Jakarta – Badan Eksekutif Mahasiswa Kristiani Seluruh Indonesia (BEM KSI) menggelar aksi demonstrasi di depan Kejaksaan Agung RI dengan tajuk “Indonesia Darurat Korupsi”. Aksi ini dipimpin langsung oleh Charles Gilbert, Koordinator Pusat BEM KSI, dan diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia.
Dalam aksi ini, BEM KSI menyoroti dugaan korupsi besar dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina yang disebut-sebut merugikan negara hingga Rp 1 kuadriliun. Selain itu, mereka juga menuntut pemberantasan mafia minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng oplosan yang dinilai telah merugikan masyarakat kecil.
“Kami hadir hari ini bukan hanya untuk berteriak, tetapi untuk memastikan bahwa kejahatan korupsi yang merugikan rakyat harus segera diusut tuntas. Dugaan skandal korupsi di Pertamina merupakan salah satu kasus terbesar dalam sejarah Indonesia dan harus menjadi prioritas pemberantasan korupsi,” tegas Charles Gilbert dalam orasinya.
BEM KSI mengajukan tiga tuntutan utama dalam aksi ini:
1. Usut tuntas dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina.
Mereka mendesak Kejaksaan Agung untuk memeriksa Menteri BUMN Erick Thohir dan mantan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, serta menyeret semua pihak yang terlibat ke pengadilan.
2. Berantas mafia CPO dan minyak goreng oplosan.
BEM KSI mendesak agar Kejaksaan Agung mengusut tuntas pihak-pihak yang memainkan harga minyak goreng dan merugikan rakyat, serta membuka hasil pemeriksaan terkait dugaan keterlibatan Airlangga Hartarto dalam pemberian izin ekspor CPO yang menyebabkan kelangkaan minyak goreng pada 2021-2022.
3. Menolak hak impunitas bagi Kejaksaan.
BEM KSI menolak segala bentuk kekebalan hukum bagi Kejaksaan, yang dinilai berpotensi melemahkan transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum.*