Orasi Kebangsaan, Karen Pooroe Desak Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

oleh -
Orasi Kebangsaan, Karen Pooroe Desak Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Ketua KSPPA PSI, Karen Pooroe, saat menyampaikan orasi kebangsaan di New Majestic, Braga, Kota Bandung, Kamis (22/4/2022).

BANDUNG – Ketua KSPPA (Komite Solidaritas Perlindungan Perempuan dan Anak) PSI, Karen Pooroe, menyampaikan orasi pada kegiatan peringatan 67 tahun Konferensi Asia Afrika bertajuk Deklarasi Kebangsaan Solidaritas dari Bandung Bagi Dunia yang digelar DPD PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Kota Bandung di Gedung New Majestic, Kota Bandung, Kamis (21/4/2022) malam.

Hadir pada acara yang dirangkaikan dengan kegiatan mengingat rayakan sejarah perjalanan KAA hingga lahirnya Dasa Sila Bandung tersebut, Ketua DPD PSI Kota Bandung, Yoel Yosaphat bersama jajaran, kader, para anggota legislatif Kota Bandung dari PSI serta tamu undangan.

Pada orasinya, Karen Pooroe atau yang juga dikenal dengan panggilan Karen Idol ini, menyampaikan bagaimana perempuan kerap menjadi korban secara fisik, kekerasan verbal, bahkan kekerasan seksual. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Padahal perempuan adalah penentu arah kemana generasi akan berjalan. Pemberdayaan perempuan itu adalah hal yang sangat penting.

“Perempuan adalah orang yang betul-betul harus dihargai, kesetaraan gender itu sudah menjadi isu global yang kita perlukan. Karena perempuan selalu didiskriminasikan,” ucap Karen usai acara dihadapan awak media.

Perjuangan KSPPA PSI ini tidak hanya seremonial belaka, namun diikuti oleh aksi nyata. Hal tersebut diungkapkan oleh Karen dari kegiatan KSPPA yang selama ini terjun langsung mendampingi para korban, terutama di Jawa Barat.

“Kenapa di Jawa Barat ini KSPPA sangat aktif sekali, karena di Jawa Barat kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak itu termasuk yang paling tinggi. Kita lihat yang didampingi KSPPA saat ini adalah korban dari predator seksual anak, Heri Wirawan. Lima korban didampingi oleh KSPPA, dan terus terang saja kami mendapatkan hambatan dari hulu sampai ke hilir. Bahwa restorative justice dan upaya pemulihan korban, itu sangat sulit sekali didapatkan oleh para korban,” ungkapnya.

Jadi dengan adanya momen ini, lanjutnya, menjadi momen yang penting bagi kami untuk menyuarakan apa yang sudah KSPPA lakukan, terlebih oleh KSPPA Kota Bandung.

Menanggapi dengan telah disahkannya UU TPKS (Tindak Pidana Kekerasan Seksual), disambut positif oleh KSPPA namun dengan ragam catatan.

“Kami bersyukur ya UU TPKS telah disahkan, walaupun UU tersebut sudah tereduksi (berkurang) sangat banyak sekali dari RUU sebelumnya. Dari 152 pasal itu hanya 50 pasal yang kemarin dirapatkan, lalu tereduksi lagi. Jadi, memang keberpihakan terhadap korban itu masih agak abu abu dan belum ada kepastian hukum yang betul-betul mengikat,” ujar Karen.

“Menurut kami di KSPPA, hukum di Indonesia itu belum tajam, kekerasan terhadap perempuan dan anak ini seperti puncak gunung es, dimana pucuknya semakin mengecil, kebawah semakin besar dan tenggelam. Diantaranya karena korban banyak yang tidak mau melapor, karena banyak pertimbangan, karena dari hulu sampai hilir segala sesuatunya sulit, maka itulah yang kami encourage (dorong), kami dari KSPPA mendorong kepada para korban untuk berani berbicara dan kami dampingi mereka dari proses pelaporan sampai pendampingan psikologis sampai pemberdayaan perempuan,” pungkasnya.

Kesempatan yang sama, Ketua DPD PSI Kota Bandung, Yoel Yosaphat, menjelaskan bahwa digelarnya kegiatan deklarasi kebangsaan tersebut dilasanakan dalam rangka untuk memperingati KAA, Hari Kartini dan mengajak kawula muda melek politik.

Ketua DPD PSI Kota Bandung, Yoel Yosaphat.

“Kami ingin ada masyarakat Kota Bandung, Jawa Barat dan Indonesia tau bahwa di hari yang spesial ini, di hari peringatan KAA, semua orang bisa mendapatkan makna. Ada tiga makna yang kita sampaikan. Pertama, makna kita memperjuangkan kesetaraan perempuan, kedua, makna kita memperjuangkan semangat toleransi di Kota Bandung, Jawa Barat dan Indonesia, serta dunia, karena KAA ini dari Bandung untuk dunia. Ketiga, semangat untuk anak-anak muda yang mungkin kurang peduli dengan politik dan kami undang untuk masuk ke dalam politik praktis supaya mereka ikut andil dalam perubahan mulai dari Kota Bandung, mungkin nanti provinsi dan nasional, yang penting mereka mau terjun. Hal-hal itu yang kami suarakan,” jelasnya.

“Jadi saya berharap, hari ini adalah gaung dimana PSI tidak tinggal diam. PSI itu ada di Kota Bandung, punya semangat dan impian untuk membuat Kota Bandung menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kita butuh yang progresif, transparan dan semangat muda,” tandasnya.

[st]

Comments

comments