PT How Are You Indonesia Buktikan Ikan Bisa Hidup Di Saluran Outlet IPAL

oleh -
PT How Are You Indonesia Buktikan Ikan Bisa Hidup Di Saluran Outlet IPAL
Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf Yusep Sudrajat saat mengecek IPAL PT How Are You Indonesia, Kota Cimahi, Kamis (26/9/2019).

sorotindonesia.com, CIMAHI,- PT How Are You Indonesia, perusahaan produk tekstil yang berlokasi di Jalan Nanjung No. 206, Kota Cimahi, pada tanggal 13 September 2019 yang lalu sempat diperingatkan oleh jajaran Satgas Citarum Harum Sektor 21 dengan cara pembuangan limbahnya dilokalisir (cor), kini telah menunjukan progress pembenahan pengolahan limbahnya menjadi lebih baik.

Hal tersebut tampak saat Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf Yusep Sudrajat, S.IP, M.Si., bersama jajaran Subsektor 21-13 dan disaksikan oleh awak media melaksanakan pengecekan ke IPAL perusahaan yang bergerak di bidang dyeing dan knitting tersebut.

Kolonel Yusep pada kegiatan itu sempat diajak oleh Direktur PT How Are You, Mr Liu, untuk meninjau ke proses produksi. Selanjutnya melihat fasilitas IPAL mulai dari inlet hingga ke outlet. Terlihat lubang pipa menuju ke outfall masih dalam keadaan tertutup karena dicor.

Kemudian Dansektor 21 ini mencermati dan melakukan tanya jawab dengan Mr Liu serta penanggungjawab IPAL berkaitan dengan sumber air di bak indikator yang berisi ikan koi dan ikan mas hidup, juga sumber air yang berada di outlet. Setelah di kroscek dan dilakukan test pH, ternyata hasilnya sesuai. Kondisi hasil olahan limbahnya juga sudah cukup bening. Sehingga Dansektor memutuskan untuk membuka lokalisir di lubang pembuangan outlet IPAL.

Dijelaskan oleh Kolonel Yusep kepada awak media seusai pengecekan, “Hari ini, kita Sektor 21 mengunjungi PT How Are You Indonesia untuk mengecek kondisi hasil pengolahan limbahnya yang pada tanggal 13 September 2019 lalu kedapatan membuang limbah kotor ke aliran Sungai Cibabat, sehingga saya paksa untuk perbaikan, kita tutup lubang pembuangan limbahnya,” jelasnya mengawali.

Hari ini, sambungnya, tanggal 26 September 2019, kita cek hasil olahan limbahnya di outlet akhir, hasilnya sudah cukup aman untuk dibuang ke sungai, karena kita lihat tadi ada ikan koi, ikan mas, apalagi ikan mujair hidup semua di kolam indikator.

Diterangkan lebih lanjut oleh Kolonel Yusep, “Perusahaan ini menghasilkan limbah 500 hingga 600 meter kubik perhari, dan Itu cukup besar, dengan jumlah pekerja sekitar 300 orang, dan memproduksi 5 hingga 6 ton perhari, sehingga sangat membahayakan ekosistem apabila air limbahnya dibuang tanpa diolah terlebih dahulu dengan baik,” terangnya.

“Hari ini hasilnya sudah bagus, kita buka lokalisirnya secara simbolis, karena hasil olahan limbahnya sudah aman untuk dibuang ke media lingkungan, dan pabrik bisa berproduksi kembali secara normal,” ungkapnya.

“Saya harapkan ini seterusnya dijaga,” kata Kolonel Yusep kepada Mr Liu yang berdiri disamping Dansektor.

“Kita Satgas tidak akan bosan dan lelah berpatroli, bukan ke pabrik ini saja, tapi semua pabrik yang menghasilkan limbah cair yang ada di wilayah Sektor 21 kita akan pantau, kalau ditemukan kotor, tentunya kita akan tutup (lokalisir), dan saya akan serahkan ke penegakan hukum jika memang tetap bandel,” tegasnya.

Perpres No.15 tahun 2018, tambah Kolonel Yusep, marwahnya akan hilang apabila Satgas Citarum di 23 Sektor ini, khususnya di Sektor 21 tidak melaksanakannya dengan baik, yakni untuk mengembalikan ekosistem di DAS Citarum secepatnya.

“Waktu tujuh tahun sesuai Perpres tidak terasa, ini sudah di tahun kedua. Sehingga kita tidak main-main disini. Efeknya terhadap lingkungan sudah harus dirasakan oleh semua masyarakat,” tutup Dansektor.

Kesempatan yang sama, menanggapi hasil pengecekan oleh Dansektor 21 beserta jajaran, Mr Liu menjelaskan, “Ya, sebetulnya equipment IPAL kami saat ini sudah lengkap, dan ada beberapa obat yang kami ganti. Kami juga menerima pengecoran oleh Satgas, karena meski hasil limbah akhir cukup baik, tapi ternyata ikan belum sanggup hidup, maka dari itu kita segera berbenah,” kata Mr Liu.

“Sekarang saya sudah membuat bak indikator yang besar, dan ikan sudah sanggup hidup didalamnya. Komitmen kami untuk bisa mempertahankan hasil olahan limbah kami agar tidak mencemari lingkungan. Dan saat ini kami juga sudah bisa melakukan recycle air limbah hingga 50 persen,” pungkas Mr Liu.[St]

Comments

comments