SOROTINDONESIA.COM, Dayeuhkolot,- Dansektor 7 Satgas Citarum Kolonel Kav Purwadi geram melihat aliran limbah berwarna hitam yang masuk ke Sungai Citarum yang disinyalir berasal dari pengolahan IPAL komunal PT MCAB, Jl. Cisirung, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
“IPAL PT MCAB Cisirung pada hari, Sabtu (4/8/2018), belum ada perkembangan yang signifikan. Beberapa pabrik masih buang limbah tanpa diolah ke PT MCAB IPAL Cisirung, dan langsung ke sungai melalui saluran lain ke Sungai Citarum,” terang Kolonel Kav Purwadi melalui pesan singkatnya. “Sesuai kesepakatan dengan pemilik pabrik saat dikumpulkan oleh Menko Maritim dan Pj Gubernur Jawa Barat, pabrik tidak beroperasi sampai dengan ada perbaikan,” kata Kolonel Kav Purwadi.

Ditegaskan oleh dansekor 7 ini, “Besok kami akan lakukan pentupan saluran lainnya (yang mengalirkan limbah ke Citarum),” tegasnya.
Sebelumnya, jajaran Sektor 7 Satgas Citarum telah menutup dengan cara dicor salasatu titik pembuangan hasil olahan limbah PT MCAB di Cisuminta. Penutupan ini bahkan sempat membuat area IPAL komunal PT MCAB menjadi terendam air limbah yang diduga keluar dari saluran bawah pengolahan.
“Tanggal 24 Juli kita lakukan penutupan dialiran pembuangan limbahnya di Cisuminta. Dari situ kita terus monitor, kita minta agar PT MCAB terus melakukan perbaikan,” kata Dansektor 7 saat diwawancara oleh wartawan saat ada kunjungan staf Kemenko Maritim bersama dengan netizen beberapa hari lalu.
Sedangkan direktur PT MCAB, Lucky Tjandradinata didampingi kontraktor revitalisasi IPAL komunal PT MCAB, Irsyad, dikesempatan terpisah menjelaskan, “Kita sedang meng-upgrade kapasitas dari 7.500 ke 15.000 meter kubik perhari yang diolah dengan benar, selanjutnya akan di upgrade lagi hingga total 25.000 meter kubik. Ini mungkin dikerjakan 3 hingga 4 bulan kedepan,” jelasnya.
Ditambahkan oleh Lucky, untuk saat ini PT MCAB sedang mengoptimalkan sistem DAF (Dissolved Air Floatation) sebesar 3.500 meter kubik perhari dan akan terus terus ditingkatkan. “Problemnya adalah saat kawasan Mohamad Toha banyak yang dicor oleh Dansektor 21, output limbah ke kita tiba-tiba nambah, penambahan itu belum bisa kita kalkulasi sekarang. Prinsipnya DAF ini jika sudah sampai 10.500 meter kubik berjalan, kita evaluasi, dan kemungkinan kita akan nambah lagi dengan DAF, karena sampai hari ini dengan tempat yang terbatas kita belum bisa menemukan lagi sistem yang lain,” terang Lucky. [*]
