SEMARANG – Dewan Pendidikan Kota Semarang (DPKS) menggelar Sarasehan Pendidikan bertema Kota Semarang Sebagai Sasaran Program Sekolah Penggerak di Grand Arkenso, Selasa (26/10/2021) pagi.
Wali Kota Semarang, Dr Hendrar Prihadi, SE, MM., sambutan pembukanya mengingatkan dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 di Kota Semarang jangan sampai menjadi klaster penyebaran Covid-19.
“Di beberapa daerah, PTM itu langsung jadi klaster baru penyebaran Covid,” kata Hendi sapaan akrabnya, Selasa (26/10/2021).
Mendengar hal itu, Hendi pun langsung melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, “Alhamdulillah, di Semarang semuanya sehat, kata Kepala Dinas Pendidikan kita mulai PTM ini setelah ada seleksi,” ungkapnya.
“Pastikan PTM tidak jadi sebaran Covid, pastikan titik-titik yang berpotensi menjadi sebaran Covid seperti kantin, dan area parkir,” pintanya.
Terkait dengan dipilihnya Kota Semarang sebagai sasaran sekolah penggerak. Hendi mengatakan karena tiga hal, yakni kompetensi, literasi dan karakter. Ia juga sependapat dengan Ketua DPKS, DR Drs Budiyanto, SH, M.Hum., yang menyebut guru harus terus meningkatkan kualitas diri.
“Kalau tadi Pak Budi mengatakan meningkatkan kualitas guru dan dosen adalah tanggung jawab masing-masing, saya minta tambahkan juga tanggungjawab pemerintah. Guru ini harus terus sekolah, harus ada beasiswa,” tandasnya.
Hendi juga sependapat untuk membudayakan membaca. Bahkan, dia minta agar tidak terpengaruh kabar penelitian tentang rendahnya budaya literasi di Indonesia. Dia minta setiap hari harus membaca, mencari ilmu baru.
“Harus ada ilmu baru yang kita dapat setiap hari. Kalau budaya membaca itu kita kembangkan lagi, maka kualitas pendidikan kita akan semakin meningkat,” tandasnya.
Terkait persoalan karakter, Hendi juga menganggap hal itu penting. Sebagai contoh dia menyoroti lunturnya karakter bangsa dalam dua tiga tahun terakhir, terutama saat kampanye yang mengusung isu suku, agama, ras, antargolongan dan etnis. “Perbedaan itu terus dipertajam, maka hilanglah kepribadian bangsa kita,” keluhnya.
Hendi juga menyebut penelitian generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) yang mengungkap banyak pelajar dan mahasiswa yang tidak setuju dengan Pancasila, “NU melalui generasi mudanya melakukan survey mengenai anak sekolah yang tidak setuju tentang pancasila,” bebernya.
“Kalau ini tidak kita ikuti, maka anak cucu kita nanti hanya akan mendengar sejarah negera hebat bernama Indonesia,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua DPKS DR Drs Budiyanto, SH, M.Hum., dalam sambutannya mengapresiasi visi Hendrar Prihadi memimpin Kota Semarang yang sejalan dengan menteri pendidikan yakni membangun kota Semarang di sektor kesehatan dan pendidikan.

“Kualitas sebuah bangsa ditentukan oleh kualitas sumberdaya, kualitas sumberdaya manusia ditentukan oleh pendidikan, dan kualitas pendidikan ditentukan oleh gurunya, dosennya,” kata Budiyanto.
“Terus yang menentukan kualitas siapa?, kualitas guru ya ditentukan dirinya sendiri, guru dan dosen harus terus belajar atau mencari ilmu karena mencari ilmu harus dilakukan sejak lahir sampai dimasukkan ke liang lahat,” imbuhnya menegaskan.
Dengan sarasehan pendidikan tersebut, dia berharap semua elemen pendidikan memahami dan bergerak bersama untuk mewujudkan Kota Semarang Semakin Hebat dengan Sekolah Penggerak
“Mudah-mudahan melalui sarasehan ini kita bisa mendapatkan penjelasan secara detail tentang merdeka belajar, sekolah penggerak. Mendidik tidak sebatas menguasai kognitif, tapi juga mengusai afektif, hasil dari sekolah penggerak akan menghasilkan profil pelajar Pancasila,” urainya.
“Mari kita bekali pelajar kita agar mengusai keterampilan yang dibutuhkan dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” tutupnya. (qq)