Satgas Citarum Sektor 21-13 Karya Bhakti Menanggulangi Tanah Longsor Di Bantaran Sungai Cikendal Kampung Citopeng Kota Cimahi

oleh -
Satgas Citarum Sektor 21-13 Karya Bhakti Menanggulangi Tanah Longsor Di Kampung Citopeng Kota Cimahi

CIMAHI, sorotindonesia.com,- Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 13 melaksanakan giat karya bhakti di lokasi gerakan tanah atau longsor yang nyaris menggerus bangunan rumah milik Bapak Andung (67) yang berada di bantaran Sungai Cikendal Kampung Citopeng RT 05 RW 22 Kelurahan Melong, Kota Cimahi, Senin (8/6/2020).

Turut pada kegiatan karya bhakti tersebut aparatur kewilayahan dari Babinsa Koramil 0908/Cimahi Tengah & Selatan, Bhabinkamtibmas Polsek Melong, Kelurahan Melong, personel DPKP Kota Cimahi, Linmas, BPBD, tokoh masyarakat dan warga setempat.

Peristiwa gerakan tanah itu sendiri terjadi pada hari Sabtu tanggal 6 Juni 2020 sore, saat hujan deras turun mengguyur Kota Cimahi dan sekitarnya.

“Saya saat kejadian itu sedang berada di dapur untuk memasak, tiba-tiba terdengar suara gemuruh di samping rumah, segera saya cek dan ternyata ada tanah longsor,” kata Andung kepada wartawan dengan menggunakan bahasa Sunda. Beruntung pada peristiwa tersebut tidak menimbulkan kerugian materil ataupun jatuhnya korban. Hanya saja ada bagian tembok rumah di bagian belakang rumahnya yang digunakan untuk dapur terlihat retak.

Bapak Andung (kanan) beserta istri saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait peristiwa tanah longsor yang terjadi persis di samping rumahnya di Kampung Citopeng RT 05 RW 22, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Menurut Andung, kejadian itu baru pertama kali dialami sejak ia dan keluarganya tinggal selama kurang lebih 35 tahun (sejak 1985) di tempat tersebut.

“Harapan kami, pemerintah membantu mengatasi agar kondisi tanah bisa kembali stabil,” harap Andung yang sementara mengalihkan aktifitas dapurnya ke tempat yang dirasa lebih aman.

Kesempatan yang sama, Kelurahan Melong melalui Kasie Sarpras, Eva Fatimah, menjelaskan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi untuk menyiapkan langkah-langkah teknis terkait gerakan tanah yang rawan terjadi di wilayahnya.

“Untuk lokasi longsor disini, sementara kita buat trap, selanjutnya kita akan dorong agar kondisi tanah yang rawan longsor untuk di kirmir, supaya lebih kuat,” jelasnya.

Diungkapkan oleh Eva bahwa peristiwa longsor cukup rawan di wilayahnya terutama di pinggiran sungai.

“Sudah ada peristiwa longsor seperti ini di beberapa RW,” ungkapnya.

“Sebagai antisipasinya akan di kirmir. Dan kita berharap warga masyarakat yang bangunannya berada di pinggiran sungai agar selalu waspada, terutama saat volume air sungai sedang naik dan mengalir deras,” pungkasnya.

Menanggapi tanah longsor yang terjadi di wilayahnya, Ketua RW 22 Kelurahan Melong, Bapak Usa, mengatakan, “Kita berharap pemerintah bisa mengantisipasi, karena di RW 22 dari perbatasan Cibeureum hingga disini itu rawan longsor,” ujarnya.

“Sebagian memang sudah diperbaiki oleh Pemerintah Kota Cimahi, namun waktu yang hampir bersamaan dengan disini itu ada rumah di perbatasan RW 03 dan RW 22 yang juga terkena dampak aliran sungai saat hujan deras kemarin. Ada beberapa titik lokasi lagi yang belum di kirmir sejak tidak ada Dam di RW 03,” jelasnya.

Untuk meminimalisir bahaya bagi warga yang tinggal di bantaran sungai, Usa juga mengakui sudah kerap kali memberikan imbauan, “Bentuk imbauan kepada warga yang tinggal di pinggiran sungai sudah kita lakukan, antara lain tanahnya yang di bantaran jangan dipakai (bangunan), kalau bisa ditanami pohon-pohonan, untuk menghindari resiko,” terangnya.

Kesempatan terpisah, Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 13, Serka Lilik Puji Widodo, kepada wartawan menjelaskan, “Bantaran Sungai Cikendal di RT 05 RW 22 Kelurahan Melong yang longsor ini panjangnya kurang lebih 10 meter dengan ketinggian tidak kurang dari 5 meter,” jelasnya.

“Langkah sementara yang dilakukan untuk menanggulanginya adalah mengangkat material tanah dan batuan yang jatuh ke aliran sungai serta menata juga menutup bantaran sungai yang rawan longsor dengan karung berisi tanah dan pasir,” terang Serka Lilik.

Diterangkannya lebih lanjut, “Karung pasir ini ada sekitar 500 yang disiapkan. Kedepannya atau besok kita akan berkoordinasi lebih lanjut untuk pemasangan kayu dolken,” ujarnya.

“Penanggulangan sementara ini kita lakukan untuk meminimalisir terjadinya longsor susulan yang bisa membahayakan warga yang berada di sekitar sungai, karena di musim penghujan ini arus air dialiran Sungai Cikendal sangat deras,” urainya.

Serka Lilik Puji Widodo juga berharap agar warga masyarakat proaktif dalam pencegahan bahaya longsor.

“Kami juga berharap kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan dan ekosistem sungai, serta waspada dan berhati-hati bila turun hujan deras agar tidak terjadi bencana bagi warga dan lingkungan,” tutup Serka Lilik.

Tampak pada karya bhakti yang dilaksanakan, puluhan kubik tanah dan bebatuan yang jatuh ke aliran sungai berhasi dibersihkan, kemudian tanah yang labil ditata dan diganti sementara dengan ratusan karung berisi pasir.

[St]

Comments

comments