi Pemilu Kepala Daerah (PILKADA) Kota/Kab, termasuk Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (PILGUB). Pilkada Jabar 2018 di samping PILGUB, serentak digelar PILKADA di 16 kabupaten/kota.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Asep Komarudin Direktur Eksekutif Landscape Indonesia, ada 13 kabupaten/kota yang akhir masa jabatan (AMJ) habis pada tahun 2018. Dan 4 kabupaten/kota yang dimajukan Pilkadanya meski AMJ berakhir pada 2019 nanti.
Pilkada Jabar 2018 diagendakan digelar pada bulan Juni tahun 2018. Sebagaimana digelarnya Pilkada Gubernur Jabar 2018, beberapa kebijakan KPU terkait dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) akan disamakan dengan DPT yang nanti digunakan pada Pilgub Jabar 2018. Tahapan Pilkada Jabar 2018 dilakukan secara bersamaan di 16 kabupaten/kota di Jabar.
Di Pilkada Jabar 2018 juga KPU menggunakan mekanisme pemilihan satu putaran. Artinya pemenang suara terbanyak akan langsung dinyatakan lolos sebagai pemenang Pilkada.
Di sisi lain informasi terbaru di Pilkada serentak 2018 juga KPU tidak menetapkan batasan perolehan suara yang mengakibatkan pemilihan diputar dua kali, artinya tidak ada batasan minimal dimana pasangan calon dapat dinyatakan ikut di putaran berikutnya karena tidak ada putaran kedua. Pasangan calon yang memperoleh suara terbanyaklah yang nanti ditetapkan sebagai pemenang.
Di sisi lain KPU juga mengatur tentang mekanisme sosialisasi pasangan calon yang maju di Pilkada, dimana seluruh biaya sosialisasi ditanggung oleh pemerintah melalui KPU. Misalnya saja untuk biaya atribut dan juga sosialisasi pasangan calon.
Namun demikian pasangan calon tetap mendapatkan kesempatan untuk bersosialisasi sebagaimana jadwal tahapan Pilkada serentak tahun 2018.
Penghematan anggaran pemilu di Pilkada serentak tahun 2018 dengan memanfaatkan DPT bersama yang itu juga digunakan pada Pilgub Jabar 2018.
Menurut data Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Jabar berdasarkan data Pilpres 2014 lalu berjumlah sekitar 33,4 juta pemilih. Sekitar 15 Juta adalah jumlah Usia muda di Jawa Barat, atau sekitar 30-35 % berdasarkan usia UU No. 40/2009 16-30 Tahun atau AD/ART KNPI 40 Tahun. Dan masih banyak lagi jika usia muda masih di hitung sampai usia 45-50 tahun. Jadi generasi muda memiliki posisi strategis dalam pesta demokrasi dimanapun dan kapanpun.
Berikut ini daftar kabupaten/kota peserta Pilkada Jabar 2018 :
1. Kota Bandung, 2. Kota Bogor (AMJ 2019), 3. Kota Cirebon, 4. Kota Sukabumi, 5. Kota Banjar, 6. Kota Bekasi, 7. Kabupaten Bogor, 8. Kabupaten Purwakarta, 9. Kabupaten Sumedang, 10. Kabupaten Subang, 11. Kabupaten Bandung Barat, 12. Kabupaten Kuningan, 13. Kabupaten Majalengka, 14. Kabupaten Cirebon (AMJ 2019), 15. Kabupaten Garut (AMJ 2019), 16. Kabupaten Ciamis (AMJ 2019), termasuk PILGUB JABAR di TAHUN 2018 ini.
