Semarang, sorotindonesia.com – Dewan Pendidikan Kota Semarang (DPKS) menilai pelarangan Study Tour bagi peserta didik tidak bijaksana. Sebab pelarangan itu muncul dilandasi musibah kecelakaan bus yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024). Oleh karena itu, Dewan Pendidikan Kota Semarang meminta pemerintah agar meninjau kembali kebijakan tersebut.
Menurut Ketua DPKS Dr Drs Budiyanto SH, M.Hum., keputusan melarang Study Tour sangat tidak bijak karena dikaitkan dengan musibah kecelakaan itu. Menurutnya, pelarangan itu merupakan kebijakan tergesa – gesa dan memberangus hak peserta didik untuk berinovasi, berkreasi dan mengetahui berbagai informasi di luar sekolah. Sebab, pada dasarnya pembelajaran tersebut dapat dilakukan di dalam sekolah dan di luar sekolah sesuai situasi dan kondisi.
“Seharusnya sebelum mengambil kebijakan dilakukan kajian yang mendalam, sehingga tidak serta merta program study tour dijadikan kambing hitam, padahal belum tentu program itu tidak benar. Misalnya 95 persen orang meninggal dalam posisi tidur, tapi sampai sekarang tidur belum dilarang,” kata Budiyanto di Semarang, menjawab pertanyaan wartawan tentang adanya kebijakan pelarangan study tour bagi peserta didik, Selasa (21/5/2024).
Menurutnya, program study tour di setiap sekolah tujuannya sangat baik, salah satu sisi kemanfaatannya adalah menjadikan peserta didik untuk mengetahui dan mencintai tanah air serta mendapatkan informasi data dan fakta di lapangan terkait dengan materi-materi pembelajaran yang diperoleh di dalam kelas atau di sekolah.
Melalui study tour itulah, lanjutnya peserta didik dapat meningkatkan pengayaan pengetahuan yang lebih luas, selain itu program ini juga dapat meningkatkan semangat ikatan persatuan dan kesatuan bangsa, melalui kegiatan ini anak-anak bangsa bisa saling mengenal keragaman sebagai keniscayaan bangsa Indonesia.