Semarang, [ Sorot Indonesia ] – Kebijakan yang ditetapkan oleh sebuah organisasi memiliki efek pada perbedaan pola kinerja dan pengembangan yang ada. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Markas PMI Kota Semarang, Endang Puji Astuti saat diwawancarai beberapa hal terkait dengan kegiatan kebencanaan di markas PMI Kota Semarang Jalan MGR Soegijapranata No. 35 Kota Semarang, Selasa (20/02/2018).

“Sesuai dengan hasil Muskerkot (Musyawarah Kerja PMI Kota) bulan lalu, pengelolaan langsung oleh pengurus kecamatan,” kata Endang.
Dikatakannya bahwa penyerapan bantuan tersebut sedikit berpengaruh pada kinerja relawan yang ada, “Dengan adanya kebijakan tersebut, Sibat sebagai tim yang dibentuk oleh PMI diupayakan untuk bisa optimal dengan pendampingan sukarelawan dari PMI Kota sebagai assessor kegiatan layanan kebencanaan,” tuturnya.
Dikatakannya lagi bahwa kendala yang dihadapi saat ini, baru 3 kelurahan yang sudah ada Sibat PMI. Namun seiring dengan telah sah-nya UU Kepalangmerahan dirinya optimis dapat menambah Sibat dalam beberapa tahun mendatang, “UU Kepalangmerahan ini membutuhkan kekuatan sosialisasi, ” ucapnya, “dengan adanya sosialisasi ini, kami (PMI-red) dapat pula melakukan sosialisasi tentang program Sibat,” katanya lebih lanjut.
Kepala seksi penanggulangan bencana alam PMI Kota Semarang Sri Djatmiko menjelaskan beberapa kegiatan yang dilakukan pada bulan ini, “Evakuasi seperti biasa, pembagian sembako, lauk pauk (mentah) untuk DU (Dapur Umum), droping air bersih, dan pembersihan fasilitas umum,” ungkapnya, “Itu yang bencana massal. Sedangkan untuk bantuan bagi individu bentuknya variatif,” imbuhnya.
Diterangkan bahwa di pembersihan fasilitas umum (masjid dan lapangan voli) dilaksanakan di Perumahan Mangkang Indah dan RW 2 Wonosari Ngaliyan bersama pemadam kebakaran, droping (pengiriman) air bersih di RW 3 Wonosari Ngaliyan dan RW 7 Mangkang Kulon, “Mungkin hanya sebagian kecil, jadi untuk sementara tidak banyak data yang bisa kami (PMI-red) informasikan karena ada beberapa yang belum ditindaklanjuti dan belum direkap,” ungkap Djatmiko di sela-sela aktivitasnya.
Dikatakan bahwa PMI selalu berkoordinasi dengan pihak terkait dan menyampaikan laporan sesuai dengan mekanisme yang berlaku, “Kita laporan tiap bulan kepada pemerintah Kota Semarang, BPBD dan yang pasti juga ke PMI Jateng,” terangnya. Disebutkan, data sementara dari daerah yang terkena banjir maupun yang terdampak banjir yang terjadi pada Jumat (09/02) di Wonosari Ngaliyan misalkan, lalu air yang meluap dari Sungai Plumbon berdampak pada pemukiman warga RW 2 dari RT 1 sampai RT 13 dengan variasi ketinggian air 100 sampai 150 cm. Sedangkan RT 9 dinyatakan aman. Dikatakan, dalam musibah tersebut 1 rumah warga milik Jajang mengalami kerusakan, dan sekitar 20 orang warga mengungsi di RW 1.
“Kami turunkan 2 regu dari KSR Markas PMI dan KSR PMI Unit PGSD UNNES” Tandasnya. Disebutkan koordinator yang melakukan pendataan pada wilayah tersebut adalah Yosep Wahyu Trisaputro. (AR Hidayat_SorotIndo)