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur provinsi Jawa Barat baru akan berlangsung pada 2018 mendatang, atau masih sekitar 17 bulan kedepan. Sejumlah temuan menarik didapatkan dalam hasil survei pra-Pilkada Jawa Barat 2018 mulai bermunculan, diantaranya yang dilakukan oleh Indo Riset Konsultan, Indobarometer, dan Pasca Sarjana (PPS) UIN Bandung bersama Lembaga Masarakat peduli Demokrasi dll. survei Indo Riset Konsultan dilakukan pada 19-25 Desember 2016, yang direleas “PR”, Jumat 3 Februari 2017. sedang Indo Barometer ini dilaksanakan di wilayah Provinsi Jawa Barat yang meliputi 27 kabupaten/Kota. Dilaksanakan pada tanggal 27 Februari – 7 Maret 2017, dan dirilis 25 Maret 2017 di Hotel Bidakara Savoy Homan Bandung. Indo Riset Konsultan yang menggunakan kuesioner dengan mengambil 1.200 responden di 27 kabupaten/kota. “Dan memiliki margin of error +/- 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%,” Penarikan sample dilakukan secara acak menggunakan metode multistage random sampling. Penarikan sample mempertimbangkan jumlah sample dengan jumlah pemilih di setiap kabupaten/kota dan memperhatikan karakter desa/kota.
Pilgub Jabar 2018
Hasil Survey dan Kajian
Berdasarkan hasil survei Indo Riset Konsultan, diketahui terdapat tiga faktor utama yang dipertimbangkan warga Jawa Barat dalam memilih gubernur mendatang. Yakni merakyat/perhatian dan melayani masyarakat (21,3%), jujur/tidak korupsi (12,6%), dan berkinerja bagus (8,4%). Sedang yang menjadi alasan kecenderungan memilih calon gubernur dan calon wakil gubernur yang akan muncul dalam pilgub Jabar nanti yang di survei Indo Barometer, tersebut disebabkan oleh 5 alasan terbanyak: Dekat dengan rakyat (13.7%); kinerjanya bagus (10.8%); pintar/intelektual (9.0%); orangnya tegas (8.8%); dan berwibawa (7.9%).
Berdasarkan hasil survei Indo Riset Konsultan, diketahui warga Jabar juga menilai tiga program yang harus menjadi prioritas gubernur yakni kesejahteraan rakyat (33,7%), lapangan pekerjaan (26,3%), dan pendidikan (20,9%).
Sedang dalam Survei Indo Barometer yang dilaksanakan di wilayah Provinsi Jawa Barat yang meliputi 27 kabupaten/Kota. Dilaksanakan pada tanggal 27 Februari – 7 Maret 2017 dengan jumlah responden 800 orang dan margin of error sebesar ± 3.46%, pada tingkat kepercayaan 95%. Yang melihat permasalahan di Jawa Barat serta peluang calon gubernur 2018. dapat di identifikasi permasaahan Jawa Barat meliputi LIMA PERMASALAHAN TERPENTING di tingkat provinsi menurut publik (pertanyaan terbuka) yakni sulitnya lapangan pekerjaan (18.5%); mahalnya harga kebutuhan pokok (12.9%); sulitnya kondisi ekonomi rakyat (11.6%); kondisi jalan buruk serta belum di aspal (10.4%); dan sering terjadi bencana alam (6.5%).
Lima permasalahan terpenting di lingkungan sekitar menurut publik (pertanyaan terbuka) adalah: kondisi jalan buruk serta belum diaspal (20.6%); sulitnya lapangan pekerjaan (17.3%); mahalnya harga kebutuhan pokok (7.0%); sulitnya kondisi ekonomi rakyat (5.0%); dan kemacetan lalu lintas (3.1%). •Lima prioritas pembenahan untuk gubernur periode 2018-2023 (pertanyaan terbuka) adalah: menciptakan lapangan kerja yang luas (19.0%); pembangunan infrastruktur (14.4%); pendidikan murah/gratis (6.8%); mengentaskan kemiskinan (6.0%); dan mengendalikan harga kebutuhan pokok (5.4%).
