Dansektor 21 Sidak PT Beronica Rancaekek, Temukan Limbah Akhir Tidak Optimal

oleh -
Dansektor 21 Sidak PT Beronica Rancaekek, Ditemukan Limbah Akhir Tidak Optimal

RANCAEKEK, sorotindonesia.com,- Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf Yusep Sudrajat, S.IP, M.Si., beserta jajaran Subsektor 01/Rancaekek serta Danramil Rancaekek Kapten Inf M. Raidin laksanakan giat sidak ke perusahaan produk tekstil PT Beronica, Jl. Raya Rancaekek KM 24, Kabupaten Bandung, Senin (29/4/2019).

Kedatangan Dansektor beserta rombongan ke perusahaan tersebut disambut oleh General Manager PT Beronica, Chandra, dan beberapa jajaran staf manajemen.

Kolonel Yusep sebelum melaksanakan pengecekan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), terlebih dahulu menjelaskan tentang progres Citarum Harum kepada staf manajemen yang hadir.

Kemudian kegiatan berlanjut ke pengecekan IPAL. Di tempat ini Dansektor mulai mencermati dari mulai inlet hasil produksi hingga ke saluran outlet pembuangan.

Tampak hasil olahan limbah dari PT Beronica masih berwarna keruh, dan belum ada ikan yang hidup disaluran buang meski sudah ada bak ikan.

“Ini hasilnya,” kata Kolonel Yusep sambil menunjukkan sampel limbah akhir dari saluran buang IPAL.

“Saya kasih waktu satu minggu agar perusahaan ini segera membenahi IPAL-nya. Kita bertugas sesuai dengan Perpres No.15 tahun 2018, yakni untuk mengembalikan ekosistem di DAS Citarum,” tegasnya.

“Perpres ini sudah berusia lebih dari satu tahun. Tapi PT Beronica ini belum juga optimal dalam hal pengolahan limbahnya,” ujar Kolonel Yusep.

“Minggu depan kita akan cek kembali, jika kurun satu minggu hasil olahan limbahnya belum maksimal, dengan berat hati dan terpaksa kita akan lokalisir lubang pembuangan limbahnya,” tegas Kolonel Yusep lagi.

Kesempatan yang sama, perwakilan PT Beronica, Chandra, mengungkapkan dihadapan awak media bahwa pihaknya masih berusaha menstabilkan kondisi pengolahan limbah.

“Kita baru menambah fasilitas untuk sistem biologi pada bulan Februari lalu. Hasilnya memang belum stabil, karena bakteri masih banyak yang mati,” ujar Chandra beralasan.

“Sebelumnya kita menggunakan metode fisika dan kimia, namun kita juga menginginkan hasil olahan yang lebih baik untuk mendapatkan baku mutu yang optimal, makanya kini kita tambah dengan sistem biologi,” terang Chandra yang saat diwawancara wartawan didampingi oleh konsultan IPAL.

Terkait dengan waktu yang diberikan oleh Dansektor 21 Satgas Citarum untuk pembenahan selama satu minggu, dijawab oleh Chandra, “Kita akan berusaha optimalkan mulai hari ini,” pungkasnya.

Kegiatan ditutup dengan pembuatan surat komitmen oleh pihak PT Beronica yang berisi dalam waktu satu minggu (tujuh hari) akan mengoptimalkan hasil pengolahan limbahnya sesuai dengan standar baku mutu dan dalam kondisi jernih serta ikan mampu hidup di bak outlet sebelum dibuang ke aliran sungai.

Perwakilan manajemen PT Beronica membuat surat pernyataan komitmen untuk segera membenahi pengolahan limbahnya yang diketahui oleh Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf Yusep Sudrajat, S.IP, M.Si., seusai dilaksanakan sidak, Senin (29/4/2019).
Dansektor 21 Satgas Citarum Puas Saat Sidak Ke PT Moatex dan PT Vonex Indonesia

Seusai sidak ke PT Beronica, Dansektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat melanjutkan kegiatan sidaknya ke PT Moatex yang masih berada dalam satu kawasan dengan PT Beronica.

Kolonel Yusep saat sidak ke PT Moatex ini diterima oleh Manager Produksi, Iyas, dan staf administrasi, Rina. Sedangkan pimpinan perusahaan sedang tidak berada ditempat.

Sesaat memperkenalkan diri, Kolonel Yusep langsung minta izin untuk langsung mengecek kondisi IPAL perusahaan produk tekstil yang bergerak dengan sistem WJL (Water Jet Loom) ini.

Tampak IPAL yang dimiliki oleh PT Moatex tertata dengan sistematis dan tidak membuang limbah karena menggunakan sistem recycle.

Setelah itu, Dansektor beserta jajaran bergeser untuk melaksanakan sidak lagi ke PT Vonex Indonesia yang berlokasi di Jl. Raya Rancaekek KM 23.

Berbincang sejenak, Dansektor diantar oleh manajemen pabrik, Agung Hariman, untuk melihat proses produksi, lalu kemudian ke fasilitas IPAL.

Kolonel Inf Yusep Sudrajat saat melihat proses produksi PT Vonex Indonesia, Senin (29/4/2019).

Pabrik yang memproduksi benang dan celupan benang ini tampak menata ruang kerjanya dengan rapi dan teratur. Begitupun dengan IPAL.

Dansektor dengan disaksikan oleh awak media serta elemen masyarakat, mencermati mulai dari inlet hingga ke outlet dan saluran pembuangan akhir olahan limbah.

Kondisi hasil olahan limbahnya sendiri terlihat sudah bening, mirip warna air minum dalam kemasan. Tidak hanya itu, ada ikan hidup di saluran pembuangan akhir sebelum hasil olahan limbah tersebut dibuang ke aliran sungai.

“Ini yang kita harapkan dari industri yang menghasilkan limbah cair. Selain memenuhi standar baku mutu, juga kondisinya saat dibuang warnanya bening serta ada ikan hidup didalamnya, sehingga tidak membahayakan ekosistem sungai,” ujar Kolonel Yusep.

“Kita mengucapkan terima kasih kepada manajemen PT Vonex Indonesia yang sudah bersedia bekerjasama dengan Satgas Citarum untuk mengelola limbahnya dengan baik,” ucap Dansektor 21 ini.

Agung Hariman pada kesempatan wawancaranya dengan awak media, mengatakan bahwa pihaknya juga berterima kasih kepada jajaran Satgas Citarum yang telah mendorong dan memotivasi hingga pihaknya bisa menyesuaikan dengan parameter yang ditetapkan oleh satgas.

“Ini kesempatan kami berbuat untuk turut dalam pelestarian lingkungan, mudah-mudahan konsisten. Untuk limbah, kami sudah lakukan recycle sekitar 30 persen,” ungkap Agung.

Diakhir kegiatan, pihak manajemen PT Vonex Indonesia membuat surat pernyataan komitmen untuk tetap menjaga kualitas olahan limbahnya.[St]

Comments

comments