BANDUNG,- Sungai adalah salasatu sumber kehidupan bagi manusia, tak terkecuali Sungai Citarum yang membentang melintasi 13 kota dan kabupaten di Jawa Barat sepanjang kurang lebih 279 Km. Namun sumber kehidupan itu belum mendapatkan perlakuan yang semestinya oleh sebagian oknum warga masyarakat. Sehingga Sungai Citarum menyandang predikat sebagai sungai terkotor di dunia. Selain banyaknya sampah, juga dicemari limbah berbahaya yang dibuang dengan sengaja oleh pelaku industri nakal.
Semenjak dicanangkannya program Citarum Harum oleh Pangdam Siliwangi pada akhir tahun 2017 dan telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Februari 2018 lalu di Situ Cisanti, Sungai Citarum penanganannya dibagi menjadi 22 Sektor yang di dipimpin oleh Komandan Satgas Citarum Harum di tiap sektornya.
Mirisnya, walau Program Citarum Harum sudah berjalan, namun sampai berita ini diturunkan, masih saja ada pelaku industri yang dengan tega dan diam-diam membuang limbah beracunnya langsung ke sungai dan diduga tanpa melalui penyaringan IPAL terlebih dahulu.
Ini dibuktikan saat awak media dari Jurnalis Peduli Citarum Harum meninjau ke wilayah Sektor VIII. Tepatnya di aliran Sungai Cimuka, anak sungai Citarum, di Desa Nanjung Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Tampak air sungai berwarna pekat dan berbau lewat begitu saja yang diduga hasil buangan dari industri, Rabu (28/3/2018) siang.
Komandan Satgas Citarum Harum Sektor VIII, Kolonel Czi Aby Ismawan, yang mendampingi awak media mengungkapkan bahwa limbah tersebut sudah lama mengalir di sungai tersebut. “Di Sungai Cimuka ini, kita cek setiap hari, dan tidak ada perubahan,” ungkapnya.
“Di sepanjang Cimuka ini diketahui tidak ada pabrik-pabrik yang membuang limbah (cair), ada kemungkinan sumber limbah ini dari arah Cigondewah,” kata Aby kepada awak media.
Diakui oleh Aby Ismawan, sejauh ini dari Sektor VIII masih melaporkan temuannya kepada pihak yang berkewenangan, “Saat ini kita sampaikan apa adanya kepada media, agar khalayak mengetahui bahwa di wilayah Nanjung ini belum ada perubahan terkait dengan masalah limbah,” tegas Aby.
Ia berharap agar seluruh pihak peduli terhadap limbah yang terus marak khususnya yang melintas di Sektor VIII.
Sedangkan koordinator dari Jurnalis Peduli Citarum, Setio, melihat kondisi tersebut mengimbau kepada rekan-rekan media untuk turut serta aktif menginformasikan apa yang terjadi, “Kita tentunya akan mendukung program Citarum Harum ini, bersama-sama dengan Dansektor dan jajarannya serta elemen masyarakat lain yang peduli terhadap Sungai Citarum. Kita cari tahu apa akar permasalahan ini semua,” Ucap Setio. [St/Teguh Pro]