Semarang, [ Sorot Indonesia ] – Perlakuan sama terhadap para penyandang disabiltas dalam fasilitas umum di tempat wisata, bandara, perkantoran ditanggapi secara positif oleh Kabid Rehabsos, Tri Waluyo dalam sarasehan malam keakraban bersama para penyandang disabilitas dan pendamping disabilitas di Hotel Azaya, Desa Kenteng, Bandungan, Kabupaten Semarang, semalam (21/04/2018). Dikatakan bahwa Dinas Sosial sudah memikirkan hal tersebut, hanya saja untuk dapat melaksanakan hal tersebut tentu ada tahapannya.
Tak hanya itu, Tri Waluyo juga mengungkapkan bahwa Dinsos telah mengupayakan kesejahteraan dan masa depan para disabel dengan mengajukan kampung tematik wirausaha kreatif difabel. Hal ini sedang dalam proses penggodokan Pemerintah Kota Semarang, “Kami berharap kampung ini bisa berlomba dengan kampung tematik yang ada di Kelurahan”. Dalam kesempatan tersebut dirinya juga berharap kekompakan semua tim, “Adanya tim-tim dimaksudkan untuk memperluas jangkauan dan memperkuat tim yang sudah ada” terangnya
Endah Susilowati pegiat organisasi HiMIKS (Himpunan Masyarakat Inklusi Kota Semarang) dalam kesempatan tersebut turut menyuarakan aspirasi. Susi merupakan orang yang mengalami low vision berharap ada upaya pemeintah dalam menggencarkan sosialisasi tentang disabilitas. Ia memberikan apresiasi atas kinerja Dinsos dalam langkah-langkah menggerakkan PSKS (Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial) sebagai bentuk kepedulian terhadap disabilitas, “semoga dengan ini para penggerak kesejahteraan sosial yang ada bisa lebih mengerti dan memahami tentang disabilitas” kata dia.
Kepala Dinsos Semarang, Tommy Yarmawan Said menyatakan bahwa saat ini merupakan tahap pembentukan karakter para PSKS. Ia berharap dalam pelaksanaannya nani bisa mendalami karakter disabel yang berbeda. Mengukuhkan, tugas dalam penanganan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) bukan sebuah tuhas yang mudah, meski jumlah PSKS yang ada kian bertambah. Dengan bertambahnya kepedulian masyarakat ia menekankan tentang pentingnya penguatan kerjasama antar PSKS yang ada di lingkungan Dinsos.
Lebih lanjut dinyatakan tentang kondisi saat ini masih banyak orangtua yang masih menyembunyikan anaknya yang disabel. Diharapkan melalui kerjasama semua unsur PSKS bila mendapati hal tersebut di lingkungannya bisa dikomunikasikan agar para orangtua bisa tercerahkan. (sorotindonesia.com/arh)