BANDUNG,- Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan, Brigjen TNI Dwi Jati Utomo, S.IP., M.Tr (Han)., menyampaikan bahwa kegiatan Rabinniscab Armed merupakan wahana bagi terselenggaranya forum komunikasi aktif dua arah antara Pussenarmed selaku LKT dengan para Dansat Armed guna membahas permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan teknis kesenjataan, maupun evaluasi terhadap hasil capaian pembinaan satuan serta dalam rangka merumuskan upaya ataupun langkah strategis yang harus dilakukan untuk mencapai target capaian pada TA 2018 ini. Hal tersebut disampaikan Danpussenarmed pada saat Rabiniscab Armed yang diikuti oleh 22 orang Komandan Satuan jajaran Pussenarmed Kodiklatad yang diselenggarakan di Mako Pussenarmed Cimahi Jabar, Selasa (13/3/2018).
Dalam amanatnya, Brigjen TNI Dwi jati Utomo, S.I.P., M.Tr(Han)., mengungkapkan bahwa Rabiniscab ini bertujuan untuk membentuk kesamaan persepsi dalam memberikan manfaat seoptimal mungkin bagi pengembangan kekuatan dan kemampuan satuan Armed TNI AD pada masa yang akan datang, khususnya sebagai acuan bagi para Dansat dalam rangka melaksanakan Pembinan Satuan diselaraskan dengan tema yang diangkat pada pelaksanaan Rabinniscab Armed tahun ini yaitu “PENGERAHAN KEKUATAN DAN KEMAMPUAN SATUAN ARMED DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI ARTILLERY STRIKE DIHADAPKAN DENGAN INTEROPERABILITAS ANTAR KECABANGAN UNTUK KEBERHASILAN OPERASI TEMPUR TNI AD”.
Selanjutnya dalam pengarahannya, Danpussen menyampaikan semakin berat dan kompleksnya tantangan tugas kita untuk menghadapi perkembangan lingkungan strategis yang terjadi secara cepat dan sangat dinamis serta prediksi ancaman yang semakin aktual tersebut, satuan Armed sedang gencarnya menata kekuatan dan kemampuan serta gelarnya seiring dengan kebijakan Pimpinan TNI AD untuk melengkapi secara bertahap Alutsista (Alat utama sistem persenjataan) canggih di kelasnya secara modern yang dibangun berbasis by system dan by science, sesuai dengan tipologi wilayah NKRI.
Ditambah lagi dengan adanya penambahan fungsi kemampuan Armed yang dituangkan dalam Doktrin KEP berupa penambahan fungsi “Artillery Strike”, dimana kemampuan ini menjadi peluang meningkatnya keterlibatan satuan Armed dalam pertempuran. Disisi lain juga menjadi sebuah tantangan, tentang bagaimana menyusun sebuah konsep keterlibatan fungsi Armed tersebut dalam operasi sebenarnya, khususnya Operasi Gabungan yang melibatkan Tri Matra terpadu. Inilah yang menjadi poin penting pada pelaksanaan Rabinniscab Armed kali ini, ungkap Danpussen disela-sela acara.
Lebih lanjut Danpussen menyampaikan bahwa dalam doktrin Operasi Gabungan TNI disebutkan dalam merencanakan suatu konsep Operasi Gabungan TNI tentu di dalamnya meliputi rencana gerakan dan rencana tembakan. Berkaitan dengan rencana tembakan dan dihadapkan dengan kebijakan modernisasi Alutsista khususnya satuan Armed. Maka satuan Armed TNI AD tidak hanya mampu melaksanakan fungsinya sebagai bantuan tembakan saja, melainkan juga kemampuan dalam mendukung operasi yang lebih besar khususnya Operasi Gabungan TNI dalam melaksanakan fungsi Artillery Strike pada fase Kampanye Militer baik pada tahap Operasi Pendahuluan maupun Operasi Pokok yang sangat menentukan terhadap berhasil tidaknya operasi tersebut. Selain itu perlu juga dipahami bahwa operasi yang dilaksanakan oleh TNI AD merupakan bagian dari operasi gabungan yang dilaksanakan oleh TNI, sehingga interoperabilitas tidak hanya dilaksanakan antar kecabangan saja tetapi juga antar matra secara terpadu, ujarnya.
Diakhir pengarahannya Danpussen menyampaikan, “Pembinaan satuan harus diawali dengan berbuat terbaik, tulus dan ikhlas dalam memimpin dan membina satuan serta jaga netralitas dalam menghadapi Pilkada yang akan datang, serta kita bina kerjasama dengan instansi Polri,” pungkasnya. [Penpussenarmed/Penerangan Kodiklatad]