Murung Raya, sorotindonesia.com – Indonesia mempunyai segudang budaya dan adat istiadat dari sabang sampai marauke, terutama Kalimantan Tengah khususnya Kabupaten Murung Raya dengan Adat Dayak Suku Siang, Murung, Bakumpai, dan Ut Danum.
Salah satu keunikan yang dapat terpantau Sorot Investigasi Indonesia adalah budaya pembuatan peti jenazah dari Suku Dayak Siang di Desa Olung Muro Kecamatan Tanah Siang Selatan. Desa Olung Muro yang berjarak sekitar kurang lebih 60 menit perjalanan dari Puruk Cahu Ibu Kota Kabupaten Murung Raya.
Di desa ini mayoritas penduduknya dari Suku Dayak Adat Siang, yang sebagian masih menganut kepercayaan “Kaharingan” dan menurut data desa, mayoritas dari penduduk setempat adalah beragama Kristen Khatolik. Keunikan yang dapat kita lihat dari masyarakat Adat Dayak Suku Siang yang masih menganut kepercayaan Kaharingan ini adalah saat prosesi pemakaman.
Uvang salah seorang warga yang ikut serta bergotong royong membantu dalam prosesi ini mengatakan, “kami semua berkumpul di tempat ini karena ada salah satu dari anggota keluarga kami yang meninggal, kami disini berkumpul bersama untuk gotong royong mempersiapkan baik dari segi materi, tenaga dan pemikiran. Saat ini kami sedang mempersiapkan “Kangkurung” atau peti jenazah”, katanya, Rabu (22/2) yang lalu.
Keunikan tersendiri dari pembuatan Kangkurung atau peti jenazah ini dalam Adat Suku Dayak Siang adalah bahan yang digunakan dari pohon Kayu Ulin yang sudah rebah dan berukuran cukup besar. Bahan baku Kayu Ulin tersebut didapatkan warga sangat jauh dan medannya yang cukup sulit, dalam proses pembuatannya pun memakan waktu cukup lama sekitar dua hari hal ini dikarenakan ukiran-ukiran dan bentuk dari petinya yang unik menyerupai sosok hewan yang dianggap sakral yaitu Burung Tingang.
“Di masa sekarang ini sudah banyak perubahan-perubahan dalam pelaksanaan prosesi pemakaman ini, dikarenakan kita menyesuaikan keadaan saat ini yang tidak seperti masa yang lampau yang sangat kental unsur Adat dan Mistiknya namun yang tidak bisa hilang adalah rasa kebersamaan, gotong royong dan toleransi yang tinggi yang dimiliki masyarakat Adat Dayak Suku Siang”, pungkas. (yud/fss)