SRAGEN , sorotindonesia.com – Manajemen Lembaga Amil Zakat Sedekah dan Infak Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Sragen, Jawa Tengah memiliki cara dalam mewujudkan perhatian terhadap warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyyin), dari sisi sosial, ekonomi, kemanusiaan atau kebencanaan, pendidikan hingga pada persoalan lingkungan hijau.
Sekretaris LAZISNU Sragen, Muhammad Nur Mubtadi’in menjelaskan ada berbagai ‘produk’ yang menjadi cara untuk melakukan tasaruf penyaluran dana zakat infak dan sedekah (ZIS). Dia menyebut realisasi program yang pertama yaitu NU Cera Cerdas yang fokus pada bidang pendidikan. “Ada program beasiswa (bagi) siswa anak dari keluarga kurang mampu tapi berprestasi, bantuan peralatan sekolah berupa tas sekolah dan alat tulis sekolah bagi siswa-siswi atau santri yang kurang mampu,” ujarnya melalui pesan tertulis, Selasa (10/6/2025).
Selanjutnya, Mubtadi’in menyebut NU Care Sehat. Program ini menunjukkan kepedulian NU terhadap kesehatan nahdliyyin dalam bentuk bantuan pengobatan gratis, bantuan alat kesehatan seperti kursi roda, tongkat untuk berjalan, dan yang menarik adalah pelayanan Mobile Clinic (klinik berjalan) dengan anggaran dari Unit Pengumpul Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) yang ada di tingkat kecamatan.
“LAZISNU Sragen sudah memiliki ambulans di setiap kecamatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara gratis di masing-masing wilayahnya, selain pelayanan kesehatan juga sebagai armada untuk menghantarkan jenazah jika ada warga NU yang meninggal. Anggaran transportasi ambulans yang ada di setiap kecamatan sudah di-back up oleh masing masing MWCNU melalui UPZISNU setempat,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, NU Care Damai yang berkonsentrasi pada bidang sosial kemanusiaan atau kebencanaan telah menyalurkan bantuan berupa peralatan untuk mobilitas tim kebencanaan seperti; perahu karet, pelampung (life jacket), mesin perahu, dan alat-alat yang berkaitan prosedur keselamatan bagi pelaku kebencanaan.
“LAZISNU juga memberikan bantuan untuk keperluan dapur umum dalam posko kebencnaan apabila ada bencana yang sedang melanda. Baik di daerah maupun di luar daerah,” urainya.
Yang tak kalah menariknya, kata dia, adalah komitmen NU dalam membantu pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrem. Program NU Care Berdaya telah menjangkau masyarakat ekonomi lemah untuk bangkit melalui skema bantuan yang termonitor dan terkendali.
“Ada bantuan gerobak angkringan, bantuan modal usaha, bantuan peralatan usaha lainnya. Setelah dapat bantuan kita monitor, perkembangannya dilaporkan ke manajemen LAZISNU,” jelasnya.
Dia menyebut keluarga Nahdliyyin penerima manfaat bantuan gerobak bakso, gerobak es, gerobak crepes, alat press es, bantuan alat cukur rambut, bantuan stand es teh (bok kontener) bisa dikelola agar benar-benar giat berwirausaha.
“Bantuan-bantuan tersebut adalah sistemnya Hak Pakai, apabila gerobak sudah tidak lagi digunakan maka penerima harus segera melaporkan ke pengurus LAZISNU, dan gerobak yang sudah tidak terpakai lagi nantinya akan dialihkan ke penerima yang lain yang membutuhkan,” ulasnya.

Sedangkan bentuk perhatian LAZISNU terhadap lembaga atau badan otonom (Banom) diwujudkan melalui program NU Care Tangguh. Program ini membidangi penguatan kelembagaan yang ada di Nahdlatul Ulama. Contohnya program yang dilaksanakan adalah bantuan pendanaan untuk lembaga-lembaga yang akan melaksanakan program programnya,”
“Ada ketentuan dan syarat yang berlaku, tujuan diadakannya program penguatan lembaga ini adalah untuk memperkuat kelembagaan di Nahdlatul Ulama Kabupaten Sragen agar program-program yang sudah direncanakan bisa berjalan dengan baik, terutama dalam permasalah pendanaan,” tuturnya.
Kendati demikian, ia mengakui ada satu program yang belum terlaksana pada tahun 2024 hingga pertengahan tahun 2025 ini, yakni NU Care Hijau, sebuah program kepedulian NU terhadap lingkungan hijau.
“Untuk saat ini belum ada program yang terlaksanakan, akan tetap LAZISNU Sragen memiliki gagasan untuk program NU Care Hijau berupa pengelolaan sampah plastik,” bebernya
Katanya, praktek NU Care Hijau berupa pendirian Bank Sampah atau sejenisnya. Nantinya, hasil penjualan botol, bekas lepak makanan atau yang berbahan dasar plastik yang memiliki bobot timbangan akan dikelola untuk kemaslahatan umat.