MUSI BANYUASIN – Ganjar Pranowo, bakal calon presiden (bacapres) RI 2024 mendorong agar Undang-Undang No 18 Tahun 2019 tentang pondok pesantren segara dilaksanakan. Hal itu disampaikan Ganjar saat bersilaturahmi di Pondok Pesantren Hidayatul Fadhola’ Walisongo Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, Senin (6/11/2023).
Menurut Ganjar, keberadaan Ponpes harus bisa menjadi fungsi pendidikan, sekaligus fungsi dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
“Undang-undang sudah ada, maka tinggal pelaksanaannya. Kita contohkan beberapa daerah membuat perda, maka kami dorong agar tiap daerah buat perda agar UU itu bisa dilaksanakan,” ujarnya.
Dengan disahkannya UU tersebut, lanjut Ganjar, akan menjadikan Ponpes menjadi jauh lebih baik. Maka, pemerintah bisa segera membuat petunjuk teknisnya.
“Sudah diundangkan, maka segera dibuat petunjuk teknisnya. Ini pasti sudah ditunggu,” lanjutnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu juga mendorong Kementrian Agama dapat memberikan pembinaan kepada ponpes yang ada di Indonesia.
“Kemenag pasti ada pembinaan adminsitrasi dan standarisasi legalisasi dan sebagainya agar menjadi tempat pendidikan. Ponpes itu punya ciri khas khusus dan bisa menampung lebih banyak anak-anak kita sehingga bisa belajar sekolah umum dan mondok,” tandasnya.
Kiai Sumsel Hadiahi Ganjar Cincin Pemberian Ulama Tunisia
Ada momen istimewa saat bakal calon presiden (bacapres) 2024 Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Hidayatul Fadhola’ Walisongo, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan ini. Ganjar dihadiahi cincin oleh KH Abdul Hadi yang diperolehnya dari ulama Tunisia bernama Syech Abdurrahman.
Usai menyampaikan pidato di hadapan ribuan santri, Ganjar tiba-tiba didatangi KH Abdul Hadi di atas panggung. Ternyata, Ganjar mendapatkan kejutan hadiah berupa cincin.
“Saya tahun 2015 pada saat saya wukuf di Arafah saya itu kedatangan sahabat dari Tunisia yang bernama Syech Abdurrahman Atthunisi,” cerita KH Abdul Hadi.
Saat itu, Syech Abdurrahman tanpa diduga memakaikan cincin di jari KH Abdul Hadi sambil melafalkan satu bait Alfiyah Ibnu Malik. Kurang lebih artinya Rofa’kanlah dengan Wau, Nashabkanlah dengan Alif, dan Jarrkanlah dengan Ya’, untuk Isim-Isim yang akan aku sifati sebagai berikut.
“Beliau sambil membaca Warfa’ biwawin Wa biyajruur Wa’ashibi Salima Jam’i ‘amirin Wa Mudhnibi,” jelasnya.
Cincin itu, kini dihadiahkan kepada Ganjar, persis seperti bagaimana Syech Abdurrahman memberikan kepadanya waktu itu.
“Dan cincin ini pada saat ini akan saya serahkan kepada calon pemimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mudah-mudahan beliau diberikan sehat lahir batin, diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Dengan Bismillahirrahmanirrahim Warfa’ biwawin Wa biyajruur Wa’ashibi Salima Jam’i ‘amirin Wa Mudhnibi,” tutur KH Abdul Hadi.
KH Abdul Hadi juga menjelaskan jika di mata cincin itu terdapat huruf hijaiyyah wawu dan alif.
“Di situ ada huruf wawu dan alif kemudian kalau beliau di atas seperti wawu, dan tegak lurus seperti huruf alif,” pungkasnya.****