Semarang, [ Sorot Indonesia ] – Peran serta masyarakat dalam melawan narkoba terus meningkat, baik secara personal maupun organisasi kelembagaan. Hal ini diungkapkan oleh Andy Sri Haryadi, Penyuluh Narkoba BNNP Jateng seusai mengisi sosialisasi HIV Aids dan Narkoba bagi generasi muda yang diselenggarakan oleh KNPI Kota Semarang bekerja sama dengan KPA di Grand Saraswati, jalan Singosari Raya 81 A, Pleburan, Semarang Selatan, Kota Semarang, hari ini (19/04/2018).
“Peran serta masyarakat sangat penting sekali” kata Andy. Lebih lanjut dikatakan peran tersebut lebih terlihat dari banyak bermunculannya badan anti narkoba yang didirikan oleh komunitas atau dari ormas. Secara faktual mereka (badan anti narkoba masyarakat) dapat bekerjasama dengan BNNP Jateng, “mereka ini sering memberikan informasi kepada kami selaku pemerintah terkait penyalahgunaan narkoba,” tuturnya. Diungkapkan, informasi tersebut berisikan tentang titik-titik rawan narkoba. Sedangkan untuk laporan secara personal, pada umumnya dilakukan oleh mereka yang sudah terkontaminasi atau sudah mencoba narkoba
Satu dari pengurus DPD KNPI Kota Semarang, Marjiyem memberikan tanggapan terkait dengan obat terlarang dengan memberikan pertanyaan terkait pil PCC, dan narkoba dalam bentuk permen. Menjawab tanggapan tersebut, Andy menegaskan pada tugas utama BNNP Jateng, lebih dari itu dikerjasamakan dengan instansi pemerintah yang memiliki tugas pokok tersebut. BPOM misalkan, dengan bekerjsama dengan BPOM dan lainnya maka akan ada pengendalian dari berbagai sisi.

Sementara Sekretaris KPA (Komisi Penanggulangan Aids) Kota Semarang seusai kegiatan mengatakan bahwa penderita HIV Aids di Semarang berada pada peringkat teratas. Diakui hal tersebut memang menjadikan sebuah keprihatinan, namun di sisi lain menjadikan sebuah motifasi untuk menguak lebih dalam lagi mengingat data tersebut menunjukkan sebuah fenomena gunung es yang tampak hanya pada puncaknya. Untuk itu, KPA dalam kegiatannya tak hanya sosialisasi, lebih dari itu mengimbangi dengan tes HIV. Lebih dari itu, dalam mengendalikan penyebaran virus HIV Aids dibentuk komunitas yang bisa digunakan sebagai perpanjangan.
“Alhamdulillah, terbentuk kelompok warga peduli Aids di kelurahan” kata Bambang, “dari sisi segmen, kami juga melakukan sosialisasi pada organisasi pelajar, sekolah, Ormas, penyuluh agama, mudin dan sebagainya sudah kita bekali tentang Aids” ungkapnya.
Dikatakan, dalam datanya seks bebas menjadi penyebab terbesar dalam penularan virus HIV Aids. Temuan ini dimungkinkan adanya fakta bahwa kondom hanya solusi terakhir, kondom tidak 100 persen aman dalam mencegah penyakit tersebut. Sebab itu, setia pada pasangan selalu dikedepankan dalam sosialisasi pencegahan HIV Aids. (sorotindonesia.com/arh)