CIMAHI, sorotindonesia.com,- Komandan Sektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf Yusep Sudrajat, S.IP., M.Si., melaksanakan giat penanaman bibit pohon di area Lapang Puri Cipageran Indah I, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Minggu (5/7/2020).
Tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, Kolonel Yusep yang hadir bersama ibu, disambut oleh tokoh masyarakat dan sesepuh Forum Warga Puri Cipageran I, Dr. Eki Baihaki, M.Si., dan pengurus, serta Danramil Cimahi Utara Kapten Inf Sumadi, Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Lokasi penanaman bibit pohon tersebut, merupakan fasos dan fasum yang juga dimanfaatkan sebagai pasar untuk keperluan warga Puri Cipageran I.
“Hari ini saya, Sektor 21, diundang forum warga Puri Cipageran I, kehadiran saya di sini ada berapa hal yang kita laksanakan, diantaranya adalah penanaman pohon, di lahan kita berdiri ini sekarang adalah fasilitas umum warga. Karena memang sesuai dengan tugas saya, salah satunya adalah untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya di wilayah sektor 21 ini,” kata Kolonel Yusep dihadapan awak media usai kegiatan.
“Mudah-mudahan ini mendorong masyarakat untuk rajin menanam pohon, karena udara (oksigen) yang kita hirup ini juga kebanyakan dari pohon, kalau tidak menanam pohon berarti kita nyuri udara orang lain”, ucap Kolonel Yusep sambil tersenyum.
Adapun pada kesempatan penanaman pohon tersebut, Dansektor 21 Satgas Citarum menyumbangkan 30 bibit pohon, diantaranya bibit pohon mahoni yang ditanam bersama-sama jajaran aparat dari Muspika Kecamatan Cimahi Utara dan tokoh warga.
Keberadaan Pasar Di Lapang Puri Cipageran Indah I Jadi Persoalan, Kolonel Yusep : Win Win Win Solution
Keberadaan tempat berjual beli atau pasar di lokasi lapang Puri Cipageran I yang sudah berlangsung selama puluhan tahun, kini jadi persoalan.
Semenjak merebaknya wabah global Covid-19 dan pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Jawa Barat termasuk juga Kota Cimahi, pasar di lokasi tersebut ditutup sementara.
Kondisi itu menyebabkan beberapa pedagang membuka lapaknya di beberapa titik lokasi komplek yang terbagi menjadi 6 RW, diantaranya dipinggir jalan.
Selepas PSBB, forum warga mengumpulkan kembali para pedagang di lokasi yang lama di lapang Puri Cipageran I, namun keberadaan pedagang kembali di tempat itu malah mendapat penolakan dari sebagian kecil warga, bahkan dengan alasan mengganggu pemandangan.
“Saya sudah berjualan disini sudah 7 tahun, dari sini saya bisa menyambung nafkah dan menyekolahkan anak saya,” kata seorang ibu pedagang yang enggan namanya ditulis saat ditemui oleh wartawan.
Tampak ada spanduk besar atas nama warga yang dipaku di salasatu pohon untuk menyangga tiang-tiang di yang bertuliskan penolakan keberadaan pasar.
Kolonel Inf Yusep Sudrajat di kegiatan penanaman pohon tersebut, sempat dimintai masukannya oleh tokoh warga setempat terkait dengan permasalahan pasar.
“Pertama, di Puri Cipageran Indah I ini ada sedikit permasalahan, yaitu permasalahan tentang pasar. Semenjak adanya covid beberapa bulan yang lalu, masyarakat banyak diam di rumah, tapi setelah dinyatakan sudah membaik masyarakat banyak kembali berdagang disini. Para pedagang sebelumnya membuka lapaknya di pinggir jalan sepanjang perumahan, dan jumlahnya cukup banyak, sehingga mengganggu dan membahayakan lalu lintas,” ungkap Kolonel Yusep kepada wartawan usai pertemuan.
“Kedua, di masa new normal ini, forum warga mengambil inisiatif untuk mengumpulkan pedagang di pasar mini di lapangan ini,” ucapnya.
“Rencananya, para pedagang akan ditarik ke area sekitar lapang, karena lapang ini ada lahan yang cukup luas dan bisa untuk aktivitas pasar. Dan juga para pedagang tersebut ditarik ke sini gunanya untuk tidak membahayakan aktivitas warga di jalan raya, dan supaya mudah mengontrol. Apabila banyak pedagang maupun yang belanja ke sini, bisa dihimbau oleh aparat atau pengurusnya disini terkait aturan di masa new normal, seperti pakai masker, jaga jarak dan yang lainya,” jelas Kolonel Yusep Sudrajat dihadapan awak media.
“Masukan saya, permasalahan pronkontra ini diselesaikan secara win win win solution, pedagang menang, masyarakat menang, pengurus menang, semuanya harus menang. Kalau satu pihak saja yang diuntungkan, ini yang mengakibatkan tidak terjadi keselarasan,” ujar Kolonel Inf Yusep Sudrajat yang juga berharap pengurus untuk transparan dalam pengelolaannya.
Diharapkan keberadaan fasum atau fasos yang ada ini, dapat dimanfaatkan warga di Lapang Puri Cipageran I, memberikan kontribusi secara ekonomi dan tetap menjaga lingkungan.
“Ada sekitar 4.000 ribu warga yang tinggal di Puri Cipageran I ini, dan ada beberapa warga yang tidak setuju dan merasa terganggu dengan adanya para pedagang di lahan lapangan Puri ini, saya harap bangun komunikasi, panggil, ngobrol, dan pahami. Karena memang sulit kalau untuk semua setuju, karena pasti ada pro dan kontra, dan itu biasa. Kalaupun ada pihak yang akan membawa ke jalur hukum terkait pasar ini, itu sah-sah saja, katanya ya warga siap melayani. Intinya, solusi yang diambil itu demi kepentingan warga,” urainya.