SEMARANG, sorotindonesia.com – Baliho Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dr. Muhammad Hayyi Wildani berukuran 5m x 10m terpampang di 12 titik strategis kota Semarang. Sontak, hal itu membuat warga kaget. Bagaimana tidak? Lazimnya yang berani kampanye dengan baliho resmi hanya yang dianggap partai besar atau pemenang.
“Saya heran mas, biasanya kan caleg yang masang baliho itu PDIP, ini kok (Bacaleg) PPP berani masang (baliho besar),” ujar pedagang sayur di Gayamsari yang enggan disebutkan namanya, Kamis (1/6/2023) pagi.
Menurur dia, mestinya hanya partai pemenang, atau partai besar dan jelas memiliki elektabilitas cukup tinggi yang berani memasang baliho resmi di kawasan tersebut.
“Ya heran to mas. Wong biasanya itu yang masang partai besar, yang menang pemilu dan terkenal sering menang. Lha ini PPP, gak punya DPR di Semarang kok berani masang,” ujarnya.
Tal bisa dipungkiri, pernyataan pedagang tersebut memang masuk akal. Faktanya, sejauh ini hanya partai politik pemenang atau parpol yang dikenal besar saja yang memasang baliho resmi di kota Semarang. Selebihnya hanya memasang spanduk di pemukiman warga.
Terkait hal itu, dokter Hayyi memberikan tanggapan. Ia pun mengungkapkan alasan dirinya berani memasang baliho dirinya sebagai bacaleg DPR RI dari PPP.
“Tujuan saya itu sederhana, menggugah semangat kader PPP untuk kembali berjuang memenangkan pemilu di Semarang, semua kader harus percaya diri, harus PD mengenalkan diri sebagai kader PPP,” kata dokter Hayyi saat ditemui di tempat praktiknya Klinik dr.Hayyi di Kaligawe, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Ia menilai, PPP bukan sebuah partai yang tidak laku. Melainkan karena semangat kader partai berlambang ka’bah yang harus kembali dikobarkan. Kader, katanya, harus giat untuk kembali memasarkan, mempromosikan PPP dengan mengabarkan peran politisi PPP yang ada di senayan kepada masyarakat.
“Ada banyak produk perundangan yang lahir dari usulan dan perjuangan PPP. Masyarakat harus tahu bahwa PPP berperan dalam menerbitkan Undang-undang pesantren,” ujarnya.
Dokter muda yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Semarang ini menilai, warga NU harus mengingat kembali peran PPP sebagai penyeimbang di masa orde baru.
“Kondisi di orde baru, PPP menjadi penyeimbang antara partai pemerintah dengan partai nasionalis. Saya rasa, dari level kabupaten kota, khususnya Semarang sampai level nasional juga harus mengulang kembali peran itu. Warga NU juga harus ikut mendukung PPP seperti Mbah Moen yang istiqamah di PPP,” urainya.
Oleh karena itu, lanjutnya, dokter yang juga pengusaha ini berani memasang baliho besar dengan biaya yang tidak sedikit. Antara lain di 12 Titik Strategis diantaranya di Jl. Kaligawe, Jl. Gatot Subroto, Jl. Prof Hamka, Jl. Kaligarang, Jl. MT.Haryono, Tlogo Genuk, Jl. Majapahit dan lain sebagainya
“Saya pikir ini tidak berlebihan, karena berjuang itu dengan apa saja, bisa dengan ide, tenaga, maupun harta. Jadi baliho itu hanya kebetulan saja karena saya ada rezeki lebih, dan saya harap kader yang lain juga mulai berani tampil di masyarakat,” harapnya.
Terkait kondisi saat ini, ia menegaskan bahwa kader PPP harus berani tampil, berjuang bersama untuk meraih kembali kursi legislatif yang hilang.
“Memang di kota Semarang saat ini PPP masih kosong, tidak punya kursi. Nah, inilah yang harus kita perjuangkan bersama, meraih kursi yang hilang, kita cari lagi kader PPP kader NU yang siap maju bersama satu tujuan, agar dapat kursi di Semarang. Tentunya ini menjadi pendulang juga untuk perolehan suara DPRD provinsi maupun RI,” tegasnya.
Kendati demikian, ia cukup realistis dalam membaca percaturan politik yang ada. Karenanya, ia tidak mau muluk-muluk dalam bicara target perolehan suara.
“Ini kan masih bakal calon, belum calon legislatif. Artinya bagaimana nantinya, kita tetep tunggu arahan dari DPP (PPP). Mohon doa dan dukungan dari semuanya ya, semoga semua yang kita rencanakan bisa berjalan dengan lancar,” pungkasnya. (Rifqi)