•Tingkat kepuasan terhadap kinerja Ahmad Heryawan sebagai gubernur adalah (52,8%) Sementara tingkat kepuasan terhadap Deddy Mizwar sebagai wakil gubernur adalah (42.5%).
Nama-nama Calon Gubernur Versi Survei
Nama-nama calon gubernur yang muncul berdasarkan survei 1.Survei Indo Riset Konsultan, ada 16 nama yang muncul yaitu: Bima Arya, Deddy Mizwar, Dede Yusuf, Dedi Mulyadi, Desy Ratnasari, Haris Yuliana, Iwa Karniwa, Maman Imanul Haq, Mochammad Irawan, Netty Prasetyani Heryawan, Nurul Arifin, Puti Guntur Soekarno, Ridwan Kamil, Saan Mustopa, TB Hasanuddin, dan UU Ruzhanul Ulum.
2. Survei Indo Barometer: ada 14 nama yang muncul yaitu: Ridwan Kamil, Deddy Mizar, Dede Yusuf, Dedi Mulyadi, Rieke Diah Pitaloka, Desy Ratnasari, Uu Ruzhanul Ulum, Susi Pudjiastuti, Bima Arya Sugiarto, Tubagus Hasanudin, Puti Guntur Soekarno, Netty Prasetiyani, Nurul Arifin, dan, Maman Imanul Haq.
3. Survei Tim Peneliti Pasca Sarjana (PPS) UIN Sunan Gunung Djati Bandung: ada 13 nama yang muncul yaitu: Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Dede Yusuf, Dedi Mulyadi, Iwa Karniwa, Rieke Diah Pitaloka, Nurul Arifin, Desy Ratnasari, Netty Prasetiyani, TB. Hasanudin, Ineu Purwadewi, Irvan Suryanegara, Agung Suryamal.
Dari hasil survei Indo Riset Konsultan, diketahui terdapat empat nama yang memiliki tingkat popularitas di atas 70 persen. Deddy Mizwar memiliki tingkat popularitas tertinggi yakni 94 persen, diikuti oleh Dede Yusuf (89,5%), Desy Ratnasari (86,6%), Ridwan Kamil (74,2%).
Namun dari tingkat ketersukaan masyarakat, Ridwan Kamil memiliki persentase tertinggi yakni 92,2 persen. Yang kemudian diikuti Dede Yusuf (86,5%), Deddy Mizwar (86,3%),
Sedangkan tingkat kedisukaan tertinggi dimiliki oleh Ridwan Kamil (92,2%), disusul Deddy Yusuf (86,5%) dan Deddy Mizwar (86,3%), dan Dedi Mulyadi (81,8 %).
Sedang tingkat elektabilitas atau tingkat keterpilihan ke-16 nama tersebut di Indo Riset Konsultan Ridwan Kamil disebut sebagai calon Gubernur Jawa Barat dengan tingkat elektabilitas tertinggi dengan 37,50 persen.
Kemudian disusul secara berturut-turut oleh Deddy Mizwar (29,17%), Dede Yusuf (15,25%), dan Dedy Mulyadi (4,42%) di posisi empat besar.
Adapun nama lainnya mendapatkan persentase tingkat elektabilitas yang rendah yakni Desy Ratnasari (2,67%), Bima Arya (1,67%), Uu Ruzhanul Ulum (1,50%), TB Hasanuddin (0,67%), Puti Guntur Soekarno (0,58%), Saan Mustopa (0,58%), Netty Prasetiyani Heryawan (0,17), Nurul Arifin (0,17%), Haris Yuliana (0,08%), Iwa Karniwa (0,08%), Maman Imanul Haq (0,08%) dan Mochammad Iriawan (0,08%). Sedangkan tidak tahu/tidak jawab sebesar 5,33%.
