Semarang | SOROTINDONESIA.COM , Bulan Agustus 2022 yang bertepatan dengan bulan Muharram 1444 H menjadi momen yang istimewa bagi Pimpinan Ranting (PR) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan Aisyiyah.
Dua organisasi yang berada di bawah NU dan Muhammadiyah tersebut bersinergi dengan Jamaah Mar’atus Shalikhah Krapyak untuk memberikan santuan terhadap 53 anak yatim dan yatim piatu di Masjid Baitut Taqwa, Krapyak, Semarang Barat, Kota Semarang, Minggu (28/8/2022) pagi.
“Makna Muharram merupakan salah satu bulan diantara 4 bulan yang mulia, dan mempunyai keistimewaan sebagai syahrullah, bulannya Allah, sehingga amal ibadah pada bulan ini seperti puasa dan menyantuni anak yatim pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Ta’ala,” kata Ketua Aisyiah Krapyak, Hj. Ana Hidayati Mukarromah kepada awak media disela acara.
Terutama, lanjut dosen Ilmu Laboratorium Klinis Universitas Muhammadiyah Semarang ini, perhatian terhadap anak yatim, piatu dan yatim piatu yang menurutnya harus digiatkan, “Terutama untuk anak yatim harus sangat kita perhatikan sesua firman Allah dalam surat Al-Ma’un yang intinya kita tidak diperkenankan menghardik anak yatim, tetapi harus menyayangi anak yatim terutama yang orangtuanya meninggal akibat penyakit Covid-19,” ujarnya.
Acara santunan Muharam 1444 H tersebut menghadirkan Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Semarang, H. Fachrurozi untuk mengisi tausyiah kepada jamaah, “Beliau (Fachrurozi) seorang dosen dan juga dai yang memasyarakat. Gaya dakwahnya juga sama seperti umumnya dai NU,” ujar Ketua Muslimat NU Krapyak, Hj. Iswanahi Heru.
Iswahani pun menilai ukhuwah islamiyah di bulan Muharram perlu ditingkatkan dengan kegiatan sosial, terlebih Muharram tahun ini bertepatan dengan bulan Agustus, Bulan Kemerdekaan, “Acara Muharram ini jadi terasa semakin spesial karena juga di bulan Agustus. Kita jadi semakin bisa menyadari pentingnya kebersamaan dan kemerdekaan,” ujarnya.
Pada bulan Muharram, lanjutnya, Nabi Ibrahim diselamatkan Allah Ta’ala dari api. Peristiwa tersebut merupakan perjuangan Nabi Ibrahim membebaskan kaumnya dari penjajahan teologi, “Nabi Ibrahim berjuang agar rakyat terbebas dari paksaan penguasa untuk menyembah berhala, dan para ulama kita berjuang agar rakyat Indonesia terbebas dari penjajahan. Jadi menjadi bangsa yang merdeka itu sangat berharga,” terangnya.
Sebagai informasi, 53 anak yatim tersebut berasal daro RW 1 sampai RW 9 Kelurahan Krapyak. Secara simbolis santunan diberikan oleh Ketua PD Muhammadiyah Kota Semarang, H. Fachrurrozi, jajaran pengurus PR Aisyiyah, Muslimat NU, Ketua Mar’atus Shalikhah Krapyak, Hj. Elly Sutanto dan tokoh agama setempat. (rq)