SOROTINDONESIA.COM , SEMARANG – Adanya aksi bom bunuh di dekat pos polisi Kartosuro yang terjadi pada hari, Senin (3/6/2019) malam lalu, diharapkan menjadikan masyarakat tetap tenang dan beraktifitas seperti biasa.
Saat ini para pelaku teror tersebut tengah berusaha menunjukkan diri masih aktif, namun masyarakat diminta untuk tetap mengimbangi dengan gerakan deradikalisasi. Deradikalisasi dalam mencegah paham radikal teror, menurut Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Tengah Dr Drs Budiyanto, SH, M.Hum., dapat dilakukan dengan berbagai bentuk.
“Masyarakat semakin dewasa dalam memperhatikan ini, dapat kita perhatikan dengan semakin eksisnya budaya atau tradisi lokal yang terus digaungkan. Ini sebagai bentuk deradikalisasi lewat budaya,” kata Budi disela kegiatannya memantau Posko Lebaran yang ada di Semarang, Rabu (6/6/2019) malam.
Meski kejadian tersebut tidak mengakibatkan jatuhnya korban kecuali pelakunya sendiri, menurutnya, kejadian itu menjadi sinyal bahwa keberadaan teroris itu masih ada dan terus bergerak.
“Pemahaman kami seperti itu, siapa yang jadi sasaran korban, pelakunya tewas atau tidak bagi teroris itu tidak penting. Intinya pesan eksistensinya tersampaikan. Mereka masih ada dan itu sudah ditunjukkan ke publik,” ujarnya.
Menurutnya lagi, target utama mereka adalah menciptakan suasana agar masyarakat dilanda keresahan dan ketakutan. “Selain itu, dengan adanya peristiwa tersebut justru semakin memotivasi masyarakat Jateng untuk semakin waspada dalam menjaga keamanan di lingkungan masing-masing. Hal ini tentunya semakin mempersempit gerakan radikal teror di akar rumput,” bebernya.
Dengan demikian, lanjutnya, sinyal yang mereka lempar untuk menakut-nakuti melalui aksinya itu menjadi kontraproduktif, justru menjadi bumerang buat mereka. “Masyarakat banyak yang share video pelaku yang sedang kesakitan di berbagai media sosial. Ini malah jadi tontonan pada akhirmya,” ujarnya.
Namun demikian, FKPT Jateng meminta masyarakat untuk tak gegabah dalam bertindak, upayakan koordinasi agar suasana tetap kondusif dan aparat dapat bertugas dengan sebaik-baiknya.
Budiyanto juga meminta agar para generasi muda dapat berfikir jernih dalam menerima penjelasan suatu ajaran agama di media sosial maupun di tempat-tempat lain, telebih terhadap mereka yang sudah terindikasi sebagai rekrutan baru radikalis-teroris untuk berfikir ulang terhadap apa yang hendak mereka lakukan.
“Semoga mereka cepat tersadarkan, dan kembali ke masyarakat untuk bersama-sama membangun dan mengokohkan NKRI,” tutupnya. (arh)