Dalam perolehan survei Pasca Sarjana (PPS) UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Jaringan Masyarakat Peduli Demokrasi (JMPD), yang adalah sebagai berikut : Secara berurutan dari hasil survei Tim Peneliti PPS dan JMPD ini adalah: Ridwan Kamil (24,28); Deddy Mizwar (18,65%); Dede Yusuf (15.68%); Dedi Mulyadi (10.70%); Iwa Karniwa (8,99.3%).
Dalam perolehan survei Indo Barometer, adalah sebagai berikut :
5 calon dengan tingkat pengenalan tertinggi adalah: Deddy Mizwar (97.8%); Desy Ratnasari (92.1%); Dede Yusuf (91.3%); Rieke Diah Pitaloka (72.5%); dan Ridwal Kamil (65.4%).
5 calon dengan tingkat kesukaan tertinggi adalah: Ridwan Kamil (93.9%); Celicca Nurrachadiana (90.6%); Dede Yusuf (85.2%); Netty Prasetiyani Heryawan (83.8%); dan Rieke Diah Pitaloka (83.1%).
5 nama calon untuk Pilihan cagub adalah: Ridwan Kamil (25.3%); Deddy Mizwar (19.3%); Dede Yusuf (14.2%); Dedi Mulyadi (8.1%); dan Bima Arya Sugiarto (1.9%); Rahasia/belum memutuskan/tidak menjawab (31.3%).
Jadi dari survei-survei tersebut muncul nama-nama yang punya potensi dalam PILGUB Jabar 2018 dalam versi survei muncul nama-nama : Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Dede Yusuf, Dedi Mulyadi, Desy Ratnasari, Iwa Karniwa, Maman Imanul Haq, Netty Prasetyani Heryawan, Nurul Arifin, Rieke Diah Pitaloka, Puti Guntur Soekarno, Uu Ruzhanul Ulum, Agung Suryamal, Bima Arya, Celicca Nurrachadiana, Ineu Purwadewi dll. •Nama-nama lain yang memiliki potensi yang belum tersebut dalam survei, dari unsur kader internal partai: Abdi Yohana (Sekretaris DPD PDIP), Saan Mustofa (Ketua DPW Nasdem Jabar), Mulyadi (Ketua DPD Gerindra Jabar) Fitrun Fitriansyah (Ketua DPD Hanura Jabar), Ineu Purwadewi (Ketua DPRD dari PDIP), dari PKS ada nama Haris Yuliana (Wakil Ketua DPRD), Akhmad Syaikhu (Ketua DPW PKS), di Partai Demokrat ada Iwan Sulanjana (Ketua DPD Demokrat), Ivan Suryanegara (Wakil Ketua DPRD), dll. •Nama-nama lain yang memiliki potensi yang belum tersebut dalam survei, dari unsur Independen: Bunda Eni Sumarni, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Sutisna (Sule), Agung (Ketua Kadin Jabar), Saca Suhendi (Ketua KNPI), Asep Sarifudin, Wawan Gunawan, Adiyana Slamet.
Tapi Asep Komarudin mengingatkan, penggiringan hasil survey atau dorongan elit partai bisa jadi akan membawa keluar identitas kejawabaratan.
Menurutnya, yang harus dibawa oleh para bakal calon gubenur Jabar itu adalah yang mau berbicara untuk kepentingan rakyat Jawa Barat, kearifan lokal dan budaya serta memperkuat identitas lokal.
Landscape akan membuat studi kanalisasi agar Jabar tetap pada identitasnya.
Hadir sebagai narasumber pada Pilgub Jabar 2018 sambil ngopi itu
1. Wawan Gunawan, MA. (Direktur Riset Politik Landscape Indonesia)
2. Adiyana Slamet, M.Si. (Lingkar Kajian Komunikasi dan Politik)
3. Bubun Bunyamin, SH, MH. (Filosofi Politka)
4. Soeryawan Masangang, SE. (Direktur Puskerda)
5. Syahri Achyan Tanjung, S.Ag. (Tinjauan Filsafat Politik Identitas Lokal).