Sungai Di Cimahi Tak Lagi Warna Pelangi

oleh -
Sungai Di Cimahi Tak Lagi Warna Pelangi

sorotindonesia.com, CIMAHI,- Refleksi dan publikasi dua tahun program Citarum Harum Sektor 21 yang dilaksanakan di Kota Cimahi, menyatakan bahwa kini aliran sungai di Kota Cimahi tidak lagi berwarna pelangi atas upaya kolaborasi Satgas Citarum. Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Cimahi, M. Ronny, pada sambutannya di acara yang dipusatkan di halaman Rusunawa Cibeureum, Selasa (14/1/2020).

“Jam segini bagaimana warnanya sungai di Kelurahan Utama pada satu tahun yang lalu?” tanya Kadis LH Kota Cimahi kepada warga dan Lurah Utama, Neneng Mastoah.

“Berwarna-warni,” jawab Neneng.

“Sekarang warnanya bagaimana?” tanya Kadis LH lagi. “Sekarang sudah semakin bersih,” jawab Neneng lagi.

“Ya, itu buktinya. Saya sangat terbantu oleh Dansektor 21 Satgas Citarum Harum,” kata M. Ronny, diikuti tepuk tangan dari hadirin yang terdiri dari perwakilan industri, Pemkot Cimahi, Forkopimcam Cimahi Selatan, forum sinergitas pentahelix Industri Bersih Cimahi, perwakilan DLH Kabupaten Bandung, tokoh masyarakat, warga, jajaran Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 13 dan awak media.

Ditambahkan oleh M. Ronny, “Menurut saya sekarang kondisi sungai di Cimahi sudah mending, karena masih banyak hal lain yang masuk ke sungai selain dari limbah industri,” tambahnya.

“Warna sungai itu berubah, karena adanya kepedulian dari perusahaan. Tadi kita sudah melihat antara lain ke PT Sinar Pangjaya Mulia dan PT Trisulatex. Investasi yang ditanamkan untuk mengelola limbah itu luar biasa, miliaran rupiah. Untuk itu, terima kasih kepada perusahaan yang telah merubah kondisi pengelolaan IPAL-nya,” ucap M. Ronny.

Kadis LH Kota Cimahi ini juga memperkirakan, tingginya angka stunting di Kota Cimahi yakni 9 persen, salasatunya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Seperti air tanah yang dikonsumsi masyarakat terkontaminasi oleh limbah, atau kualitas udara yang terhirup. “Kemungkinan dari limbah yang yang tidak diolah dengan baik, kemudian sudah berpuluh tahun dibuang ke badan sungai, sungai itu kan meresap, tidak kedap. Meresap kemudian banyak yang menggunakan air tanah untuk konsumsi,” kata M. Ronny.

“Daya dukung dan daya tampung lingkungan Kota Cimahi ini berat, karena jumlah penduduk yang melebihi dari batas ruang ideal. Wajar kalau sanitasi menjadi tidak teratur. Jadi, bagaimana air menjadi lebih baik, udara menjadi lebih baik, pengelolaan sampah menjadi lebih baik, salasatu caranya adalah dengan memaksa untuk meningkatkan kesadaran warga agar sanitasi dan lingkungannya lebih baik,” ujarnya menekankan.

“Refleksi dua tahun Citarum Harum, tadi Ibu Lurah Utama sudah menyampaikan bahwa kondisi anak Sungai Citarum yang ada di Cimahi saat ini lebih baik. Sekali lagi, terima kasih kepada Dansektor,” pungkasnya.

Seusai penyampaian sambutan dari Camat Cimahi Selatan, Hesti Hestiantina, perwakilan dari media peliput Satgas Citarum Sektor 21, serta Dansektor 21 Satgas Citarum, Kolonel Inf Yusep Sudrajat, S.IP, M.Si., rangkaian acara dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata oleh Dansektor.

Penerima cinderamata tersebut yakni Kadis LH Kota Cimahi, M. Ronny, Camat Cimahi Selatan, Hesti Hestiantina, perwakilan industri serta perwakilan wartawan peliput Citarum, Edison.

Kunjungi Empat Industri Di Kota Cimahi

Sebelum rangkaian puncak di Rusunawa Cibeureum yang sekaligus melihat IPAL komunal domestik yang telah rampung dikerjakan di lokasi tersebut, Dansektor 21 beserta rombongan yang antara lain dari Forkopimcam Cimahi Selatan, Kadis LH Kota Cimahi, Ketua Forum Sinergitas Pentahelix Industri Bersih Kota Cimahi dan juga Citarum Institut, Dr. Eki Baihaki, serta awak media, berkesempatan meninjau langsung IPAL di 4 industri di Kota Cimahi.

4 (empat) industri itu yakni PT Sinar Pangjaya Mulia, PT Trisulatex, PT Central Georgette Nusantara (CGN), dan PT Kamarga Kurnia.

Perusahaan-perusahaan tersebut mewakili industri yang ada di Kota Cimahi yang rata-rata telah melaksanakan pengelolaan IPAL dengan baik.

“Kita hari ini, tanggal 14 Januari 2020, melaksanakan kegiatan satu hari bersama Dansektor 21. Tadi kita sudah mulai di Citepus, kita lihat bongkaran rumah untuk pembukaan akses jalan, lalu ke PT Alenatex yang telah membuat IPAL dari nol, kemudian sekarang kita ke PT Sinar Pangjaya Mulia di Cimahi untuk melihat hasil buangan olahan limbahnya,” jelas Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf Yusep Sudrajat kepada wartawan.

“Disini kita lihat, hasil olahan limbahnya sudah cukup baik, terbukti ada ikan koi hidup di outlet serta airnya juga bening, lalu ada penambahan-penambahan fasilitas IPAL. Ini sebetulnya sudah kita lakukan dua tahun lalu, jadi hari ini adalah dua tahun tugas Sektor 21 atau Satgas Citarum Harum merefleksikan dan melihat sejauh mana pabrik-pabrik dalam mengelola IPAL. Ternyata hari ini kita lihat semua, Sinar Pangjaya berkomitmen tetap melaksanakan IPAL dengan baik,” terangnya.

“Terpenting disini adalah kita media ini berkumpul disini bukan hanya awak media yang di Sektor 21 saja, tapi juga yang ada di Kodam. Jadi apa yang kita beritakan selama ini, itu kenyataan di lapangan, saya tidak ada rekayasa dalam hal ini, dan saya tidak mau main-main dengan lingkungan,” ujar Kolonel Yusep.

“Jika nanti ditemukan ada yang pengelolaannya jelek, silahkan tulis jelek saja, kita akan perbaiki,” tegasnya.

Pengecekan IPAL PT Sinar Pangjaya Mulia

Comments

comments