Sosialisasi Citarum Harum Di Cisondari Pasirjambu, Dansektor 21 Dorong Peternak Sapi Optimalkan Pengelolaan Limbah Kohe

oleh -
Sosialisasi Citarum Harum Di Cisondari Pasirjambu, Dansektor 21 Dorong Peternak Sapi Optimalkan Pengelolaan Kohe

KAB. BANDUNG – Sektor 21 Satgas Citarum melaksanakan giat sosialisasi terpusat program Citarum Harum di Kampung Ciwaru, Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, yang digelar di Madrasah Nurul Iman, (30/11/2021).

Sosialisasi tersebut disampaikan langsung oleh Komandan Sektor 21 Satgas Citarum, Kolonel Arm Nursamsudin, turut dihadiri Kepala Desa Cisondari, Dudi Wiwaha, tokoh masyarakat, tokoh agama, perwakilan kelompok tani, warga, serta jajaran Subsektor 21-12 Satgas Citarum.

Mengawali paparannya, Dansektor 21 menyampaikan terkait dengan progress Citarum Harum. Diantaranya penanganan permasalahan sampah permukaan sungai, limbah industri, dan terkait dengan kotoran hewan ternak yang juga hingga kini menjadi soal di Desa Cisondari.

Peserta sosialisasi tampak antusias menyimak paparan dari Dansektor 21 hingga akhir, termasuk penjelasan dan contoh manfaat kohe bagi tanaman produktif. Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab serta pernyataan komitmen. Ditutup kemudian dengan penyerahan bahan kontak Citarum Harum dan sesi foto bersama.

“Kita, Sektor 21, hari ini melaksanakan sosialisasi Citarum Harum di Kampung Ciwaru Desa Cisondari. Kita menyoroti pengelolaan kotoran hewan (kohe), karena mayoritas masyarakat disini adalah peternak sapi,” kata Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Arm Nursamsudin yang sebelumnya mengadakan sosialisasi di Kampung Caringin, Desa Mekarmaju.

Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Arm Nursamsudin didampingi Kepala Desa Cisondari, Dudi Wiwaha, saat memberikan keterangannya kepada awak media usai kegiatan sosialisasi Citarum Harum di Kampung Ciwaru.

Dijelaskan oleh Dansektor 21 bahwa kondisi pengelolaan limbah kohe di Desa Cisondari ini belum maksimal, sehingga berpotensi mencemari aliran sungai.

“Selama ini peternak masih membuang limbahnya ke sungai yang muaranya ke Sungai Citarum. Nah, ini perlu kita edukasi dan carikan solusi, sehingga masyarakat terus meningkat kesadarannya agar tidak lagi mencemari sungai,” jelasnya.

Aliran sungai di Desa Cisondari ini sendiri, seturut pantauan sorotindonesia.com, akan membuat takjub “orang kota”, karena kondisinya yang masih alami serta bebatuan yang menghiasi badan air. Tidak nampak sampah permukaan, namun di sejumlah sisi sungai terdapat kandang sapi milik warga sebagai sumber penghasilan mayoritas bagi warga di Kampung Ciwaru selain dari bertani.

Menanggapi sosialisasi yang dilaksanakan oleh Sektor 21 Satgas Citarum, Kepala Desa Cisondari, Dudi Wiwaha mengucapkan terimakasih dan apresianya.

“Alhamdulillah, kami merasa bersyukur sekali dengan adanya sosialisasi oleh Sektor 21 Satgas Citarum disini. Terutama menyangkut permasalahan yang ada, antara lain kohe yang belum terkelola dengan baik dan sebagian besar masih dibuang ke sungai. Masyarakat disini sekitar 70 persennya adalah peternak sapi, jumlah sapinya ada kurang lebih 300 ekor,” ucapnya.

Dengan adanya sosialisasi ini, lanjut Dudi, terdapat solusi dan mudah-mudahan kedepannya kohe dapat terkelola dengan baik.

Gabungan Kelompok Tani Taruna Mukti Siap Tampung Kohe

Pada kegiatan sosialisasi Citarum Harum oleh Sektor 21 di Kecamatan Pasirjambu ini, menariknya turut menghadirkan pegiat dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Taruna Mukti yang merupakan wadah rumah kompos yang lokasi kantor dan workshop-nya berada di Desa Cibodas, Kecamatan Pasirjambu.

Uus Pemana dari Gapoktan Taruna Mukti menyatakan siap berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan kohe (kotoran hewan) di Desa Mekarmaju dan Desa Cisondari, lokasi sosialisasi Citarum Harum oleh Sektor 21 Satgas Citarum hari ini.

“Alhamdulillah, pada hari ini kita berbahagia sekali atas kedatangan Komandan Sektor 21 Satgas Citarum, yang mana beliau mengajak kepada seluruh peternak bahwa mulai hari ini mari kita olah kotoran sapi supaya tidak lagi dibuang ke sungai untuk menyelamatkan sungai bagi generasi kita yang akan datang,” kata Uus Permana dihadapan awak media.

Diuraikannya lebih lanjut, “Kotoran sapi yang menjadi permasalahan bagi lingkungan, karena melihat rata-rata peternak masih membuang kohe sembarangan dan masih banyak yang langsung dibuangnya ke sungai padahal akan menjadi salasatu faktor penyebab pendangkalan sungai, melatarbelakangi kami membentuk Kelompok Tani Taruna Mukti. Kita bermaksud untuk mencoba mengantisipasi permasalahan tersebut meski belum seluruhnya. Mulai dari tahun 2007 kita konsen dalam pengolahan limbah sapi ini dan sekitar 40 ribu ton hingga hari ini yang kita pasarkan dalam bentuk pupuk organik,” bebernya.

“Alhamdulillah, kohe yang kita kumpulkan untuk dibuat pupuk, sudah bersertifikasi organik dari INOFICE. Tinggal menunggu izin edar yang sekarang sedang proses uji efektifitas oleh Unpad,” ujar Uus Permana yang juga dinobatkan sebagai Sahabat Citarum.

“Mudah-mudahan beberapa bulan kedepan izin edarnya sudah keluar, sehingga kita bisa mendapat peluang ekspansi pemasaran ke luar daerah Kabupaten Bandung,” harapnya.

[st]

Comments

comments