SEMARANG , sorotindonesia.com – Debat Paslon Pilwalkot Semarang edisi kedua memanas ketika Calon Wakil Wali Kota Semarang nomor urut 02, Joko Santoso menyemprot Calon Wakil Wali Kota nomor urut 01, Iswar Aminuddin,
Joko Joss, sapaan akrab Joko Santoso mencecar Iswar Aminuddin sebagai mantan Sekda Kota Semarang dengan pertanyaan seputar integritas ASN (aparatur sipil negara) hingga persoalan dugaan korupsi di Pemkot Semarang.
Pertanyaan itu diajukan Joko dalam sesi tanya-jawab antarpaslon dalam debat putaran kedua Pilwakot Semarang 2024 di Hotel Patrajasa, Jumat (8/11/2024) malam. Debat kali ini mengangkat tema Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik.
Awalnya dia mengatakan bahwa Pemkot Semarang sudah bagus dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan daerah, baik dari sisi reformasi birokrasi dan pelayanan publik. Namun yang masih menjadi persoalan saat ini adalah integritas ASN.
Kepada mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang itu, Joko Santoso juga bertanya terkait persolan kondusivitas, investasi, pendapatan daerah, SDM ASN yang belum cakap, serta penempatan jabatan ASN yang tidak sesuai kompetensi.
“Bagaimana hal tersebut bisa terjadi sedangkan saudara sebagai paslon yang menjadi mantan Sekda memiliki peran dalam menyelesaikan persoalan tersebut?” tanya dia kepada Iswar dalam debat putaran kedua tersebut.
Iswar lalu menjawab bahwa standar operasional prosedur (SOP) di pemerintahan sebenarnya sudah ideal. Namun menurut dia, praktik korupsi bisa terjadi karena niat dari masing-masing ASN.
Untuk mencegah adanya korupsi di Pemkot Semarang, Iswar berjanji akan meningkatan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE). Selain itu pendidikan antikorupsi bagi ASN akan menjadi program yang dilakukan.
“Korupsi sudah ada sejak lama, tetapi kita bisa meminimalisasi ASN kembali sadar pentingnya pencegahan korupsi, termasuk di sana ada pendidikan antikorupsi,” jawab Iswar Aminuddin.
Mendengar jawaban ini, Joko Santoso justru mempertanyakan apakah upaya itu sudah dilakukan Iswar sewaktu menjabat sebagai Sekda Kota Semarang.
“Jadi sebenarnya ini sudah dilakukan atau belum oleh Pak Iswar (waktu masih menjadi Sekda-red), tapi di Kota Semarang integritasnya masih seperti yang panjenengen ketahui semua,” tegasnya.
Lebih lanjut, dia memaparkan strategi pemberantasan korupsi di Kota Semarang dengan sejumlah program. Dimulai dengan memperkuat pendidikan anti korupsi bagi ASN, pegawai BUMD dan BLUD, serta pegawai di rumah sakit.
Bersama Yoyok Sukawi, Joko Santoso juga akan menggandeng stakeholder terkait, seperti Ombudsman, kepolisian, kejaksaan, BPK, dan KPK. Dia juga membeberkan sejumlah program lainnya untuk memberantas korupsi.